Sandara menghela nafas. Kenapa sudah selesai? Dia kan baru liat sebentar. Masih kurang! Batin Sandara kesal.

Baru saja gadis itu hendak mengangkat kaki dari tempatnya bersembunyi ketika ia tak sengaja menangkap bayangan gadis-gadis yang tampak familiar. Tidak… sekali lihat juga langsung tahu siapa mereka itu.

“Ah Yuri-ssi! Yoona-ssi! Seohyun-ssi!” Donghae melambaikan tangannya.

Gadis-gadis itu balas menyapa. Seketika semua mata menatap mereka. Terlebih kebanyakan orang di tempat itu bergender laki-laki. Bahkan tidak sedikit staff yang memandang iri ketika member Suju berjabat tangan dengan mereka.

Mwoya? Kalau dengan SNSD aku tidak ingin lihat!” bisik Sandara kesal.

***

Kyuhyun POV

Flashback

“Umm, Kyuhyun-ssi… tadi itu… kau ingin bilang apa?” tentu saja gadis itu minta penjelasan sekarang. Ah! Bagaimana sekarang? Kenapa kau ini begitu babo Kyuhyun-ah? Apa kau tidak bisa membedakan yang nyata dan hanya khayalan? Di mana akal sehatmu???

Wae? Memangnya apa yang sedang kalian bicarakan?” Kenapa juga ada Donghae-hyung di sini? Ini semakin mempersulitku!

Mwo? Memangnya tadi aku bilang apa?” Jawabku balik bertanya. Pura-pura bodoh adalah pilihan terakhir yang kupunya.

“Kau bilang…” gadis itu terlihat ragu. Apakah dia akan mengatakannya? Di depan Donghae-hyung? Semoga tidak!

“Kau bilang… aku terus mengikutimu sehingga membuat hidupmu tidak tenang.”

Mwo? Kau bilang begitu?” Donghae-hyung menatapku tidak percaya. Tidak bisa kubayangkan betapa Donghae-hyung sangat penasaran sekarang. Gadis itu… kuharap ia tidak berkata lebih dari ini.

“Kau bilang kau memikirkanku. Setelah aku pergi kau semakin memikirkanku dan kehilangan oksigenmu. Kau berharap bertemu denganku lagi sehingga kau bisa mengatakan satu hal padaku. Apa itu?”

Aku bisa merasakan Donghae-hyung sedang menatap intens padaku. Aku bertaruh dia sangat menanti kelanjutannya. Dia pikir dia sedang menyaksikan drama, heh?

“Oh yang itu. Hahaha… kau salah paham, Hyemin-ssi.”

“Maksudmu?”

Benarkah jika kukatakan ini? Tapi bagaimana lagi… aku tidak punya ide lain!

“Aku kira…” Kenapa aku begitu takut mengatakannya? Harusnya tidak apa-apa kan? Paling dia akan mengomel dan mengataiku bodoh. “Um…Aku kira kau ini Seohyun.”

“Seo-Seohyun?”

“Umm… akhir-akhir ini aku kurang istirahat sehingga suka berhalusinasi. Jadi ya… aku salah melihatmu sebagai Seohyun tadi.”

Seketika juga raut wajah Hyemin berubah. Dia seperti sedang berusaha menerima perkataanku barusan. Ada yang salah? Atau hanya perasaanku saja?

“Kau di sini rupanya! Waa… ada Kyuhyun oppa dan Donghae oppa juga,” perhatianku beralih. Seorang gadis datang ke tengah-tengah kami. Aku ingat dia. Minji, teman Hyemin. Dia menghampiri Hyemin namun gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya. Ia seakan tengah tenggelam dengan pikirannya yang entah apa.

Namun semakin lama semakin jelas. Dari pergerakkan bahunya, menunjukkan nafasnya yang pendek berderu cepat. Dari pinggir matanya yang tersembunyi, ada genangan air yang kian tebal. Refleks membuat hatiku terkena dampaknya. Perasaan gelisah menguar menggrayangi seluruh tubuh dan organku. Sekaan ada dorongan kuat untuk merengkuhnya.

Dorm in LoveWhere stories live. Discover now