Gedung Wo Rim hari itu terasa lebih hidup. Cahaya matahari masuk melalui jendela kaca besar di ruang kerja utama, memantulkan keanggunan desain modern yang mengisi tempat itu. Hari ini adalah hari pertama Jung Ha Eun memulai perjalanannya sebagai bagian dari tim proyek desain interior di Wo Rim.
Ha Eun berjalan perlahan menyusuri koridor, merasakan campuran kegugupan dan rasa syukur. Map portofolio yang dia bawa terasa sedikit berat, mungkin karena pikirannya yang penuh keraguan. "Jung Ha Eun = Aku harus melakukan yang terbaik. Aku nggak boleh mengecewakan mereka."
Dia melangkah masuk ke ruangan yang telah disiapkan untuk tim mereka. Di sana, seorang wanita dengan rambut pendek bergelombang sudah duduk dengan santai, mengenakan blazer krem yang terlihat sangat profesional.
Go Hye Jin menoleh dan memberikan senyuman kecil. "Kamu Jung Ha Eun, kan?" suaranya terdengar ramah, tapi nada bicaranya menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi.
"Jung Ha Eun = Iya, saya Ha Eun," jawab Ha Eun, sedikit gugup. Dia membungkuk sopan, seperti kebiasaannya.
Hye Jin mengulurkan tangan, dan Ha Eun meresponsnya dengan ragu. Sentuhan tangan Hye Jin terasa hangat, namun Ha Eun bisa merasakan aura berbeda darinya. Aura seseorang yang sudah terbiasa berada di posisi atas.
"Selamat datang di tim," ujar Hye Jin dengan senyuman yang lebih lebar. "Kita akan bekerja sama untuk menciptakan desain terbaik. Tapi jangan khawatir, aku akan membimbingmu."
Ha Eun hanya bisa mengangguk. "Jung Ha Eun = Membimbingku? Apa dia menganggap aku terlalu pemula?" pikirnya dalam hati.
---
Tidak lama kemudian, pintu ruangan terbuka lagi. Seorang pria dengan setelan jas rapi dan postur tubuh yang tegap melangkah masuk. Rambutnya tersisir rapi, senyumnya hangat namun tegas. Itu adalah Kang Ji Ho, CEO Wo Rim.
"Selamat pagi semuanya," Ji Ho menyapa dengan nada penuh semangat.
Hye Jin langsung berdiri, senyumnya berubah lebih ceria. "Ji Ho! Kamu akhirnya muncul juga."
Ha Eun terdiam di tempatnya, matanya membelalak kecil. Dia mengenali pria itu sebagai sosok yang semalam ditabraknya. Jantungnya langsung berdebar kencang, namun dia berusaha menenangkan dirinya.
Ji Ho melirik ke arah Hye Jin dengan tatapan akrab. "Tentu saja aku muncul. Ini proyek penting. Apa aku akan melewatkannya?" candanya, membuat Hye Jin tertawa kecil.
Mata Ji Ho lalu beralih ke arah Ha Eun. Dia mengangguk kecil, memberikan senyum profesional. "Kamu salah satu pemenang audisi, kan?"
Ha Eun menelan ludah, mencoba menguasai dirinya. "Jung Ha Eun = I-iya, Pak Kang. Terima kasih atas kesempatannya."
"Bagus," Ji Ho menjawab singkat, tapi hangat. Dia kemudian membuka laptopnya, siap mempresentasikan proyek pertama mereka.
---
Proyek Pertama Tim
"Baiklah, ini proyek pertama kalian," ujar Ji Ho sambil menampilkan gambar di layar besar ruangan. Sebuah sketsa desain modern untuk peluncuran produk baru—Wo Phone X—ponsel terbaru dari Wo Rim.
"Proyek ini adalah desain booth pameran untuk peluncuran Wo Phone X. Acara akan diadakan di pusat perbelanjaan terkenal di Seoul, dan target kita adalah menciptakan pengalaman interaktif yang akan menarik perhatian pengunjung dari berbagai kalangan. Deadline kalian adalah dua minggu," jelas Ji Ho.
Hye Jin langsung mencatat detailnya. "Apa ada tema khusus yang diminta?" tanyanya dengan nada percaya diri.
"Ya," jawab Ji Ho. "Klien ingin konsep futuristik dengan elemen teknologi yang immersive. Booth ini harus menjadi pusat perhatian dan memberikan pengalaman hands-on bagi pengunjung untuk mencoba fitur baru dari Wo Phone X."
Ha Eun memperhatikan presentasi itu dengan serius, mencoba mencatat poin-poin penting. Namun, dia merasa ragu untuk berbicara di depan Hye Jin dan Ji Ho yang terlihat begitu profesional.
"Ha Eun, bagaimana menurutmu?" tanya Ji Ho tiba-tiba, membuat Ha Eun terkejut.
"Jung Ha Eun = S-saya pikir kita bisa memanfaatkan elemen cahaya interaktif dan hologram untuk menampilkan fitur-fitur ponsel. Itu akan memberikan kesan futuristik sekaligus menarik perhatian pengunjung," jawabnya pelan, sambil menatap layar.
Ji Ho mengangguk, tersenyum kecil. "Ide yang menarik. Bagaimana menurutmu, Hye Jin?"
Hye Jin melirik Ha Eun, lalu mengangguk setuju. "Itu ide bagus. Kita bisa tambahkan desain booth yang memungkinkan pengunjung merasa seperti masuk ke dunia digital," tambahnya.
---
Diskusi berjalan cukup lancar, meskipun Ha Eun masih merasa tekanan yang besar. Selama diskusi, Hye Jin dan Ji Ho sering terlihat saling berbicara akrab, sesekali bercanda tentang pengalaman masa lalu mereka di Amerika. Ha Eun hanya bisa diam, mencoba fokus pada pekerjaannya, tapi rasa minder mulai menyelinap di hatinya.
"Jung Ha Eun = Mereka terlihat seperti teman lama... atau mungkin lebih?" pikirnya, merasa semakin jauh dari mereka.
---
Setelah pertemuan selesai, Ha Eun berjalan keluar dari ruangan dengan langkah pelan. Di tangannya, dia menggenggam buku catatannya erat-erat. Pikirannya penuh dengan campuran perasaan—senang karena berhasil menyumbangkan ide, tapi juga cemas menghadapi tekanan untuk membuktikan dirinya.
"Jung Ha Eun = Aku harus bekerja keras. Aku harus menunjukkan bahwa aku layak berada di sini."
Di sisi lain, Ji Ho berdiri di balik dinding kaca, menatap ke arah Ha Eun yang berjalan pergi. Ada sesuatu tentang gadis itu yang membuatnya penasaran. Tapi dia tak ingin terburu-buru menarik kesimpulan.
Pertemuan ini baru permulaan.
---
YOU ARE READING
When We Meet Again 다시 만날 때
Romance**Sinopsis:** Jung Ha Eun dan Kang Ji Ho adalah dua anak yatim piatu dengan kisah hidup yang berbeda, namun masa kecil mereka diwarnai janji sederhana: bertemu kembali suatu hari nanti di tempat kapsul waktu mereka. Kini, Ha Eun adalah seorang d...
