Sasuke menatap tajam sang kakak. Tidak ada sedikitpun kebohongan dari sorot matanya. "Aku serius," ujarnya, dengan ekspresi dingin, tidak terlihat bercanda sama sekali.

Dalam waktu sekejap, suasana di dalam ruangan itu menjadi dingin. Semua orang di tempat itu, menjadi percaya dan tidak percaya pada ucapan Sasuke. Bahkan Shikamaru yang sejak tadi memejamkan matanya, kini menatap Sasuke tanpa berkedip. Seluruh ekspresi orang-orang di dalam ruangan itu tertarik dengan ucapan Sasuke. Sang Uchiha muda pun menatap tamu-tamu kakaknya. Ia menatap tamu-tamu itu tajam seolah mengatakan, 'memangnya-sangat-bermasalah-jika-aku-memiliki-kecengan?'

"Baiklah. Jangan terlalu banyak berdebat, Kawan. Kita tidak memiliki banyak waktu di sini. Terlebih dirimu, Itachi," ujar Menma, mengangkat kedua bahunya. Ia menatap kembali layar ponsel pintarnya. Kemudian tamu-tamu kakaknya pun mulai mengalihkan perhatiannya pada hal lain.

Sasuke menatap teman-teman kakaknya yang mulai sibuk dengan diri mereka sendiri.

Sasuke menatap kembali sang kakak. Ia menghela nafas. Jika ada orang yang lebih pintar dari Itachi Uchiha bisa diajak satu ruangan, pasti Sasuke lebih memilih orang itu daripada kakaknya yang tidak bisa dibaca ekspresinya dan bicaranya sangat pedas.

"Oke, oke," ujar Itachi, mengalah. "Aku akan pertegas di sini agar semua orang mengerti," jeda sejenak. "Kau mengundang kami untuk membantumu dalam penilaian cara bicaramu di depan para fansmu, bukan?" tanya Itachi, memulai kembali pembicaraan. Ia melihat kertas di tangannya, dan memperbaiki letak pena di jari-jarinya, siap untuk mencatat. "Lalu, apa yang bisa kami bantu sekarang ini?"

Sasuke menelan ludahnya sejenak. Ia memejamkan mata, dan membukanya secara perlahan. Tenang. Tenang. Tenang. Ia mengucapkan kata tersebut sebanyak tiga kali sebelum menarik nafas, menghembuskan udara secara perlahan, dan memulai ceritanya. Jika sudah seperti ini, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain...

Bercerita segalanya pada sang kakak semua isi bukunya.

"Kalian hanya perlu mendengarkan saja dulu," bisik Sasuke. "Mendengarkan sebuah cerita yang dimulai dari eksperimen seseorang. Eksperimen yang sangat penting, dan pantas diberi nobel karena kehebatannya," Sasuke patut berbangga diri dengan tokoh di dalam bukunya itu. Ia bersiap-siap memasang tembok pada wajahnya, ketika tamu kakaknya berhenti sibuk dengan diri mereka sendiri, mencuri dengar cerita Sasuke.

"Eksperimen yang bahkan kau sendiri gila karenanya, dan pasti membuat kau membenci hari ulang tahunmu sendiri."

Dan...

Saat itu...

Cerita pun dimulai.

Skenario Dunia Mobil

Disc: Masashi Kishimoto

Pairing: SasuNaru

Rat: M

Warn: OOC, miss typo(s), yaoi, NC-21, lime/lemon, dan masih banyak hal lagi.

Cerita ini semata-mata hanya untuk kesenangan pribadi author, bukan dibuat untuk merugikan siapapun, termasuk merugikan pengarang Naruto asli—Masashi Kishimoto.

Cerita ini bukanlah untuk diplagiat, terlebih hanya untuk di copy-paste.

19 Desember 2011,

Bengkel Kerja Sasuke.

Suna, Pulau Hokaido.

Sasuke Uchiha si jenius.

Sejak kecil Sasuke sudah mendapat title tersebut, hingga dia tidak tahu kapan terakhir kali seseorang pernah mengguruinya. Pada umurnya yang terbilang muda, tepat di hari ulang tahunnya, ia berhasil lulus dari universitas terbaik di London, dengan berbagai macam gelar. Bukan hanya double degree yang diperolehnya, tetapi triple, bahkan bisa lebih gelar yang dia dapatkan dalam waktu bersamaan. Sasuke makhluk sempurna, begitulah yang orang-orang nilai darinya. Selain kejeniusannya, diapun terkenal karena tingkat perekonomian keluarganya yang di atas rata-rata, wajahnya yang tampan (tidak terlihat nerd sama sekali walaupun dia seorang kutu buku dan ilmuwan), serta suara baritonnya yang bisa membuat seorang nenek yang sudah menikah selama 64 tahun bercerai hanya untuk dijadikan madu oleh sang Uchiha.

Skenario Dunia Mobil (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang