My Perfect Bride

327 6 2
                                    

Belom bosan kan ketemu sama review aku lagi secara berturut-turut?

So... Happy Reading my review deh guys...

                                                          ***

Apa yang akan ada di benak kalian, saat anak lelaki berusia 12 tahun, meminta seorang gadis kecil, untuk menikah dengannya ketika mereka sudah besar nanti?Ketika gadis kecil itu menanyakan apa arti menikah? Anak lelaki itu hanya menjawab bahwa dengan menikah, mereka bisa bersama selamanya tanpa ada apapun atau seorangpun yang dapat memisahkan mereka. Gadis kecil itupun dengan polosnya menyetujui permintaan anak lelaki itu.

Jayden tidak mengetahui bagaimana masa depannya nanti, tapi ia tahu satu hal, gadis kecil yang ada di hadapannya itu -Jocelyn- akan menjadi pengantin sempurnanya.

                                                              ***

Apa yang akan kalian lakukan kalau wanita yang kalian cintai hanya menganggap kalian sebagai kakaknya? Kalau kalian menanyakan hal ini kepada Jay, maka ia akan menjawab bahwa hal itu sangat menyesakkan. Mungkin ada diantara kalian yang juga terjebak Friendzone seperti Jay? Nah seperti itulah yang dirasakan oleh Jay sekarang!

Mungkin sebagian dari kalian akan berpikiran bahwa lamaran Jay kepada Jo saat mereka masih kecil, hanya akan menjadi candaan mereka setelah mereka beranjak dewasa. Tetapi berbeda dengan Jay, ia masih berpikiran bahwa Jo adalah satu-satunya wanita yang ingin dinikahi olehnya. Dan Jay masih berharap bahwa Jo mau menerima keinginan Jay itu.

Tapi sayangnya, setelah Jo mengetahui artinya pernikahan dan pasangan hidup, gadis itu selalu menolak lamaran Jay mentah-mentah. Selama ini, Jay selalu menjauhkan Jo dari semua lelaki yang ingin mendekatinya, Jay juga tidak peduli dengan semua wanita yang lebih dewasa daripada Jo. Karena yang diinginkan Jay hanyalah Jo seorang.

Jay benci akan dirinya yang tidak dapat membuat gadisnya itu jatuh cinta kepadanya. Ia benci saat gadisnya itu mengenalkannya kepada sahabat yang yang jelas-jelas mentukai Jay. Apakah gadisnya itu tidak tahu bagaimana perasaannya? Apakah ia tidak tahu bahwa Jay hanya menginginkannya?

Jay benar-benar tidak mengerti dengan Jo. Jelas-jelas gadis itu menolaknya dan menyakitinya dengan kata-katanya yang setajam pisau, tetapi gadisnya itu tidak ingin melihatnya bersama dengan gadis manapun selain dirinya. Gadisnya itu adalah gadis paling egois yang pernah dikenalnya. Jay juga tidak mengerti mengapa ia tidak bisa menghilangkan rasa cintanya pada gadisnya itu.

Kakak... Jay benar-benar marah saat Jo hanya menganggapnya sebagai kakak. Mereka tidak memiliki hubungan darah, selamanya ia tidak suka dan tidak mau menjadi kakaknya Jo. Ia mencintai Jo seperti, seorang lelaki yang mencintai wanita, bukannya cinta seorang kakak kepada adiknya. Kalau ia menjadi kakak Jo, ia tidak bisa mencium Jo dan menjadikan Jo sebagai wanitanya. Jay sudah tidak sanggup lagi menahan perasaannya, ia tidak sanggup lagi mendengarkan perkataan gadisnya yang setajam pisau itu.

Jocelyn tidak menyangka, bahwa pertengkaran mereka itu adalah pertemuan terakhir mereka. Karena lelaki itu pergi meninggalkannya dan memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Inggris. Ia meninggalkan Jocelyn tanpa sepatah katapun. Bahkan Mamanya Jayden -Cora- tidak mengetahui, bahwa putra tunggalnya itu meninggalkan Jo tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada Jo.

Jocelyn kehilangan semangat hidupnya, seakan-akan separuh jiwanya telah pergi meninggalkan dirinya. Dan disaat Jay pergilah, Jo menyadari bahwa ia mencintai Jay sebagai seorang lelaki, bukan seorang kakak. Tetapi semuanya telah terlambat, sebulan sudah ia berusaha menghubungi Jay, baik itu via telpon maupun via e-mail, sayangnya Jay tidak membalas satupun usaha Jo itu.

Review FinkFink (Finky Y) storiesWhere stories live. Discover now