Seperti apa yang dikatakan Mauren tadi, kini Nhalu turun ke lantai satu untuk membawa peralatan ospeknya. Nhalu tersenyum lalu menghampiri Mauren yang berada di dalam salah ruangan dengan pembatas kaca di antara mereka.
"Nhalu ini peralatan ospek kamu, untuk almamater dan peralatan kuliah kamu menyusul ya?"
Nhalu tersenyum lalu mengangguk."Iya, Kak. Makasih banyak Kak." ucap Nhalu sopan, Mauren membalasnya dengan anggukan kepala.
"Kalau gitu Nhalu permisi dulu, Kak." ucap Nhalu.
"Iya, Nhalu."
Nhalu langsung pergi ke kamarnya, dia sangat senang sekali. Nhalu langsung membuka peralatan ospeknya, dimulai dari baju putih dan rok selutut berwarna putih dia mulai mencobanya dan ukurannya pas, ada topi MU, ada pita warna merah dan putih yang katanya harus dipakai di rambut, ada warna pita abu dan putih, abu untuk fakultas dan putih untuk jurusan, ada sepatu hitam, name tag yang sudah diprint lengkap dengan nama aslinya, ah, Nhalu jadi tidak sabar untuk besok.
Lebih baik dia beristirahat untuk menyiapkan mental untuk esok hari.
Semoga semuanya berjalan sesuai apa yang Nhaluna mau.
Dan kini, hari yang ia tunggu-tunggu telat tiba. Pagi harinya, Nhalu sudah siap dengan seragam yang diberikan pihak universitas kepadanya. Rambut dikepang dua dengan tapi berwarna merah dan putih, sepatu hitam, pita berwarna abu lengan sebelah kanan dengan lambang solidaritas, pita putih di sebelah kiri dengan lambang solidaritas, name tag dengan tali berwarna abu, Nhalu siap menjalani ospek hari ini.
"Buku, ATK, minum, makanan berat, makanan ringan, ah sudah siap, ayo Nhalu kita berangkat sekarang!" ucap Nhalu sambil menatap dirinya di pantulan cermin yang ada di kamarnya.
Nhalu berjalan keluar kamar dengan giat, Nhalu tersenyum saat melihat penghuni yang ada di asrama putri ini.
"Anak keperawatan, ya?" tanya salah satu mahasiswa baru berbaju kameja hitam pendek dan rok span pendek dengan dasi panjang berwarna merah.
"Iya, kamu---" Nhalu menatap name tag yang digunakan gadis di sampingnya, dia ingin melihat nama dan jurusan mahasiswa baru di sampingnya.
"Nama gue Cheila, mahasiswa baru jurusan akuntansi." Cheila mengulurkan tangannya, dengan semangat Nhalu juga membalas uluran tangan tersebut.
Nhalu melihat Chelia dari atas sampai bawah dengan seksama, Nhalu tak yakin kalau Cheila anak beasiswa.
"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Cheila.
"Enggak, kok, kamu keren." ucap Nhalu.
Cheila mengangguk paham."Gue kamar nomor 12 lain kali main ya ke kamar gue," ucap Cheila.
Nhalu mengangguk semangat.
Saat sampai di depan gerbang universitas, semua berbaris seusai jurusan masing-masing dengan pakaian ospek sesuai ketentuannya.
"Sampai nanti, Cheila." ucap Nhalu sambil melambaikan tangannya, begitu juga dengan Cheila yang tersenyum tipis melihat itu.
Nhalu berbaris dengan senyum yang paling cerah, mereka disambut oleh para kakak tingkat dengan membawa berbagai macam tulisan yang tentu saja membuat Nhalu terharu.
Ayah Nhalu sudah sampai sini, Nhalu meneteskan air matanya dia rindu ayahnya.
Kini para mahasiswa baru dimasukkan ke dalam gedung dan duduk sesuai jurusannya masing-masing.
"Anak beasiswa, ya?" Seorang gadis bertanya, Nhalu tentu saja mengangguk semangat. Nhalu mengulurkan tangannya pada gadis itu. Sedangkan gadis itu menatap jijik Nhalu dari atas sampai bawah.
YOU ARE READING
RAGHAV || The Darkest Side of Twilight
Teen FictionBANYAK KATA-KATA KASAR, JANGAN DITIRU! "Ternyata dunia terlalu indah buat gue jelajahi sendiri." enjoy!
