Halo iya bun. Ini dikit lagi Prilly ontheway rumah Nayla kok. Prilly lagi beresin alat lukisnya dulu sebentar.

Yaudah kalo gitu jangan lupa yaa ambil kue titipan bunda ke toko kue langganan. Bilang ke Nayla bunda ga bisa dateng, jadi bunda bawain kue aja. Oh iya hati-hati ya sayang.

Oke bun. Kalo kemaleman pulangnya nanti Prilly nginep aja ya? Boleh kan bun?

Boleh sayang. Udah sana nanti telat ga enak. Hati-hati yaa.

Siap bun. Assalamualaikum.

Aku menutup sambungan telpon bunda. Setelah selesai aku beranjak meninggalkan taman komplek dan langsung menuju toko kue langganan bunda untuk mengambil pesanan kue nya. Yaaa, hari ini Nayla sahabatku sedang merayakan pembukaan cafe miliknya. Nayla benar-benar sahabat ku dari kami masih sekolah dulu. Ia tidak pernah berubah meskipun kami jarang bertemu dan menghabiskan waktu bersama.

Aku sudah sampai di toko kue, langsung saja aku menuju kasir untuk menanyakan kue pesanan bunda.

"Misi mba, kue pesanan atas nama ibu Andira udah jadi?" tanyaku pada seorang pegawai toko ini dihadapanku.

"Oohh mau ambil yaa ka? Sudah kaa sudah jadi. Sebentar saya ambilkan dulu yaa." ucap pegawai itu.

Oke aku menunggu pegawai itu mengambil kue pesanan bunda. Tidak lama akhirnya ia kembali dan membawa satu kotak kardus dan memberikannya kepadaku.

"Udah dibayar kak sama ibu Andira. Jadi tinggal diambil aja." jelas pegawai yg bernama Ana itu. Bagaimana aku bisa tau? Aku melihat name tag dibagian sisi kanan baju seragamnya.

"Oke deh makasih yaa mba. Saya permisi." ucapku seraya melempar senyum. Aku kembali ke mobil dan mulai melajukannya kerumah Nayla.

Jalan menuju rumah Nayla lancar jaya. Tumben tidak macet seperti biasanya. Ah sudahlah yang penting aku sudah sampai dirumah sahabatku tepat waktu. Aku memarkirkan mobil yang aku kendarai di halaman rumahnya. Lalu aku sedikit membereskan pakaian ku dan mengambil tas kecil disamping jok kemudi, tidak lupa aku membawa kardus kue titipan bunda.

Suasana rumah Nayla belum begitu ramai ketika aku masuk kedalam. Ternyata disana aku melihat tante Meri ibunda Nayla sedang sibuk membawakan air minum ke halaman belakang.

"Tanteeee!!" teriakku. Tante Meri pun juga tak kalah teriak ketika melihat ku diambang pintu.

"Prillyyy!! Sini sayang masuk. Sebentar yaa tante taro ini dulu dibelakang." tante Meri berlalu kebelakang rumahnya. Aku memutuskan untuk duduk di sofa ruang keluarga dan meletakkan kardus kue diatas meja.

Tak lama tante Meri kembali dan menghampiri ku lalu langsung memeluk ku begitu hangat. Aku membalas pelukannya.

"Aaaa Prilly kangen banget sama tante.. Nayla mana tan?" tanyaku seraya melepas pelukannya perlahan.

"Sama sayang, gimana kabar bundamu ? Apa dia masih mengurus galeri ayahmu? Nayla lagi keluar sebentar. Lagi beli sesuatu yg kurang sama Kevin."

"Alhamdulillah bunda baik kabarnya tan, iyaaa bunda masih bantu ayah ngurus galeri. Aaah kapan Nayla dan Kevin nikah tan? Udah lama banget mereka pacaran, dari jaman masih sekolah sampe sekarang belum ada undangan yg mampir kerumah nih tan. Hahaha." ucap ku sekena nya.

Karena memang benar, Kevin dan Nayla sudah berpacaran lama. Dari kami masih anak-anak hingga kami sudah menjadi orang dewasa, mereka masih sama-sama. Berbeda denganku, semasa sekolah dulu aku paling lama berpacaran hanya 3 bulan. Yaaaa karena si cowo yg berulah. Selama aku pacaran dengannya ternyata aku diselingkuhi olehnya. Sakit hati aku waktu itu. Sampai akhirnya aku lulus dan pergi jauh darinya. Sudah sudah aku tidak mau lagi membahas soal itu.

"Oh iyaa ini apa Pril?" tanya tante Meri

"Kan Prilly sampe lupa, ini kue titipan bunda tan. Bunda minta maaf gabisa dateng kesini. Jadi bunda nitipin ini aja."

"Ya ampunn, repot-repot gini. Yaudah kamu ke kamar Nayla aja dulu sambil nunggu Nayla pulang. Tante mau nemuin tamu-tamu dulu yaa dibelakang."

Aku membalas dengan anggukan dan senyum dan langsung beranjak ke kamar Nayla dan merebahkan badan ku diatas kasurnya. Tidak lama, tiba-tiba Nayla menubruk diriku diatas kasur. Aku tau dia seperti ini karena dia sudah merindukan ku. Nayla memelukku akhirnya. Pasrah sajalah kalau Nayla sudah seperti ini.

"Priiiillllll!!!!! Udah berapa abad kita ga ketemu? I miss you damn muchhh!!" ucapnya sambil mencubit-cubit pipi ku. Gila memang cubitannya sakit sekali.

"Aaaw.. Aaawww sakiiitttt Nay. Hahaha lebay banget sampe berabad-abad segala. I miss you too sahabat kuuu..."

"Ya abis kita kan baru kontakan akhir-akhir ini jadi maklum aja gw agak-agak tingkahnya."

"Yeee ga malu apa tuh sama Kevin yg ngeliatin tingkah lo daritadi dari depan pintu?"

"Biarin. Dia aja ga komen. Wleee"

Lucu memang tingkah sahabatku satu ini. Childish sekali kalau lagi manja, tetapi dia akan berubah menjadi seseorang yg bijak yg dangat dewasa dalam pola pikirnya ketika menghadapi suatu masalah. Aaaa Nayla i love you my bestfriend.

"Mau sampe kapan begitu ? Nay, banyak tamu yg harus kamu temui sore ini. Ayolah nanti lagi manja-manjaan nya sama Prilly." ucap Kevin sambil menghampiri kami dikasur. Dengan gantlenya Kevin menggendong Nayla ala bridal untuk turun dari kasur. Aku malas melihat adegan romantis mereka.

"Yeee digendong. Hahaha yaudah yukk kita keluar." ucap Nayla.

"Lebay kalian ah. Emangnya Nayla gapunya kaki apa turun dari kasur aja pake digendong segala." sungut ku.

"Yeee bilang aja lo iri. Hahaha." ucap mereka berbarengan.

Aku selalu kalah ketika mereka sudah kompak meledekku. Awas yaa kalian. Kisah cinta ku nanti akan jauh lebih indah dari kisah kalian. Batin ku.

Akhirnya aku, Nayla, dan Kevin mulai mengikuti acara hingga selesai nanti.

-----------------------------------------

Haloooo....
Cerita baru niiihhh. Semoga readers ku suka dan ga garing nih cerita hahaha
Selamat menikmati cerita baruku ini yaa..

Thankyou guys, salam dari fotografer ganteng dan pelukis cantik :* mwaahmwaah

PhotographWhere stories live. Discover now