Jaehyuk menyempatkan untuk mengusak rambut cokelat Asahi sebelum meninggalkan Asahi yang tampaknya ingin melayangkan protes lagi. Pemuda itu hanya bisa mengernyit tidak suka lalu segera menuju ke ruang klub seni yang ada di lantai dua.
"Ngeyel banget dibilangin, heran." Asahi masih saja mengoceh sampai dia tiba di ruang seni.
Setibanya dia di sana sudah ada beberapa siswa yang datang. Sebagian besar adalah adik kelas yang memutuskan melanjutkan lukisannya masing-masing. Memang begini klub seni, sebagian besar memang bergerak dengan sendirinya kecuali jika memang benar-benar belum bisa melukis. Kebetulan juga Asahi sudah cukup mahir melukis sehingga dia juga mengeluarkan peralatannya dan mulai melukis sesuatu.
Ketenangannya terenggut saat salah seorang adik kelas mendekatinya sambil membawa buku gambar.
"Kak Yosa permisi."
Asahi mendongak. "Iya kenapa?"
"Mau konsultasi gambar, Kak. Kak Galan nggak dateng soalnya."
Lai Guanlin Anugrah Galan, ketua klub seni rupa nampaknya memang tidak hadir di sini dan ternyata hanya ada Asahi yang datang dari kelas dua belas. Maka dari itu Asahi menerima permintaan sang adik kelas dan melihat gambar yang dibuatnya. Sudah cukup bagus bagi Asahi.
"Anak baru?" tanya Asahi.
Gadis di hadapannya mengangguk. "Hehe iya Kak, nggak telat kan?"
Asahi menggeleng. "Nggak papa, kita selalu nerima anggota baru, kok. Ini udah bagus tapi arsirannya yang ini bisa ditebelin dikit aja. Jangan keseringan pake penghapus, kertasnya jadi lecek."
Mutiara Yujin Ayu Lestari, itu nama yang tertulis pada gambarnya. Gadis itu mengangguk, kembali menerima buku gambarnya dan mengucapkan terima kasih pada Asahi.
"Oh iya, Kak Yosa udah makan?" tanyanya. "Habis ini makan bareng, yuk? Anak kelas sepuluh pada mau makan-makan. Niatnya mau ngajak Kak Galan tapi nggak berangkat."
"Oh iya?" Asahi tersenyum. "Tapi nggak dulu, deh. Gue udah ada janji. Lain kali aja ya."
Asahi bisa melihat raut kecewa dari adik kelasnya itu, tetapi Yujin kembali memasang senyum. "Nggak papa Kak lain kali aja, deh. Oh iya, kenalin namaku Tiara."
Asahi menyambut salamannya. "Salam kenal."
***
Asahi menuruni tangga menuju lantai dasar sambil menelpon kekasihnya yang tidak tahu di mana keberadaannya. "Ren, di mana? Udah selesai, iya, parkiran? Oh, oke aku ke sana."
Asahi segera melangkah menuju ke parkiran dan menemukan kekasihnya yang sudah di atas motor. Pemuda itu melambaikan tangan dan Asahi segera mendekatinya.
"Apa ku bilang? Lama, 'kan?" tanya Asahi.
Jaehyuk terkekeh. "Nggak, Sa ya ampun. Dah yuk naik keburu malem."
Asahi menerima helm yang diberikan oleh Jaehyuk dan segera menaiki motor. Keduanya meninggalkan pelataran sekolah yang sudah sepi. Hingga beberapa menit kemudian lantas Asahi menyadari bahwa Jaehyuk tidak menuju arah yang benar untuk ke rumahnya.
"Kita mau ke mana?" tanya Asahi. "Ini bukan arah mau pulang nggak, sih?"
Jaehyuk menjawab dengan sedikit berteriak. "Pulangnya nanti, ya. Mumpung besok libur, jalan-jalan dulu!"
"Aku belum ijin Kak Nathan."
"Udah aku ijinin."
"Ya udah. Mau ke mana emangnya?"
YOU ARE READING
Maybe If [Jaesahi]
Fanfiction"Ren, jangan gini." "Gue tau, Sa. Gue tahu persis kita nggak akan pernah bisa sama-sama." Mereka berdua tau bahwa sebenarnya hubungan ini tidak akan pernah bisa dilanjutkan. Namun, keduanya memutuskan untuk saling mencintai. Kelak akan saling bertan...
Lima Belas
Start from the beginning
![Maybe If [Jaesahi]](https://img.wattpad.com/cover/354023340-64-k63655.jpg)