"Nanti juga tau."
Asahi berdecak, memilih diam dan membiarkan Jaehyuk melanjutkan perjalanan dengan tenang. Tak lebih dari sepuluh menit mereka sampai di sebuah pasar malam. Jaehyuk segera memarkirkan mobilnya dan menggandeng tangan Asahi yang malah terdiam sambil menatap pemandangan di hadapannya.
"Ayo!" ajak Jaehyuk sambil menarik tangan Asahi. Yang ditarik langsung mengikutinya. "Kamu suka pasar malem nggak?"
Asahi mengangguk. "Suka, kok."
Jaehyuk menarik tangan Asahi untuk masuk ke dalam area pasar malam yang ramai. Keduanya mulai berbaur dengan yang lain untuk menikmati keindahan pasar malam ini. Mulai dari mencoba beberapa permainan atau membeli beberapa makanan.
"Ren, naik itu, yuk?" pinta Asahi sambil menunjuk bianglala.
Jaehyuk menimang. "Antrinya lama nggak papa?"
Asahi mengangguk. "Ya udah, yuk!" Jaehyuk kembali menggandeng tangan Asahi menuju wahana yang diinginkan kekasihnya.
Keduanya ikut mengantri bersama dengan beberapa orang yang ada di sana. Sembari menunggu Asahi menghabiskan es krim yang dibelikan oleh Jaehyuk tadi. Sesekali Jaehyuk tertawa saat Asahi memakan es krim layaknya anak kecil yang berantakan. Dia segera mengambil tisu dan membersihkan noda coklat di bibir Asahi.
"Makasih." Kekasihnya mengangguk.
Hampir lima belas menit waktu berlalu akhirnya tiba giliran mereka. "Maaf Mas satu aja, ya."
Jaehyuk mengernyit saat masih ada orang di dalam sana. "Ya udah nanti aja deh." Yang juga disetujui oleh Asahi.
"Kak Yosa! Kak Yosa!" Seseorang dari dalam melambai-lambai. "Sini, Kak masih sisa satu."
"Nggak usah Tiara, nanti aja."
Gadis tadi, adik kelasnya juga junior di klub seni rupa di dalam sana dengan wajah bahagia saat melihat Asahi yang ada di luar. Sayangnya penolakan Asahi menyakiti hatinya kembali. Apalagi saat Asahi digandeng oleh seorang pria yang dia kenali sebagai kakak kelas yang menjadi kekasih Asahi.
"Ih, Kak daripada nunggu tau. Ayo!" Yujin masih bersikeras meminta Asahi masuk.
"Gimana Mas jadi masuk nggak?"
"Nggak—"
"Masuk aja. Nggak papa aku nunggu di bawah." Jaehyuk tersenyum. "Aku nggak terlalu suka naik bianglala soalnya."
Raut Asahi berubah. "Yah, kamu kok nggak bilang. Kan kita bisa naik yang lain."
Jaehyuk terkekeh. "Ya nggak papa. Gih, sana keburu diputer lagi. Aku beliin jajan yang lain di bawah, ya."
Asahi mengangguk lantas masuk ke dalam. Sebenarnya agak tidak rela juga menaiki bianglala tanpa Jaehyuk. Karena niatnya Asahi ingin melihat pemandangan kota yang pasti indah saat dilihat dari atas. Namun, malah dia harus menaikinya bersama dengan adik kelasnya.
"Kak senyum lah, cemberut mulu," ujar Yujin yang duduk di depannya. "Gue seneng tau soalnya tadi lo nolak ajakan gue eh sekarang ketemu di sini. Kok nggak bilang, sih Kak kalo acaranya di sini?"
Jujur Asahi kurang suka dengan seseorang yang bicaranya banyak sekali padahal juga mereka barusan berkenalan. Bukan apa-apa, hanya saja Asahi risih saat Yujin menanyakan sesuatu seperti itu. Kan mereka bukan siapa-siapa juga, kenapa pula Asahi harus memberi tahunya kalau mau ke sini?
"Gue nggak tahu juga kalo lo mau ke sini," jawab Asahi sekenanya.
Tepat saat bianglala berada di puncak. Segalanya terlihat indah di sini. Gemerlap kota yang terpampang jelas dapat dilihat Asahi dari atas sini. Ah, sayang sekali Jaehyuk tidak bisa bergabung bersamanya. Namun, saat dia menatap di bawah ada Jaehyuk yang memperhatikannya sambil melambaikan tangan. Asahi membalasnya sambil tersenyum. Asahi merasa walaupun mereka tidak di tempat yang sama, keduanya seolah saling terhubung.
"Kak Yosa."
Asahi mengutuk dalam hati. "Kenapa Ra?"
"Nanti pulangnya boleh nebeng nggak?" tanyanya. "Temen gue malah pada pulang semua."
Asahi mengernyit. Apa-apaan, sih gadis ini. "Yah, maaf Ra gue nggak bawa motor. Gue aja bareng Rendra ke sininya."
Gadis itu terlihat cemberut. "Kak Yosa bareng gue aja gimana? Naik bis, gue yang bayarin tiketnya, deh. Gue takut kalo balik sendiri."
Asahi terdiam. Sebenarnya dia tidak mau. Terlepas dia takut itu bukan masalahnya juga. Lagi pula kenapa juga dia memutuskan untuk ke sini kalau tidak bisa pulang? Memang benar tadi Yujin bersama temannya. Sekarang kalau sudah tidak ada, 'kan juga bukan urusan Asahi juga.
"Maaf, Ra nggak bisa. Gue pulang bareng Rendra soalnya. Gue tungguin aja sama Rendra sampe lo dapet bis."
Selesai perdebatan itu. Yujin masih cemberut, tetapi Asahi abai. Sumpah Yujin tidak bisa pulang itu bukan tanggungan Asahi atau Jaehyuk, 'kan? Maka dari itu setelah giliran mereka berakhir, Asahi turun dari bianglala dan langsung menghampiri Jaehyuk. Sementara Yujin masih memperhatikannya dari belakang dengan tatapan yang sulit diartikan.
***
kalian udah nonton last night? aku jatuh cinta bgt sama doyoung uhuhu oleng kahh, tp asahi sm jaehyuk juga ga kalah gantengnya.
YOU ARE READING
Maybe If [Jaesahi]
Fanfiction"Ren, jangan gini." "Gue tau, Sa. Gue tahu persis kita nggak akan pernah bisa sama-sama." Mereka berdua tau bahwa sebenarnya hubungan ini tidak akan pernah bisa dilanjutkan. Namun, keduanya memutuskan untuk saling mencintai. Kelak akan saling bertan...
Lima Belas
Start from the beginning
![Maybe If [Jaesahi]](https://img.wattpad.com/cover/354023340-64-k63655.jpg)