~~•••••17•••••~~

Start from the beginning
                                        

Ntahlah, Ruby memilih acuh tak acuh dulu, perutnya udah gemuruh meminta diisi dengan bakso jumbo dikantin.

Setelah berhasil memesan makanan dan duduk dibangku kantin. Ruby mulai mengeluarkan handphone nya. Ada 2 misscall dari adeknya.

"Kenapa nih si Vivin" gumam Ruby.

Ia segera menelpon balik Vino sembari menunggu pesanan makan mereka tiba.

"Halo dek, kenapa Vin?"

"Kakak, aku nanti gk pulang bareng kakak yaa"

"Kenapa? Ada apa?" Tanya Ruby, bingung.Thea memperhatikan dengan seksama pembicaraan mereka didepannya.

"Adek mau main sama temen adek ke markas"

"Harus banget ya pulang sekolah gitu? Kan bisa nanti malam aja"

Terdengar disana grasak grusuk, suaranya benar-benar berisik dan ramai.

"Kenapa sih? Kamu lagi ngapain Vin? Gk makan siang kamu?" Tanya Ruby. Ia menuangkan 3 sendok teh sambal kedalam mangkok baksonya.

"Umm ehehehe... Lagi nonton temen main basket soalnya, aku udah makan kak, tadi makan lontong pecel"

"Yaudah nanti malam aja deh mainnya, nanti jangan lupa jemput yaa"

"Iya, yaudah aku mau makan dulu. Sampai jumpa"

"Oke kak, sampai jumpa"

Telephone terputus. Ruby menghela nafas kasar. Ia khawatir dengan pergaulan Vino tapi disisi lain ia juga gk mau ngekang Vino.

"Vino lagi masa puber, yang penting dia gk mabuk-mabukan atau judi by" kata Thea.

"Aku takut dia balap liar Thea, kamu tau sendiri geng motor itu kayak mana" balas Ruby.

"Gue tau mereka balap liar dimana" sahut seseorang.

Ruby dan Thea tersentak kaget, menatap ke samping kanan dan kiri mereka yang sudah diisi oleh kelima iblis itu.

"Kalian ngapain sih kesini" kesal Thea.

Aiden menatap datar Thea, hama ini benar-benar mengganggu mereka.

"Santai dong, ini kursi umum. Jadi terserah kami dong mau duduk dimana" sahut Lay.

Thea terdiam dengan kesal nya, selera makan nya jadi turun karena kehadiran mereka berlima.

"Bunny, kamu udah puas kemarin mainnya? Sekarang gantian dong main sama kami" pinta Aiden.

Ruby hanya merotasikan matanya malas, ia tau apa yang dimaksud dengan main bagi mereka.

"Bunny, kamu imut banget sih. Kenapa kamu mau temenan sama tokek mandarin kayak dia" celetuk Felix kesal.

Masalahnya, tatapan dari Thea sangat tidak meng enakkan bagu mereka. Ingin sekali mereka menyeret Thea menjauh dari gadisnya, agar otak gadisnya hanya bisa mereka yang manipulasi.

"Apa! Lo tuh tikus pete, enyah lo dari sini"

"Sialan lo!!"

"Felix!!" Teriak Ruby sembari berdiri, ia gk mau sahabatnya terluka karena mereka. Apalagi wajah Felix yang terlihat seperti ingin membunuh Thea.

"Don't you dare to touch her!" Peringat Ruby.

Wajahnya yang memerah marah, dan tatapannya yang menatap tajam Felix.

"Lo bela dia!?" Tak terima Felix.

"Dia sahabat aku!" Balas Ruby marah.

Felix mengetatkan rahangnya dengan urat lengan yang kentara. Zayyan dan Aiden berusaha menenangkan nya dengan mengingatkan jika yang ia lawan adalah gadisnya.

"Jangan salahin gue kalo dia mati!"

"Gue gk bakal mati semudah itu Curut!" Tekan Thea.

"Kalo kamu berani nyentuh dia, atau nyakitin dia. I'll kill you with my hands" ancam Ruby.

Aiden, Zayyan, Lay, Calvin dan Felix terkejut dengan ucapan Ruby. Mereka tak mengira gadis mereka akan se sadis itu jika mengganggu sahabatnya.

"Bunny, kamu jangan ngomong gitu" melas Zayyan. Ia memeluk pinggang Ruby. Calvin mendatarkan wajahnya kembali menatap nanar Zayyan.

"Bunny, kamu tega" melas Felix. Ia berusaha memeluk tubuh Ruby tapi, Ruby sendiri yang menghalau nya.

"Kalo kamu tega nyakitin sahabatku aku pun tega nyakitin kamu Felix" balas Ruby.

"Dia yang paling lama bersama ku, dia yang paling mengerti aku. Dan dia yang aku mau" lanjut Ruby.

Ia melepaskan pelukan Zayyan dengan cepat, ia beranjak pergi keluar dari kantin meninggalkan mereka yang tertegun.

"Pftt... You see that, nah i'd win! Loser!" Ejek Thea, ia meninggalkan mereka dengan senyuman puas tertera diwajahnya.

Hatinya sangat senang setelah di bela oleh sahabatnya, dan mungkin, sahabatnya akan datang bulan dalam waktu dekat. Tak biasanya ia bersikap agresif kecuali jika tamu bulanan nya menghampiri nya.


































Makasih buat dukungannya dan supportnya yaa buat kalian, author benar-benar terharu melihat komenan kalian yang exited nungguin update dari aku.

Support terus yaa dan jangan lupa follow akun ig aku Ayara_Olphile sekarang☺️❤️

Never Stop Obsessing Where stories live. Discover now