Chapter 1

9.2K 441 56
                                    

Sasuke Uchiha (27), si jenius yang berasal dari Kota Konoha menatap dingin orang-orang di hadapannya. Kedua bola mata sang bungsu menggelap, nampak kosong. Sungguh ia tidak tahu apa yang sekarang dia rasakan. Ia hanya bisa merasa gerah, ketika sang kakak mulai menggoreskan tinta pada sebuah kertas yang dijepit pada papan dada. Ditambah lagi, ruangan yang luas serba putih itu tiba-tiba menjadi sesak, ketika banyak sekali tamu untuk dia di hari ini, tamu yang diundang oleh Sasuke sendiri pada saat hari ulang tahunnya.

Sasuke menarik nafas, dan menghembuskan nafas perlahan. Ia ingin menghapus peluh yang membasahi keningnya. Sayang sapu tangan yang sempat dia sediakan sebelum berangkat ke kediaman sang kakak tertinggal di dalam kamarnya. Ia bahkan terlalu malas untuk beranjak dari tempat ini dengan tujuan mengambil tisu di salah satu meja yang ada di ruangan tersebut.

"Jadi, apa tujuanmu, Sasuke?" tanya Itachi (29) dengan alis terangkat tinggi. Ia menatap Sasuke dari balik kacamata berbingkai silver-nya. "Cepat katakan, apa yang membuatmu memanggil mereka semua kemari? Aku harap alasanmu memanggil kita kemari tidaklah mengecewakan karena kau sudah merepotkan, sekaligus menghabiskan waktu penting mereka dengan panggilan mendadak ini. Bahkan beberapa dari mereka datang dari luar negeri, hanya untuk memenuhi panggilanmu."

Sasuke mendengus mendengar ucapan Itachi.

Teman-teman Itachi tidaklah datang untuk memenuhi undangan Sasuke atau mencoba berbaik hati layaknya seorang ibu peri di cerita Cinderella. Mereka semua datang untuk kepuasan pribadi mereka sendiri. Hei, siapa yang tidak akan tergiur untuk memenuhi undangan the greatest Uchiha Sasuke yang kehebatannya sudah tidak diragukan lagi?

Sasuke mendelik kesal pada sang kakak. "Kau jangan berkata sekeras itu. Aku tahu apa yang aku lakukan," ujar Sasuke. "Lagipula, undangan ini tidaklah akan merugikan bagi mereka, maupun dirimu," Sasuke bergerak gusar. "Kemudian... Aku rasa mereka datang kemari bukanlah karena undanganku, melainkan hanya ingin bersenang-senang," delik Sasuke pada teman-teman Itachi yang sekarang ini tersenyum penuh maksud ke arah sang Uchiha bungsu.

Dengusan terdengar dari bibir Itachi. "Jadi sekarang," Itachi menghela nafas. "Apa bisa kau langsung ke saja inti permasala—"

"Aku hanya ingin meminta penilaian mengenai bukuku saja," Sasuke memotong ucapan sang kakak, gerah dengan pertanyaan Itachi. "Sebelum aku pergi ke jumpa fans dan menghadapi beberapa pertanyaan mereka. Aku harap kalian bisa membantuku," raut wajah Sasuke berubah serius.

Suasana di dalam ruangan kerja yang didominasi warna serba putih itu hening seketika. Sasori, Sai, Shukaku, Shikamaru, si kembar Pain-Yahiko, Menma, dan teman-teman perkumpulan Itachi lainnya menatap Sasuke seolah Uchiha muda adalah makhluk paling langka di dunia ini. Sasuke membutuhkan bantuan seseorang? Sejak kapan? Terlebih teman-teman Itachi yang notabene tidak terlalu dekat dengan Sasuke yang introvert. Tetapi, di sinilah sisik menariknya. Seorang Sasuke meminta bantuan seseorang. Tentu saja akan membuat orang-orang yang diminta bantuan akan penasaran.

"Kau pasti bercanda," Itachi mendengus, tidak percaya Sasuke bisa meminta seseorang untuk menolongnya. Ia memutar kedua bola matanya. "Jika kau ingin berkata bohong, jangan lakukan kepadaku. Aku tidak akan pernah mengizinkanmu keluar dari tempat ini, sampai masalah "kita" selesai, dan semua orang yang kau undang mengerti alasan kau memanggil mereka kemari. Apa kau tidak merasa bersalah telah mengundang mereka kemari?" ujar Itachi, tidak akan mempersilahkan adiknya untuk kembali ke tempat yang lebih tenang dari ruang kerjanya.

Sasuke menghela nafas sejenak. Bukan salahnya, jika orang-orang itu memenuhi undangannya, mereka saja yang selalu ingin tahu urusan Sasuke, sehingga sedikit saja sinyal kehidupan dari Sasuke akan langsung dihampiri mereka, seperti stalker saja. Sasuke yang hanya mengundang mereka melewati email memang tidak berharap banyak bisa kedatangan tamu sebanyak ini bertepatan pada hari ulang tahunnya. Ia hanya berharap teman-teman kakaknya akan membalas beberapa pertanyaan melalui bukunya, walaupun hanya melewati email. Yeah, tidak disangka teman kakaknya malah bereaksi berlebihan. Bukan satu atau dua orang teman kakaknya yang memenuhi undangan Sasuke untuk berbincang-bincang, melainkan seluruh teman kakaknya—tepat di hari yang sama, seperti janjian saja—datang menemui Sasuke. Eh, atau memang mereka melakukan janjian untuk menghakimi Sasuke?

Skenario Dunia Mobil (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang