PROLOG & CAST

372 18 1
                                        


10 Oktober 2007.

Suara keramaian terdengar keras, suara kesenangan, kebahagiaan dan kegembiraan. Pagi yang cerah ini disuatu tempat yaitu Panti Asuhan terdapat banyak sekali anak-anak bermain bersama-sama di halaman depan.

Berbeda dengan anak-anak yang lain. Didalam salah satu kamar Panti Asuhan, terdapat lima anak laki disana. Bukan hanya mereka. Mel, atau Bunda Mel yang merupakan sosok Ibu dari anak-anak Panti Asuhan itu juga berada disana.

"Bimo, Junet, Tomtom, Oza, Zebe. Kalian semua kan udah SD nih, dikit lagi juga kalian lulus." Lembut Bunda.

"Bunda mau nanya sama kalian. Setelah lulus SD, kalian mau ngapain lagi selain melanjutkan SMP?" Lanjut Bunda.

Semua terdiam, mereka kebingungan ingin menjawab pertanyaan Bunda seperti apa. Bunda Mei yang paham itu tersenyum, ia lalu menoleh ke arah anak tertua diantara lima dari mereka.

"Bimo.." Panggil Bunda.

Bimo menoleh, "I-iya, Bun?"

"Apa jawaban kamu sebagai yang tertua?" Tanya Bunda.

Bimo terdiam sebentar serta menundukan kepalanya. Namun, tidak lama ia kembali mengangkat kepalanya lalu memberanikan diri menatap Bunda dengan tatapan tegas.

"Aku mau tinggal sendiri, Bun." Jawab Bimo tegas, seketika membuat Bunda terkejut.

"Maksudnya?"

"Ya, aku mau tinggal sendiri Bun. Aku gak mau nyusahin Bunda terus disini. Lulus SD, aku mau mulai kerja, cari duit buat diri aku sendiri." Jawab Bimo.

"Dan itu bukan kepengenan aku aja. Tapi Junet, Tomtom, Oza sama Zebe juga sama kayak aku." Lanjutnya.

Bunda masih terdiam, ia benar-benar dibuat terkejut oleh ucapan Bimo barusan.

"Bener, Bun." Timpal Junet.

Bunda menoleh, "Kita berlima juga pengen punya Band Musik, Bun. Jadi.. Kita bakal mulai usaha ngejalanin itu semua dimulai dari lulus SD." Lanjut Junet tersenyum, sementara itu Bunda masih diam saja menundukan kepalanya.

*****

3 Tahun kemudian.

"Kalian berlima yakin?" Tanya Bunda khawatir.

Bimo tersenyum, "Yakin, Bun. Bunda tenang aja ya.. Bunda cukup doa in kami aja dari sini." Jawabnya.

Mata Bunda berkaca-kaca, bibirnya bergetar.

"Bunda punya permintaan buat kalian sebelum kalian berlima pergi dari Panti ini." Ucap Bunda.

"Apa, Bun?"

"Kalian berlima harus terus akur ya, kalian berlima harus saling membantu, menolong, menasihati. Kalian berlima ini tumbuh bersama-sama dari kecil sampai sekarang, walaupun kalian berlima bukan saudara kandung. Dan.. Walaupun kalian bukan berasal dari rahim Bunda, tapi Bunda bener-bener udah anggap kalian seperti anak Bunda sendiri." Jelas Bunda panjang lebar, serta tangisannya pecah membasahi pipinya.

"Jadi.. Bunda mohon sama kalian, jaga diri baik-baik ya, jangan bandel. Kalau kalian ada masalah, kalian bisa dateng ke sini untuk ceritain semuanya ke Bunda. Bunda siap bantu kalian." Lanjut Bunda lalu memeluk Bimo, Junet, Tomtom, Oza dan Zebe.

"Iya, Bun. Kita janji." Balas Bimo.

"Kita bakal terus bareng-bareng, Bun." Balas Junet.

"Tunggu kita sukses, Bun." Balas Tomtom.

"Tunggu kita ada di TV lagi perfome ya, Bun." Balas Oza.

"Kita gak bakal lupain Bunda, kita juga bakal sering main kesini nanti." Balas Zebe.

ONAR-ONARANWhere stories live. Discover now