~~••••24••••~~

392 26 2
                                        

Huftt...

Beberapa kali Chelsea menatap penuh simpati pada gadis yang sedang terbaring di atas ranjangnya.

Dengan infusan ditangan kanannya dan dahinya yang dikompres. Wajah nya sangat pucat bahkan pudaran cahaya diwajahnya sangat terlihat.

Bibir yang biasanya sehat dan pink alami, kini telah memutih seperti mayat hidup. Deru nafas pelan masih menerpa, tapi tak urung tetap membuat gadis yang menjaganya sangat khawatir.

Meskipun ini udah ke empat kalinya ia menjaga gadis didepannya dalam keadaan seperti ini. Tapi tak urung ia sangat iba kepada temannya.

"Apa yang kamu lihat Chelsea?" Tanya Ruby dengan suara serak dan pelannya.

"Aku hanya berpikir, menurut mu ini pilihan yang tepat?"

Ruby tersenyum tipis, dengan tatapan kosongnya menatap pada langit-langit kamar dirumah sakit tersebut.

"Dia sudah bertemu dengan keluarganya, apalagi yang harus ku lakukan?" Lirihnya.

"Kebahagiaan mu, Ruby kebahagiaan mu juga penting"

Ruby terdiam, dengan tatapan kosong dan mata sayu nya. Ia tak pernah berpikir akan kebahagiaan nya sendiri. Karena menurut nya juga gk ada yang peduli dengan kebahagiaan nya.

Cukup melihat sang adik bahagia, ia sudah merasa tenang. Tapi, kapan kebahagiaan itu datang? Bahkan ia rasa permulaan badai sedang terjadi.

Ia sanggup kah harus bertahan menerpa dan menerjang badai besar di kedepannya?.

"Tugas mu udah selesai kan, kali ini apa misi mu?" Tanya Ruby yang sengaja mengalihkan topik nya, dan Chelsea tau itu.

"Hanya mengamati perang mereka nanti" singkatnya.

Ia memilih duduk disamping ranjang Ruby sembari membuka apel dan mengemili anggur.

"Bagaimana hubungan mu dengan kelima iblis itu? Kenapa kamu tidak mendekati mereka lagi"

"A-aku mengubah rencana ku, dunia ini sungguh aneh. Lagian alur pada buku itu juga sudah berubah"

"Tapi Protagonis sudah datang ke sekolahan itu, jika aku mengamatinya dari jauh. Protagonis itu seorang ular jalang"

"Benarkah? Siapa namanya? Aku lupa"

"Aurelie Citra Scholastika"

"Ahh yaa Aurel, dia udah sekolah disana. Kemarin?"

"Iya, tepat saat dirimu masih pingsan"

Ruby melirik jendela, memperhatikan bagaimana dedaunan pada pohon sakura. Terlihat angin sejuk dan asri, cuaca diluar cukup cerah.

Ia jadi teringat pada saudara kecilnya. Ruby terkekeh geli, pasti Vino sekarang antara senang dan sedih. Tapi, apalah daya dia tidak ingin memiliki hubungan dengan keluarga kandungnya.

Dan juga, dia disini hanya menjalani misi. Misi mengubah dunia agar tidak hancur ditangan seseorang. Memancing segalanya, membuat rencana nya seakan benar-benar kebetulan saja.

"Itu gk penting lagi bagiku, jadi misi kita selanjutnya kan..."

"Kembali ke dunia nyata? Yaa baru setengah perjalanan kita"

"Mmmm.."

Ruby memejamkan matanya, ia lelah berada di dunia ini. Dari awal kedatangannya ke dunia ini memang tak seharusnya.

Tapi apalah daya, takdir yang menyeret jiwanya kesini. Hingga ia harus bertahan dan menyelesaikan semua episode-episode tentangnya yang di ubah.

"Ruby, apapun yang terjadi tetaplah bersama dengan ku. Berdua" ucap Chelsea sendu sembari mengelus lembut puncak kepala Ruby.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Never Stop Obsessing Where stories live. Discover now