Part 21

13.8K 511 19
                                    

Happy reading guys~

.

.

.

Alex's POV

Duniaku runtuh seketika saat mendengar kenyataan menyakitkan ini. Kenyataan pahit yang menghancurkan perasaanku.
Apakah aku sudah terlambat untuk memperbaiki semua? Apakah sudah tidak ada lagi kesempatan untukku?
Inikah akhir dari kisah cinta dan penantianku selama ini?
Inikah yang disebut takdir? Takdir yang sangat menyakitkan.

***

Pria itu tersenyum kemudian menjulurkan tangannya padaku. Aku berusaha tersenyum dan membalas menjabat tangannya.

"Parker Alova." dia memperkenalkan diri padaku.

"Alexander Fransiscus." ucapku kemudian melepaskan jabatan tangan aku dan Parker.

Parker menoleh menatap Rachel kemudian membelai lembut rambut Rachel.
Matanya begitu teduh menatap Rachel dan senyumnya sangat hangat ketika tersenyum pada Rachel. Jelas sekali menggambarkan kalau Parker sangat menyayangi Rachel.
Pemandangan dihadapanku saat ini berhasil membuat hatiku seperti tertusuk ribuan pisau tajam.
Seperti inikah perasaan Rachel saat melihatku dan Jeni saat itu?

"Aku rasa, kamu dan mantan suamimu membutuhkan waktu untuk berbicara. Aku akan menjemputmu sore nanti." ucap Parker masih terus membelai rambut Rachel.

Apa yang tadi dia katakan?! Mantan suami?! Aku, mantan suami Rachel?! Sejak kapan aku menjadi mantan suami Rachel?! Aku masih suaminya yang sah!
Perkataan Parker sukses membuatku kebakaran jenggot.

"Oke, Alex. Tenang. Jangan terpacing emosi. Semua ini terjadi karena diriku. Akulah yang menyebabkan semua kekacauan ini." ujarku dalam hati sambil berusaha menenangkan diri.

Aku menarik nafas dalam-dalam kemudian perlahan menghembuskannya, "Tenang, Alex. Tenang." ujarku lagi dalam hati.

"Baiklah, sampai jumpa nanti sore." ucap Rachel pada Parker.

Parker terkekeh kemudian mengacak-acak rambut Rachel dengan gemas.
Rachel hanya tersenyum malu saat Parker mengacak-acak rambutnya.

Aku mendengus kesal melihat tingkah mereka.
Rachel selalu marah ketika aku mengacak-acak rambutnya, sedangkan sekarang dia malah tersipu saat Parker mengacak-acak rambutnya.
Sungguh pemandangan yang membuatku naik darah!

"Sepertinya ini menarik." Parker menyeringai dan mengedipkan matanya pada Rachel.

Menarik? Apa yang menarik?

Rachel menganggukan kepalanya sambil terkekeh, "Sangat menarik. Ikuti dan lihatlah apa yang akan terjadi."

Sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan? Aku sama sekali tidak mengerti dengan pembicaraan mereka.

"Baiklah, aku pergi dulu." Parker menoleh menatapku kemudian tersenyum ramah.

Aku membalas tersenyum seramah mungkin, walaupun aku yakin senyumku saat ini pasti terlihat dipaksakan.

"Senang berkenalan denganmu, Alex." Parker menepuk pelan bahuku dan berjalan begitu saja keluar butik.

Setelah melihatnya dengan pasti keluar dari butik, aku mengalihkan pandanganku menatap Rachel.
Raut wajahnya langsung berubah saat menatapku.
Tatapan matanya begitu sendu. Terlihat jelas kesedihan dan kekecewaan dimatanya.

"Hael.." panggilku lirih.

Rachel hanya memasang wajah datar menatapku, "Duduklah." ucapnya kemudian berjalan menuju sofa yang tadi dia duduki bersama Parker.

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang