"Gue tau lo siapa Thea, lo mau gue bongkar penyamaran lo ke bunny" ancam Felix, ia benar-benar berusaha menahan amarahnya. Tapi selalu saja tak bisa, jika ada yang mengganggu dirinya apalagi soal ia dan Ruby.
"Lo pikir dia bakal percaya heh??" Tantang Thea.
"Lo manusia ter anjing Thea, lo udah manipulasi Ruby dengan tingkah baik lo"
"What's about you bastard?? Think again" balas Thea.
Perdebatan mereka terhenti saat mendengar Ruby yang melenguh dan memiringkan badannya membelakangi mereka.
"Gk usah berisik lo disini, enyah lah" desis Thea.
Gadis itu menge cek keadaan Ruby. Setelah aman ia kembali duduk dan bermain handphone nya.
Felix, Yin, dan Aiden mengalah. Mereka lebih milih menjaga Ruby dari jauh saja. Benar kata partner mereka, gadis seperti Thea lebih sulit dilawan.
4 jam berlalu, kini bel pulang sekolah berbunyi. Thea tersenyum menatap Ruby yang selesai cuci muka. Wajahnya kembali segar dan perutnya gk sakit lagi.
Ia berjalan beriringan dengan Thea. Sembari mengedarkan pandangannya, menatap setiap siswa siswi yang baru keluar kelas.
"Gas ketempat Vino" ucap Ruby.
"Iya gas, jam segini dia udah keluar belum ya?" Tanya Thea.
"Mmm.. keknya udah deh, kita cek aja"
Ruby dan Thea menuju ke parkiran mobil mereka. Sebelum masuk kedalam mobil, Lay mencegat Ruby, ia memberikan sekantong keresek penuh jajanan.
"Apa nih?" Bingung Ruby.
"Jajan, kamu suka ngemil kan. Udah aku beliin jadi jangan jajan keluar-keluar" kata Lay.
Ruby ber oh ria dengan anggukan penuh semangat nya. Tak lupa ia mengucapkan terimakasih dan kembali masuk kedalam mobil yang sudah di tunggu Thea.
"Hati-hati jangan ngebut" peringat Yin.
Ruby mengangguk dan berpamitan pada Yin. Mobil mulai melaju pelan seiring keluar dari pekarangan sekolah. Mereka akan menjemput Vino di sekolahannya.
Yin, pria itu berbalik menuju ke parkiran motornya saat mobil Thea tak terlihat lagi.
Dengan wajah datarnya ia menancap gas nya. Ketiga kawan nya yang lain menyusul dirinya. sedangkan Felix, ia sedang di cegat oleh seseorang yang merupakan tunangan nya yang sama sekali tidak ia harapkan.
Tiffany terus bergelayut dengan suara yang di gemulai kan. Ia berusaha membuat sang tunangan nya mau memberikan goncengan untuk dirinya.
Tapi, Felix sama sekali gk mau dan gk sudi memberikan Tiffany tumpangan. Karena ia paling gk suka jok nya diduduki oleh lacur, Itu menurut dia.
Felix menyentak kuat tangan Tiffany yang bergirlya di lengannya. Tak peduli jika dirinya terus dipanggil, Felix langsung melaju kencang meninggalkan Tiffany yang marah dan malu.
------- The Last -------
Kedua gadis itu tertawa bersama melihat wajah pasrah Vino. Sepulang mereka dari sekolah, mereka membeli beberapa jajanan dan minuman.
Hal itu karena Ruby yang tiba-tiba memberikan usulan ide untuk menonton horor bersama di rumah nya.
Thea pun menyetujuinya karena, ia yakin ini pasti akan menyenangkan. Apalagi disaat dirinya iseng mengagetkan Vino saat jumpscare muncul.
Vino mendengus kesal, tapi tak urung ia senang. Melihat kedua perempuan yang ia sayangi tertawa bahagia selepas menjahilinya.
"Kak Thea awas aja yaa.. nanti malam aku hantuin" kesal Vino.
YOU ARE READING
Never Stop Obsessing
RandomSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...
~~•••••18•••••~~
Start from the beginning
