✯
“Kenapa si By, lo gak balikan aja sama kak Raiden?”
“Ngapain balikan sama orang sakit kaya dia."
Bukan, bukan Ruby yang menjawab pertanyaan dari Vera. Melainkan Rega. Sahabatnya ini sepertinya mempunyai dendam kesumat pada Raiden. Karena setiap bahas dia, darah tinggi Rega naik seketika.
“Gimana ya? Aku masih sayang sebenarnya sama kak Rai, cuma ya gitu, males kalau harus bareng lagi.” Nah kalau ini baru Ruby yang menjawab.
“Ngapain By lo masih gamonin orang kaya dia? Lo gak inget gimana posesifnya dia ngelarang lo buat gak ngelakuin ini itu? Sifat cemburu dia yang berlebihan? Sifatnya yang mudah kepancing emosi?”
Jika bertanya, mengapa Rega membenci manusia bernama Raiden ini, lantaran lelaki itu hampir membuat persahabatannya dengan Ruby berakhir.
Raiden terlalu overprotektif, cemburuan, dan tempramental.
Dia sering kebakar jenggot jika melihat Ruby dengan lelaki lain. Paling parah, Rega sempat adu jotos dengan lelaki itu karena ketahuan pergi berdua, padahal Ruby sudah meminta ijin darinya. Dan korban adu jotos atas rasa cemburu Raiden bukan hanya Rega, banyak.
Maka dari itu Ruby memutuskan untuk menyelesaikan hubungan mereka, karena Raiden sudah terlalu toxic, walau sesudah putus dari Raiden, Ruby memutar lagu Oceans & Engines milik NIKI sehari lima belas kali.
Karena Ruby masih sangat sayang pada pemuda berkelahiran April itu, tapi hubungan mereka memang harus diselesaikan.
Walaupun sudah selesainya hubungan mereka, Raiden tetap tak berhenti menganggu dirinya.
“Tapi lo seneng kan Ga, Ruby putus sama dia? Karena lo jadi punya kesempatan?” tanya Vera.
Si polos Ruby yang sedikit kebingungan dengan pertanyaan terakhir Vera bertanya, “Kesempatan apa?"
Rega mendecak, “Kesempatan buat main sama lo tanpa diganggu si bangsat!”
Vera tertawa, ini lucu menurutnya. Sedang Ruby menegur Rega untuk tetap menjaga nada bicaranya.
“By, gue tanya ini karena penasaran ya, kalau gak mau dijawab juga gapapa,” Vera diam, Ruby mengangguk, “lo pernah ciuman gak si sama kak Raiden?”
Ruby tersedak air liurnya sendiri kala mendengar pertanyaan Vera, kali ini pipinya mengeluarkan semburat merah muda yang menjalar hingga kebelakang telinga.
“Apasih pertanyaan lo? Jelas enggak per—"
“Pernah.”
Perkataan Rega terpotong, padahal dia sedang mati-matian menyangkal jika Ruby pernah berciuman dengan Raiden, walaupun tak mungkin, tapi memikirkan bagaimana mereka beradu mulut membuat hatinya remuk.
“SERIUS?"
Berbeda dengan Rega yang kali ini terdiam dengan tatapan sayunya —tidak ada yang menyadari itu— Vera malah bertanya antusias, karena dari sudut pandang Vera, Ruby adalah anak yang alim yang mungkin tidak akan melakukan hal senonoh sebelum menikah, namun ini Raiden, mungkin jika Vera diposisi Ruby, dia juga tidak akan tahan jika tidak bersilat lidah dengan lelaki sepanas Raiden Artha Dewangga.
Ruby mengangguk, Vera kembali bertanya, “Gimana rasanya? Kak Raiden good kisser, kan?”
Gebrakan kecil yang berasal dari Rega membuat perhatian mereka berdua teralih, Vera menatap dengan tatapan 'apasi lo, ganggu' sedangkan Ruby menatapnya bingung.
“Lo pada ngapain sih bahas begituan? Inget woi, kita masih di sekolah, kalau ada yang denger, gimana?"
“Bilang aja jealous.” ini Vera yang menggumam.
“Sorry, kamu masih gak suka sama kak Raiden, ya?"
“Gausah nanya. Dendam kesumat gue sama dia.”
“Ekhem. Daripada bahas masa lalu terus, gimana kalau kita next ke orang ketiga? Soalnya kalian pasti gabakal nyangka.”
“Siapa?"
“kak Rama Buana.”
✯
happy birthday nyang leader-nim, my painkillers, my otherhalf, my babies, my word! 💞
Made with love, by MILO.
ESTÁS LEYENDO
Ruby Effect - Woncentric
FanfictionPerjalanan Vera dalam meyakinkan Ruby bahwa temannya ini sedang disukai oleh 6 orang sekaligus dalam satu waktu. woncentric, alias all memb x won! © mauvelf
