Shaka memandangi mobil Gilang yang terparkir di depan rumah ber'cat hijau, sudah beberapa minggu ini ia melakukan kegiatan aneh nya ini.
Awalnya ia hanya ingin datang dan segera meminta maaf, itu rencananya di awal.
Tapi rencananya itu gagal total saat melihat dengan jelas bagaimana rupa adik dari sahabatnya itu atau mungkin mantan sahabat lebih tepatnya.
Shaka memang tidak ingat dengan jelas kejadian beberapa bulan yang lalu, tapi ia dengan jelas ingat kejadian bertahun silam.
Dia tak mabuk saat itu, ia memang minum alkohol tapi beberapa gelas tidak langsung membuatnya kehilangan kesadaran.
Ternyata semua tak sesederhana itu, ia telah melakukannya dua kali dengan orang yang sama, yang sialnya wanita itu adik dari mantan sahabatnya.
Beberapa hari yang lalu, kembali ia menerima fakta yang cukup mengejutkan. Wanita itu hamil dan keguguran pada kejadian pertama.
Shaka meremas rambutnya kuat, pusing dengan ulahnya sendiri. Sudah sehancur apa kehidupan wanita itu atas kegilaan Shaka.
Berkat orang suruhannya Shaka mengetahui semuanya, bagaimana dia menjalani hidup selama ini. Shaka tak habis fikir ada orang yang hidup dengan sangat menyedihkan.
Dan sebagian besar Shaka lah penyebabnya. Shaka yakin Gilang belum mengetahui kejadian bertahun yang lalu, sebab jika Gilang mengetahuinya. Shaka sudah pasti di lenyapkan Gilang dari bumi ini.
Dua hari yang lalu Shaka memandangi dua orang wanita yang asik berjemur di depan rumah ber'cat hijau.
Wanita hamil itu mengelus perutnya yang sudah sangan besar. Dan wanita lainnya asik bercerita entah tentang apa.
Wanita yang mengandung anaknya itu tak sekurus beberapa minggu lalu, kini wanita bernama Aditi itu jauh terlihat lebih segar.
Shaka meremas stirnya saat menyadari ia jadi bahan perhatian. Untung saja kaca mobilnya lumayan gelap, tak mau ketahuan Shaka memilih pergi.
Kini pun, ia memilih pergi takut keberadaannya ketahuan oleh Gilang dan Abi.
"Jadi rencana bapak apa? "
"Belum tahu"
Dodi mendelik lalu buru-buru memasang wajah datar. Atasannya itu bisa membunuhnya jika ia ketahuan bersikap tak sopan.
Sebagai asisten yang sudah lama bekerja dengan Shaka, Dodi mengira ia akan kebal dengan segala tingkah laku atasannya itu. Tapi ternyata tidak, ada saatnya di mana ia benar-benar ingin melemparkan surat resign ke wajah Shaka, tapi ide gila nya itu tak pernah terealisasikan sebab ia masih butuh kerja.
" Bukankah awalnya kita akan mencoba jalur damai? " Tanya Dodi lebih ke mengingatkan rencana awal mereka.
" Gilang bilang tidak perlu, itu akan percuma seban adiknya itu tak sudi bertemu dengan ku"
Tanpa sadar Dodi mengangguk, ia pun akan melakukan hal yang sama. Siapa yang sudi bertemu dengan bajingan yang menghancurkan hidupnya.
Lagi pula, kenapa atasannya itu mendadak peduli seperti ini. Sebelumnya ia hanya membiarkan semua hal yang ia kacaukan di bereskan oleh ayahnya sendiri.
"Kandungan ibu Aditi jalan enam bulan, pak. " Entah untuk apa. Dodi merasa perlu memberitahu Shaka.
Sejujurnya ia tak menduga atasan bajingannya ini akan segera menjadi seorang ayah.
Tapi siapa yang tahu jalan hidup, pria bernama Shaka itu selalu di lingkari keberuntungan menurut Dodi. Bayangkan saja, setelah banyak hal bejad di lakukan atasannya itu. Tetap saja bos nya itu memiliki citra baik di mata publik. Sungguh luar biasa memang kekuatan uang.
YOU ARE READING
Luka Aditi
General FictionAditi ingin bunuh diri, tapi untuk mengakhiri hidup pun teras sulit ia lakukan. Ada saja hal yang membuat ia gagal untuk mengakhiri hidup. ~ Sejak lahir hingga usia dua puluh empat tahun, sudah banyak bekas luka yang Aditi dapatkan, tidak. Aditi...
