"Selamat siang, Pak Guru. Terima kasih, Pak Guru."
Seluruh Murid di dalam ruangan kelas 7.2 pun menyapa Guru tersebut dengan begitu serentak.
"Baik, selamat siang juga, Anak-anak. Tolong, jangan lupa jadwal piket kebersihan kelas tetap dilaksanakan ya," pinta Guru tersebut pada seluruh Murid 7.2 yang berada di dalam ruang kelas tersebut.
"Baik, Pak," jawab beberapa dari mereka dengan serentak,dan Pak Guru tersebut pun langsung meninggalkan ruangan kelas mereka.
Di ruangan kelas mereka terdapat mading kecil, yang di mana mading tersebut diperuntukkan sebagai tempat untuk menempel kertas-kertas hasil print yang berisikan nama mereka dengan jadwal piketnya masing-masing, serta nama mereka dengan bagian kepengurusannya.
Ketua Kelas pun maju ke depan, dan ia membacakan jadwal piket di ruangan kelasnya hari ini. "Oke guys. Hari ini yang piket ada Marie, Felany, Evan, Giovano, dan Apriando. Tolong kerja samanya ya, teman-teman. Makasih."
"Oh iya, petugas kebersihan kelas—Marie dan Emily, jangan lupa awasi mereka yang piket juga ya. Ingat! Jika kabur, maka kalian akan kena denda dan kalian akan mendapatkan hukuman juga pastinya. Mengerti?" ucapnya lagi.
Ia memperingatkan seluruh teman-temannya untuk tetap melaksanakan tugas sesuai jadwal dan kepengurusannya masing-masing, sesuai dengan apa yang sudah tertempel di kertas tersebut.
"Duh, mana gue piket juga lagi. Kabur nggak ya?!" batin Marie. Ia sedang merasakan betapa malas dirinya saat ini untuk melaksanakan tugas jadwal piket dan tugas kepengurusannya setiap hari di ruangan kelasnya itu.
Hari ini merupakan hari Jumat, tepat di mana Marie mendapat tugas piket di kelasnya. Ia harus mengawasi setiap teman-temannya yang piket bersamanya, sekaligus ia harus menjaga seluruh alat-alat kebersihan kelasnya agar tetap utuh dan tidak hilang diambil anak kelas yang lain.
Namun, di tengah mereka sibuk melaksanakan tugas piketnya, anak dari kelas lain datang ke ruangan kelasnya dan berusaha meminjam sapu yang sedang tidak terpakai, akan tetapi kedua sapu itu masih terpakai semua.
Tok
Tok
Tok
Anak tersebut mengetuk pintu kelas mereka dengan begitu kuat, sehingga bunyinya yang sangat berisik itu mengganggu mereka yang sedang menjalankan piket. Marie yang sudah merasa sangat jengkel dan kesal tersebut pun langsung menghampirinya dan ia membuka pintu kelasnya dengan kasar.
"Apa sih? Berisik banget tahu nggak?!" gerutunya pada anak tersebut.
"Oh, sorry. Gue cuma mau pinjam sapu sih," jawabnya seraya berdiri di depan pintu dan melihat seluruh isi kelas.
"Nggak ada. Semuanya lagi dipakai noh," ketus Marie dengan raut wajahnya yang masih kesal dan menunjukkan kelasnya dengan membuka pintu sangat lebar.
"Pelit banget sih."
"Mana sapunya? Pinjam lah satu. Sebentar saja. Setelah itu langsung dikembalikan, janji deh gue," jawabnya seraya mengangkat jari kelingkingnya di depan wajah Marie.
Marie yang sudah sangat lelah menghadapinya dengan emosinya yang sudah terkuras pun langsung memberikan sapu yang telah selesai ia gunakan pada anak tersebut. "Nah, nah, pakai saja sapu ini nih," ucap Marie seraya menyodorkan sapu tersebut dengan kasar padanya.
"Nah gitu dong, kan enak."
"Ya sudah kalau begitu, makasih ya," jawabnya seraya tertawa, lalu pergi meninggalkan kelas tersebut dengan cepat.
Temannya yang penasaran tersebut pun segera menghampiri Marie. "Kenapa, Mar?" tanyanya pada Marie yang masih berada di ambang pintu.
"Eh, enggak. Nggak apa-apa kok. Tadi dia itu cuma mau pinjam sapu kelas kita doang, jadinya gue kasih deh sapu yang sudah gue selesai pakai tadi ke dia, daripada berisik di sini, mengganggu ketenangan kan?"
YOU ARE READING
Calvarie | Revisian [Segera Terbit]
Teen FictionKala itu, Marie yang sedang piket di ruang kelasnya merasa sangat kesal akan tingkah laku seorang pemuda yang merupakan teman seangkatannya, dan pemuda tersebut bernama Calvin. Kesan pertama itu membuat Marie sangat tidak menyukainya, karena tingkah...
![Calvarie | Revisian [Segera Terbit]](https://img.wattpad.com/cover/390752207-64-k223756.jpg)