"Yaya ada urusan sama bang Gem kah?" tanya Blaze dengan raut penasarannya. Sementara Yaya mengangguk mengiyakan pertanyaan si gadis api.
"Hu'um. Gue sama Gempa masuk club jurnalistik. Kebetulan juga gue sama dia ambil bagian di departemen yang sama, dan... nggak lama lagi bakal ada event yang diselenggarakan club kita. Jadi gue mau diskusi berdua dulu sama Gempa. Berhubung di departemen kita cuman kita berdua doang yang seangkatan" Blaze mengangguk paham.
"Semangat deh kalau gitu" Yaya mengembangkan senyumnya.
Tak lama setelahnya, Gempa kembali dengan membawa nampan berisi segelas minuman dingin dan sepiring kue kering.
"Silahkan dinikmatin Ya. Gue mau ganti baju dulu" Yaya mengangguk disertai senyum lembutnya.
Sementara itu, Gempa menatap ke arah Blaze sejenak. Tidak seperti biasanya Blaze yang selalu aktif, hari ini gadis itu tampak lesu.
"Kenapa lo? Tumben lesu amat?" Blaze menghela nafasnya.
"Banyak banget tugas bang. Energi gue sampe terkuras habis" Gempa terkekeh mendengarnya.
"Tumben banget. Oh ya, baru lo yang balik nih?" Blaze menggeleng.
"Udah ada bang Hali sama si Fannie. Mereka pulang bareng tadi. Mungkin lagi rehat" ujar Blaze membuat Gempa sejenak terdiam. Ia kembali merasakan hatinya seperti dicubit. Jika diperhatikan, belakangan Taufan dan Halilintar memang semakin lengket.
"Ah, gitu yah?" Blaze mengangguk. Gadis itu dengan jelas bisa melihat wajah Gempa yang berubah masam. Entah apa yang akan terjadi pada pemuda itu jika melihat seperti apa lengketnya Taufan dan Halilintar sekarang. Keduanya bahkan tidak segan mencium satu sama lain. Meski bukan ciuman di bibir, tetap saja itu agak berlebihan.
"Ya udah, kalau gitu gue ganti baju dulu" Blaze dan Yaya mengangguk. Setelah itu Gempa langsung pergi meninggalkan ruang tamu.
Tepat saat itu seorang gadis memasuki area ruang tamu dorm. Ia mengerjap saat mendapati Yaya dan Blaze yang berbaring lesu di sofa panjang.
"Loh? Ada kak Yaya" Yaya yang tadinya sibuk dengan I-padnya menoleh. Senyumnya mengembang saat mendapati Thorn yang menatapnya dengan tatapan tanya.
"Halo Thorn, baru balik yah?" gadis dengan manik emerald itu mengerjap, lalu mengangguk.
"Iya. Ada praktikum tadi soalnya. Makanya pulang telat" Yaya mengangguk paham. "Kak Yaya ada urusan yah di sini? Tumben jalan ke sini".
"Yahh... gitu deh. Gue ada urusan sama Gempa. Mau diskusi masalah event club jurnalistik soalnya" Thorn mengangguk paham.
"Gue pulang!" mendengar seruan yang cukup menggelegar itu, ketiga gadis itu menoleh. Mereka menemukan Solar yang baru kembali. "Loh Thorn? Udah sampe ternyata. Pusing gue nyariin lo, taunya udah balik. Balik sama siapa lo?".
"U-umm maaf Sunshine. Thorn balik sama temen tadi. Oh ya, Thorn lagi capek banget. Thorn naik dulu ke atas yah?" ketiga eksistensi itu mengangguk. Thorn pun segera pergi. Begitu pula dengan Solar yang juga langsung berpamitan setelahnya.
"Kenapa lagi tuh bocah?" gumam Blaze saat merasa ada sesuatu yang janggal pada sahabat daunnya. "Besok-besok aja dah gue tanyain" gadis itu membatin dan nyaris tertidur kalau saja Gempa yang baru kembali dengan stelan santainya tidak menegurnya.
"Ze, pindah ke kamar gih. Jangan tidur di sini" gadis api itu mendengus lalu menatap penuh protes pada Gempa.
"Kenapa? Lo mau mesra-mesraan sama Yaya yah?" Gempa menghela nafas dan menatap jengah pada Blaze. Beda lagi dengan Yaya yang terkekeh geli melihat interaksi Gempa juga Blaze.
YOU ARE READING
ELEMENTAL DORM || SLOW UPDATE
FanfictionDisclaimer : Boboiboy and other characters belongs to Animonsta. The author just borrow the name. Warning : Bahasa non baku, harsh word, typo bertebaran, gaje dan kekurangan lainnya. Cerita mengandung unsur gender switch. Jadi kalau nggak suka, bisa...
CHAPTER 07 - SUDUT PANDANG ICE & BLAZE
Start from the beginning
