Episode 9: Malam yang Membuka Rahasia

10 1 0
                                        


Malam itu, restoran BBQ kecil di kawasan Gangnam penuh dengan tawa dan obrolan santai. Divisi desain interior Wo Rim sedang merayakan kedatangan dua anggota baru, termasuk Jung Ha Eun dan Go Hye Jin.

"Ha Eun, kamu harus rileks. Ini malam kita!" kata Hye Jin sambil menuangkan segelas soju ke gelas Ha Eun.

"Jung Ha Eun = Aku sebenarnya nggak terlalu terbiasa dengan acara begini," jawab Ha Eun, tersenyum tipis.

Hye Jin hanya tertawa kecil. "Nggak apa-apa, ini pesta santai. Anggap saja refreshing!"

---

Kehadiran yang Tak Terduga

Sementara pesta berlangsung, pintu restoran tiba-tiba terbuka, dan suasana mendadak hening. Semua kepala menoleh ke arah seorang pria tinggi dengan setelan kasual tetapi tetap terlihat elegan. Kang Ji Ho, CEO Wo Rim, melangkah masuk dengan senyuman santai.

"Kang Ji Ho!" seru salah satu senior, membuat semua orang bersorak.

Ji Ho melambaikan tangan, lalu berjalan ke arah meja utama. "Aku dengar kalian merayakan penyambutan anggota baru. Tidak sopan kalau aku tidak mampir," katanya sambil tersenyum.

Hye Jin langsung melambai dari tempatnya. "Ji Ho! Sini, duduk dengan kami!"

Dia pun duduk di sebelah Hye Jin, sementara Ha Eun yang duduk di seberangnya merasa sedikit tegang. Dia mencoba mengalihkan perhatian ke piring daging panggang di depannya.

"Jung Ha Eun = Pak Kang... terima kasih sudah datang," katanya pelan, suaranya nyaris tenggelam di antara keramaian.

Ji Ho tersenyum lembut. "Tidak perlu terlalu formal, Ha Eun. Panggil aku Ji Ho saja. Kita sedang tidak di kantor."

---

Malam yang Semakin Meriah

Gelas demi gelas soju beredar di meja, membuat suasana pesta semakin meriah. Ha Eun awalnya hanya menyeruput soju kecil-kecil, tapi dorongan dari para senior membuatnya menyerah.

"Jung Ha Eun = Baiklah, aku minum lagi. Tapi cuma satu gelas ini saja," katanya ragu-ragu.

Namun, satu gelas berubah menjadi dua, lalu tiga. Sampai tak terasa, Ha Eun sudah menyelesaikan dua botol soju sendirian. Wajahnya mulai merah, dan tawanya menjadi lebih lepas.

"Ha Eun, kamu mabuk," kata Hye Jin sambil menahan tawa.

"Jung Ha Eun = Aku nggak mabuk! Aku... cuma merasa... bahagia!" jawab Ha Eun sambil tersenyum lebar.

Ji Ho, yang memperhatikan dari seberang meja, hanya menggeleng pelan. Dia merasa lucu melihat Ha Eun yang biasanya pendiam berubah menjadi begitu ekspresif.

"Kalau kamu nggak mabuk, kenapa kamu berdiri sekarang?" tanya salah satu senior.

"Jung Ha Eun = Karena... aku mau menyanyi!" seru Ha Eun sambil berdiri.

---

Pengakuan yang Mengejutkan

Ha Eun memegang mikrofon kecil yang disiapkan restoran untuk karaoke. Suaranya sedikit sumbang, tapi semua orang tetap bersorak dan bertepuk tangan. Dia menyanyikan lagu lama yang ceria, membuat semua orang di ruangan itu ikut tertawa.

Namun, setelah lagu selesai, Ha Eun tiba-tiba berdiri diam di depan semua orang. Senyum di wajahnya perlahan memudar.

"Jung Ha Eun = Kalian tahu... aku nggak pernah membayangkan bisa ada di tempat seperti ini. Aku cuma seorang gadis yang hidup di panti asuhan... sampai aku diadopsi oleh keluarga yang..." ucapnya terputus, matanya mulai berkaca-kaca.

Suasana ruangan langsung berubah hening. Semua orang terdiam, memperhatikan Ha Eun yang terlihat semakin emosional.

"Jung Ha Eun = Hidupku nggak pernah mudah. Aku kehilangan orang-orang yang aku cintai, aku bahkan kehilangan diriku sendiri di tengah semua itu..." katanya, suaranya bergetar.

Ha Eun mulai menangis. Dia menutupi wajahnya dengan tangan, tapi isakannya terdengar jelas. "Aku hanya ingin... merasa berarti. Tapi kadang-kadang, aku bertanya-tanya, apa aku benar-benar pantas berada di sini?"

Ji Ho yang sejak tadi diam memperhatikan, merasa dadanya sesak. Kata-kata Ha Eun terdengar sangat familiar baginya, seperti sebuah cerita yang pernah dia dengar dari seseorang di masa lalu.

Hye Jin segera berdiri dan merangkul Ha Eun. "Ha Eun, nggak apa-apa. Kamu nggak sendiri. Kamu luar biasa, tahu?" katanya lembut.

---

Setelah Pesta

Setelah beberapa saat, pesta perlahan bubar. Hye Jin membantu Ha Eun yang masih setengah mabuk untuk keluar dari restoran. Ji Ho tetap diam, tapi matanya terus memperhatikan Ha Eun.

Sebelum mereka pergi, Ji Ho menghampiri Hye Jin. "Biar aku bantu mengantarnya," katanya.

Hye Jin tersenyum. "Nggak perlu, Ji Ho. Aku bisa handle ini. Tapi, terima kasih."

Ji Ho hanya mengangguk, tapi ada sesuatu di matanya yang menunjukkan kekhawatiran.

Ketika Ha Eun dan Hye Jin sudah pergi, Ji Ho berdiri di depan restoran, menatap langit malam. Kata-kata Ha Eun terus terngiang di benaknya.

"Hidup di panti asuhan... kehilangan orang yang dicintai..."

Ji Ho menghela napas dalam. "Bisa jadi... itu dia?" gumamnya pelan, mencoba menyatukan potongan-potongan masa lalu yang mulai muncul kembali di pikirannya.

---

When We Meet Again 다시 만날 때Where stories live. Discover now