"Mobil Taeyong baik-baik aja Ma, tapi Taeyong pikir lebih enak kalau disetirin. Taeyong capek juga kalau habis kerja nyetir sendiri apalagi kalau pulangnya malem" jelas Taeyong.
"Terus pekerjaan kamu baik-baik aja kan?"
"Baik-baik aja kok Ma, udah deh Ma Taeyong mau ke dalem. Mau istirahat, capek" jawab Taeyong.
"Eh tapi itu kenapa leher kamu. Kok di plester gitu"
Taeyong sudah menebak jika Yoona akan bertanya tentang lehernya.
"Cuman luka ringan Ma, udah ya Ma aku masuk dulu" Taeyong buru-buru masuk kedalam rumah. Supaya ibunya tidak bertanya lagi. Sedangkan Yoona menatap Taeyong bingung.
Taeyong masuk kedalam kamarnya. Lelaki mungil itu menghampiri meja rias dan duduk menghadap kaca. Melepas plaster yang menutupi bercak merah yang begitu jelas menodai leher putihnya. Mengelus pelan bekas itu sambil membayangkan bibir Jaehyun yang menempel disana. Taeyong masih sangat ingat bagaimana brutalnya Jaehyun saat mencium lehernya.
Sudah cukup, sekarang Taeyong harus memikirkan rencana selanjutnya untuk membuat seorang Jung Jaehyun segera bertekuk lutut padanya. Mungkin sedikit lagi dan Jaehyun akan menjadi miliknya.
Drttt drrtt
Dering ponsel membuyarkan lamunan Taeyong. Segera saja dia melihat siapa orang yang menelponnya. Ternyata nomor yang tidak di kenal. Tanpa ba-bi-bu Taeyong mengangkat panggilan itu.
"Halo"
"Halo, bagaimana kabarmu Lee Taeyong?"
"Sebentar, sepertinya aku mengenal suara ini. Kau Kim Mingyu?"
Pemuda yang disebut namanya tersenyum miring. "Ternyata kau masih mengingat suaraku sayang"
"Stop memanggilku sayang, kenapa kau menelponku?" tanya Taeyong malas. Yang Taeyong tahu Mingyu berada di luar negeri sekarang.
"Tenang sayang, aku hanya merindukanmu. Apa kau tidak merindukanku sayang?"
"Rindu? Cih" Taeyong berdecih.
Kim Mingyu mantan pacar Taeyong. Mereka putus karena Taeyong sempat memergoki Mingyu yang sedang berduaan bersama seorang perempuan. Taeyong yang kecewa dan sakit hati segera memutus hubungan mereka berdua. Lima bulan setelah putus Taeyong mendapat informasi jika Mingyu pindah kerja keluar negeri.
"Dengar Tuan Kim, kita berdua sudah tidak memiliki hubungan apapun. Jadi jangan lagi anda menghubungi saya. Anda paham kan, saya akan tutup telponnya sekarang"
"Tunggu Taeyong jangan tutup telponnya. Apa kau tidak mau mendengar penjelasanku. Kau memutuskan hubungan kita secara sepihak. Kau harus tahu Taeyong jika aku dan perempuan itu hanya sebatas teman tidak lebih. Aku hanya mencintaimu Taeyong. Sampai sekarangpun aku masih mencintaimu. Ku mohon kembalilah padaku"
Taeyong tidak ingin lagi mendengar semua omong kosong pria ini. Tanpa menjawab, Taeyong memutus panggilan itu secara sepihak dan segera memblokir kontak mantan pacarnya itu. Menghela nafas, Taeyong merebahkan tubuh lelahnya pada kasur. Matanya sudah sangat berat, hanya beberapa detik saja mata boba itu tertutup sempurna. Taeyong akhirnya terlelap.
***
Jaehyun terbangun saat mendengar alarm ponselnya berbunyi. Tangannya meraba-raba meja nakas untuk mematikan alarm. Tubuh polos tanpa atasan, hanya menggunakan celana pendek. Berjalan membuka gorden berwarna hitam agar cahaya pagi masuk kedalam kamarnya.
Jaehyun melakukan peregangan kecil-kecilan agar ototnya tidak tegang. Setelah itu lelaki tampan itu segera pergi untuk mandi. Tidak memerlukan waktu lama, Jaehyun akhirnya menyelesaikan rutinitas mandinya. Dia segera memakai kemeja dan jass yang sebelumnya telah dia siapkan.
Sebelum pergi kebawah, Jaehyun mengecek ponselnya. Ternyata tidak ada pesan apapun dari Hera. Dari kemarin pun Hera tidak menghubunginya sama sekali. Mungkin nanti Jaehyun akan menghubungi tunangannya itu.
Jaehyun keluar dari kamar menuju kebawah untuk sarapan. Jaehyun hanya tinggal sendiri, dia tinggal di salah satu apartemen mewah yang ada di Seoul.
Selesai dengan sarapannya, Jaehyun segera bergegas pergi kekantor. Untung saja hari ini tidak ada jadwal penting. Jadi Jaehyun masih bisa sedikit bersantai.
Di tengah perjalanan Jaehyun, mampir untuk membeli kopi di cafe langganannya.
Sampai disana Jaehyun tidak sengaja melihat Lee Taeyong. Apa lelaki mungil itu juga ingin membeli kopi. Tapi kenapa raut wajahnya terlihat kesal.
Tanpa banyak berfikir Jaehyun pergi masuk kedalam. Untung saja cafe itu masih terlihat sepi. Hanya ada tiga orang yang sedang mengantri. Jaehyun mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok Taeyong.
Jaehyun menemukan Taeyong yang sedang duduk membelakanginya dan didepannya ada seorang lelaki. Jaehyun mengernyitkan dahinya saat melihat lelaki itu mencoba menggenggam tangan Taeyong tapi beberapa kali Taeyong mencoba untuk menolak dan menjauhkan tangannya.
Tiba-tiba Taeyong berdiri, reflek Jaehyun yang sedang melihatnya segera memalingkan wajah. Taeyong sudah pergi dari sana bersama dengan lelaki itu. Tepat setelah kepergian Taeyong, giliran Jaehyun untuk memesan kopi.
Setelah pesanannya selesai, Jaehyun segera keluar dari Cafe. Ternyata mobil Taeyong masih disana. Tapi tidak dengan orangnya.
Ada sebuah taman tepat disebelah Cafe, apa mungkin Lee Taeyong disana. Dengan perasaan ingin tahu, Jaehyun pergi ke taman itu. Dan benar saja Taeyong ada disana. Tapi yang membuat Jaehyun terkejut adalah Taeyong sedang berpelukan dengan lelaki itu. Jaehyun mengepalkan tangganya saat melihat lelaki itu mencium rambut Taeyong.
"Sialan" geram Jaehyun. Dengan segera Jaehyun merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dan segera menghubungi seseorang.
"Pergi ke kantorku sekarang!"
_______________
Ceritanya berantakan deh kayaknya. Soalnya aku ngetiknya habis bangun tidur. Maaf ya😭😭. Sorry juga kalau bagian kedua ini dikit banget.
Oke jangan lupa vote dan komen
Terima kasih
YOU ARE READING
Doin Time (Jaeyong On Going)
Fanfiction"who is win?" Ty "You win" Jh • BXB || GAY || HOMO • MPREG • Jaehyun x Taeyong • Bahasa kasar • Mature
