Epilog

725 33 2
                                        

Matt berjalan ke luar rumahnya. Rumah Matt terletak di sebuah kompleks perumahan yang cukup elite di Sacramento. Matt baru membeli rumahnya sekitar sebulan lalu. Matt membeli rumah tersebut karena Matt benar-benar sudah memutuskan untuk menetap di Sacramento, California demi melanjutkan pekerjaannya sebagai kepala bidang pengembangan program untuk sementara karena Andrea cuti melahirkan.

Sesungguhnya, di samping bekerja di SophieTech kantor cabang Sacramento, Matt kini juga seorang game developer indi dengan gim baru pertamanya yang hendak ia rilis beberapa saat nanti.

Beberapa bulan setelah Andrea kembali bekerja kelak, Matt akan mengajukan resign dari perusahaan IT SophieTech karena Matt mendapatkan tawaran pekerjaan dari perusahaan pengembang gim video yang cukup besar juga.

Sambil berjalan, ada beberapa hal lain yang berputar di benak Matt. Masih terbayang oleh Matt betapa kesakitannya Alice saat melahirkan. Alice, yang di titik awal bisa jadi merupakan mantan bosnya yang paling menyebalkan. Alice, wanita modis penyuka white coffee. Alice, yang ternyata memendam kesulitan tersendiri. Jika hal itu tidak terjadi, Matt pasti menduga ia tidak akan pernah jatuh cinta kepada Alice. Alice, seorang wanita yang ia cintai dan akhirnya sempat ia nikahi.

Alice Umber dan kehidupan yang dijalaninya, yang telah mengubah hidup Matt sendiri. Apa jadinya jika Matt dan Alice tidak pernah bertemu dan bekerja bersama? Matt tidak bisa membayangkan itu, sayangnya. Yang pasti, Matt bersyukur dengan jalur hidupnya saat ini walaupun dengan segala naik-turunnya, suka dan duka, serta permasalahan dan solusinya ....

"Hei, Matt."

Matt menoleh kepada orang yang memanggilnya. Alice-lah yang tadi memanggil dan sudah sedari tadi menunggunya keluar rumah.

"Alice."

"Ada apa? Mengapa kau melamun?" Alice mengamati Matt.

Matt mendesah lalu menggeleng. "Tidak, tak apa-apa. Hanya memikirkan beberapa hal yang selama ini kita lalui."

Alice tersenyum. "Kita sudah melaluinya bersama, kautahu."

"Ya." Matt mengangguk. "Dan aku bersyukur aku melaluinya bersamamu. Aku sama sekali tidak ingin terpisahkan darimu."

"Tidak akan lagi," kata Alice. "Jadi, Matt, apa kita jadi berjalan-jalannya?"

"Ya, tentu saja jadi. Ayo!" ajak Matt.

Matt dan Alice berjalan meninggalkan pelataran rumah mereka sambil mendorong stroller berisi anak bayi mereka bernama Edgar Julian Umber-Orlando.


Fin

Adjacent ProblemsWhere stories live. Discover now