“Gue mau deketin Jendra.”
Suasana di meja itu menjadi hening seketika. Bunyi sendok dan piring yang tadinya bersahutan kini tidak lagi terdengar. Bunyi jepretan foto yang tadinya ada sekarang tidak lagi bersuara. Begitupun dengan bunyi halaman kertas yang di bolak-balik kan, sudah lenyap seketika. Ketiga gadis cantik yang tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing mengalihkan atensi mereka pada gadis yang baru sebulan lebih mereka kenal.
“Sa, gue nggak salah denger, kan? Lo mau deketin Jendra?” Clara bertanya pada Asa untuk memastikan perkataan gadis itu. Ia seakan ragu dengan penuturan gadis bernama lengkap Arasella Himawari itu.
Bianca menggeleng dengan mulut terbuka dan tangan sebagai penutupnya. “Lo nggak salah denger, Ra.”
Asa mengernyit heran, ia merasa aneh dengan reaksi ketiga temannya yang terkesan berlebihan. Memangnya apa yang salah dari ucapannya beberapa detik yang lalu? “Kenapa reaksi kalian kayak gitu, deh. Ada yang salah emangnya?”
Gadis yang duduk di sebelah Asa mengangguk dengan cepat. “Ya, masa lo mau jadi pelakor, Sa. Lo tau, kan kalau Jendra deket sama Anna? Si cewek feminim itu?” tanya Clara yang di angguki oleh Bianca yang duduk tepat di hadapan Asa.
Calista menggeleng sembari menatap ketiga temannya. “Nggak ada salahnya kalau Asa mau deketin Jendra, Ra. Emangnya Anna sama Jayden udah resmi pacaran? Satu kampus pun tau kalau hubungan mereka nggak ada kepastiannya.” Asa mengangguki ucapan Calista, kenyataannya hubungan Jendra dan Anna masih menjadi tanda tanya hingga saat ini.
“Meskipun hubungan mereka nggak pasti, tapi Jendra dan Anna udah deket dari SMA, Calista,” kata Clara.
Bianca mengangguk pelan. “Yap, dan kalaupun lo mau deketin Jendra, kayaknya nggak segampang itu, deh. Jendra nggak pernah sedekat itu sama cewek, kecuali Anna. Nggak menutup kemungkinan kalau misalkan Jendra suka sama Anna, apalagi Anna itu tipe cewek idaman para cowok.”
Calista mengaduk minumannya. “Yah, itu keputusan lo, sih. Kalau Lo mau deketin Jendra silahkan, kalau lo berubah pikiran juga gapapa. Gue dukung lo aja, karena itu keputusan lo,” ujar gadis berambut coklat itu.
Asa tersenyum tipis. Ia tidak akan pernah berubah pikiran, sekalipun takdir memaksanya. “Mudah, kok, buat dapetin Jendra.”
“Buktinya dia udah jadi milik gue.”
****
Hola! 👋🏻
Selamat datang di ceritaku yang berjudul “Euphoria” ini!🥳
Eh, kita kenalan dulu, yuk! Kenalin, aku blue atau bisa di panggil Nana! Blue itu nama samaran ya, temen-temen, dan Nana itu adalah plesetan dari nama asliku.
Oke, kita kembali ke topik awal.
Kalau temen-temen punya kritik dan saran, boleh kasih tau aku, ya temen-temen. Dan maaf kalau ada beberapa dialog atau narasi yang mungkin masih berantakan, karena aku baru belajar menulis :)
Oh, iya, jangan lupa untuk pantengin terus cerita ini buat tau kelanjutan kehidupan Jendra dan Asa juga masalah yang mereka hadapi. Oh, iya, kalian tenang aja, cerita ini nggak memiliki unsur 18+ kok, hehe.
Sekian terimakasih! :3
ČTEŠ
Euphoria [Revisi]
TeenfikceEuphoria adalah perasaan ketika seseorang merasakan senang atau kebahagiaan yang berlebihan akan suatu hal, namun dalam kurun waktu atau momen yang tidak lama. Euforia. Arasella Himawari sudah terbiasa dengan hal itu. Merasakan senang yang terlalu b...
![Euphoria [Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/387111400-64-k175249.jpg)