Haechan kembali mengingat kemarin malam, dimana dia seperti biasa menghabiskan waktu bersama Jaemin. Jaemin yang manis yang masuk ke kamarnya, memintanya untuk tidur bersama, lalu bercerita bagaimana hari ini dan membahas kekonyolan teman-teman mereka. Hingga... membahas hal-hal baik yang akan mereka terima di masa depan yang mereka nantikan.
Flashback
"Echan, besok kan Echan ke Jogja bareng Pak Minhyuk sama guru-guru yang lain juga sama Soobin. Nana nyusul yaa?" alis Haechan terangkat bingung.
"Kenapa gak bareng aja?" Jaemin menggeleng lucu, lalu bangun dari tidak dan duduk menghadap Haechan.
"Nana ada kejutan spesial buat Echan! Jadi harus disiapin duluu," Haechan terkekeh pelan.
"Kejutan kok dikasih tau?"
"Ih, biar Echan kepoo kejutannya apaa. Nana udah siapin lohh. Tunggu ya besok!" Haechan mendengus pelan lalu menggeleng.
"Echan kan belum tentu menang? Lagian masih banyak penulis yang lebih hebat dari Echan. Nana kan tau sendiri bahkan ada penulis best seller seangkatan kita dari sekolah lain itu yang ikut lombanya."
"Ya namanya tingkat Nasional pasti banyak yang hebat-hebat. Tapi Echan harus percaya diri sama kemampuan Echan. Mana kepercayaan diri seorang Haechan itu?" celetuk Jaemin sembari bersedekap dada menatap abangnya.
"Matahari tidak akan pernah malu menampakkan sinarnya di hadapan banyak orang," Jaemin menggenggam kedua tangan Haechan yang kini duduk berhadapan dengannya di atas kasur.
"Jadi Haechan, abangnya Nana yang kasep, sholehh, pinterr. Jangan mudah nervous gituu. Penulis yang Nana tau, adalah orang yang optimis dan percaya diri dengan jalan cerita yang dia tulis. Tidak peduli dengan kritikan banyak orang. Dan terus menuangkan ide cerita yang dia miliki untuk menghibur para pembaca," Jaemin tersenyum teduh pada Haechan, membuat hati yang awalnya gelisah perlahan tenang dan mendatangkan kepercayaan diri seorang Haechan.
Haechan membalas senyuman Jaemin. Dia mengelus tangan adik yang menggenggam tangannya. Selain menuangkan isi hatinya ke dalam tulisan, alasan Haechan menjadi penulis adalah untuk mengabadikan orang-orang yang berharga bagi hidupnya.
Terutama tokoh favorit yang abadi dalam lubuk hatinya, Nathaniel Jaemin Agnibrata.
"Echan kan menghadiri lomba bukan untuk menang, tapi Echan ingin memamerkan setiap tokoh yang ada di dalam karya Haechan. Sehebat dan sekuat apa semua tokoh yang ada di sana. Karena Echan adalah penulis yang bangga akan terciptanya tokoh-tokoh hebat di dalam cerita Echan," Haechan tertegun sesaat.
Jaemin tahu? Dia tersenyum miring, tentu saja Jaemin tahu. Apa yang tidak diketahui Nathaniel Jaemin Agnibrata tentang Haekal Chandraditya?
Dia lalu mencubit kedua pipi Jaemin dengan gemas, membuat sang adik meringis kesakitan.
"Dih, Nana sok tau. Echan kan nulis karena Echan suka. Mana ada gitu?" Jaemin mengeluarkan tatapan julidnya.
"Nana tau ya! Walau si Unjin yang paling tergila-gila sama Echan, tapi Nana yang baca tulisan Echan pertama kali! Nana yang tau gimana tipikal seorang Haechan dalam menulis. Jadi jangan menganggap remeh seorang Nathaniel Jaemin Agnibrata," tawa Haechan pecah mendengar kesombongan Jaemin padanya.
"Oh yaa?? Masaa? Pembaca pertama banget ini?" Jaemin mengangguk dengan tegas.
"Iya, pembaca pertama dan tokoh favorit dari Haekal Chandraditya Agnibrata. Yang menjadi sahabat sekaligus saudaranya."
Haechan sudah terlanjur gemas dengan Jaemin, jadilah dia memeluk Jaemin dengan gemas membuat remaja manis yang lebih tinggi darinya itu hampir kehabisan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Universe : Transmigration
FanfictionSequel Book Saranjana "Ini akhirnya? Serius mati cuma gara-gara ke tabrak delman? Yaudah lah, semoga ketemu Haechan. Maaf Bunda, Ayah, Jisung, abang nyusul Haechan." "Kalo mati bakal ketemu Yeji sama mama gapapa di gue, asal gak kepleset ke neraka a...
Exchap 3 : Tragedi Hingga Keegoisan
Mulai dari awal
