Setelah pertemuan terakhir mereka, Jisoo kembali ke apartemennya lebih awal. Dia merasa ada sesuatu yang ganjil di balik penyelidikan mereka, tetapi belum tahu pasti apa itu.
Sementara itu, Jennie memutuskan untuk tetap berada di rumah sakit lebih lama karena pikirannya terlalu penuh. Chaeyoung dan Lisa tinggal di rumah mereka, mencoba mengisi waktu dengan aktivitas sederhana, tetapi suasana terasa tegang.
Lisa memecah keheningan. "Eonni, kenapa rasanya kita seperti bergerak dalam lingkaran? Aku pikir kita akan menemukan sesuatu yang besar setelah kemarin."
Chaeyoung menatap adiknya dan menghela napas. "Kita mungkin memang bergerak maju, tapi arah kita masih samar. Itu yang membuat frustrasi."
Tak lama kemudian, pesan dari Jisoo ke grup obrolan mereka, mengajak untuk bertemu malam itu.
"Ada apa?" Tanya Lisa
"Ada pesan dari Jisoo eonni. Kita harus bertemu lagi malam ini" Ucap Chaeyoung dibalas anggukan oleh Lisa.
.
.
.
.
.
.
Di Apartemen Jisoo
Jennie datang paling terakhir. Wajahnya tampak lelah, tetapi dia menyembunyikan emosinya dengan sikap dingin seperti biasa. Chaeyoung menyodorkan segelas teh hangat.
"Minum ini dulu, Eonni," katanya pelan. Jennie hanya mengangguk dan mengambilnya tanpa banyak bicara.
Setelah semua duduk, Jisoo memulai diskusi.
"Aku menemui salah satu teman lama ayah hari ini. Seseorang yang bekerja dengannya di perusahaan sebelum menikah lagi. Dan dia menyebutkan sesuatu tentang... ibu tiri kita." Ucap Jisoo.
"Teman lama Appa? Apa yang dia katakan?" Lisa mencondongkan tubuh ke depan.
Jisoo menghela napas panjang. "Katanya, pernikahan Appa dengan wanita itu bukan sekadar cinta biasa. Ada tekanan besar dari pihak luar, yaitu tekanan yang mungkin melibatkan Lee Kang Ho."
Jennie langsung bersandar ke kursi dengan ekspresi terkejut.
"Lee Kang Ho lagi? Kenapa nama itu terus muncul di mana-mana?" Ucap Jennie frustasi.
"Karena dia adalah benang merahnya." jawab Jisoo tajam.
"Teman Appa bilang, sebelum menikah lagi, Appa menghadapi ancaman serius. Bisnisnya hampir bangkrut, dan dia membutuhkan dukungan finansial. Saat itulah Han yuji muncul bersama dengan koneksi yang dia miliki." Ucap Jisoo lagi.
"Tunggu, apa maksudmu Han yuji menyelamatkan bisnis Appa?" Chaeyoung bertanya dengan bingung.
"Bukan hanya menyelamatkan, tapi dia juga menjadi pintu masuk Lee Kang Ho ke dalam hidup Appa." jawab Jisoo tegas.
"Menurut temannya, setelah menikah, Appa mulai kehilangan banyak kontrol atas perusahaan. Beberapa keputusan besar tidak lagi dibuat oleh ayah, tetapi oleh pihak-pihak yang terkait dengan Han yuji." Ucap Jisoo melanjutkan ceritanya.
Lisa menggigit bibirnya. "Jadi... Wanita itu sebenarnya bagian dari rencana besar Lee Kang Ho?"
"Itu kemungkinan besar." kata Jisoo. "Tapi kita belum punya bukti konkret."
Jennie akhirnya angkat bicara. "Kalau begitu, apa langkah kita selanjutnya? Tidak mungkin kita hanya duduk di sini dan membuat asumsi."
"Kita butuh akses ke dokumen Appa," kata Jisoo. "Ada arsip lama yang mungkin dia simpan di kantor rumahnya. Aku yakin ada sesuatu di sana yang bisa memberi kita petunjuk lebih jelas."
Jennie mendengus. "Tapi rumah itu milik Han yuji sekarang. Tidak mudah masuk ke sana."
"Iya, Penjagannya pasti begitu ketat ". Ucap Lisa khawatir.
YOU ARE READING
Ties That Bind
FanfictionIkatan darah tak pernah mudah diputus, meskipun waktu dan luka memisahkan mereka. Empat saudara yang membawa beban masa lalu kini harus kembali bersama untuk menghadapi kenyataan yang tak terhindarkan.
