Part 2

944 46 15
                                    

      (Hyemi POV)

      Sekarang sudah minggu kedua semenjak kejadian itu, ya kejadian yang sedikit demi sedikit mempengaruhiku. Aku jadi sering bermimpi buruk, aku selalu merasa takut untuk pulang malam dan aku takut berada di dekat namja. Entah apa yang terjadi denganku nanti, namja itu pun tidak pernah menghubungiku. Kata Soeun namja itu adalah seorang idol, tentunya sangat mudah untuk mencari tau tentang dirinya, pasti banyak fans yang berharap bisa bertemu langsung dengannya, tapi tidak denganku, rasa trauma itu membuatku takut untuk sekedar melihat wajahnya. Dengan kesibukanku di kantor ini membuatku lebih nyaman dan tidak terlalu memikirkan kejadian itu.

'Haaah....kenapa tiba-tiba rasanya mual' ucapku dalam hati karena tiba-tiba saja aku seperti mau muntah begitu mencium parfum rekan kerjaku yang baru lewat, mungkin aku hanya kurang enak badan. Tunggu.....

(Flashbak on)

     Soeun terus saja menenangkanku begitu namja bernama Jimin itu melenggang santai keluar dari rumahku.

"Tunggu dulu...Hyemi-ya, kapan terakhir kau datang bulan?" ucap Soeun dengan mengerutkan dahinya.

"Sekitar dua minggu yang lalu, memangnya kenapa?" balasku cemas.

"Ommo....semoga yang ada dipikirkanku ini tidak terjadi" balasnya lagi gelisah.

"Memangnya kenapa Soeun-aa?" balasku semakin panik.Soeun diam sejenak seakan meyakinkan dirinya sendiri untuk mengatakannya atau tidak, dia menatapku dengan tatapan sedih. Dia membuang nafas kasar.

"Hyemi-aa...setahuku dua minggu dihitung dari awal datang bulan itu adalah masa subur seorang wanita, jadi misalnya terjadi......kau tau lah maksudku, sekitar 80% lebih akan terjadi kehamilan, maaf Hyemi aku mengatakan ini padamu" jelas Soeun dengan tatapan iba.Kata-kata itu seperti bom yang baru saja meledak di depanku. Semua masa depan yang telah aku rencanakan seakan runtuh begitu saja. Impianku untuk menikah dengan orang yang aku cintai, mungkin tidak akan pernah terjadi jika aku benar-benar mengandung anaknya. Semuanya telah hancur hanya karena malam itu.

 (Flashback off)

     Tidak....apa mungkin aku? Apa kata-kata Soeun itu benar? Tidak boleh, ini tidak boleh terjadi. Huweekkkkk......Aku menutup mulutku agar aku tidak muntah di lantai kantor. Aku langsung lari ke kamar mandi. Rasa jijik karena melihat muntahanku sendiri membuatku semakin mual. Aku hanya menatap diriku di cermin, merutuki keadaanku sekarang.

'Apa aku benar-benar hamil?' kata-kata ini yang terus terlintas dipikiranku.

"Hyemi-ya....apa kau tidak apa-apa?" aku melihat refleksi wajah sendu Soeun di cermin yang menatapku cemas.

"Hyemi-ya....kau harus memastikannya sekarang" Soeun menyodorkan benda berbentuk persegi panjang kecil yang aku ketahui sebuah testpack.

"Soeun-aa...aku takut...jika memang iya, apa yang harus aku lakukan nanti? Aku takut Soeun-aa....hikkkssss" aku memeluk tubuh Soeun berharap bisa sedikit menenangkanku.Ya yang aku takutkan benar terjadi, dan tebakan Soeun pun juga 100% benar, aku positif hamil. Air mata ini tak mampu ku tahan lagi, semua impian yang ku tata rapi kini hanya tinggal mimpi yang tak pernah bisa ku gapai. Dan sekarang hanya ada satu hal yang aku pikirkan

'Apa dia akan bertanggung jawab?', aku tidak mungkin melahirkan anak ini tanpa ada seorang suami, apa yang akan dikatakan kedua orangtuaku nantinya. Aku akhirnya memberanikan diri menghubungi Park Jimin dan mengajaknya bertemu. Meskipun perasaan takut menemuinya masih sangat kentara, tapi demi janin ini aku tidak bisa diam begitu saja.

........

     Soeun paham sekali aku masih merasa ketakutan bertemu Jimin sendiri, karena itu Soeun menawarkan diri untuk menemaniku. Karena takut ada yang tau keberadaan Jimin, maka kami memutuskan untuk bertemu di rumahku saja.

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Jul 08, 2015 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

I'm Sorry it's too LateUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum