8

608 70 5
                                        

Doyoung tidak tahan lagi, dia segera melangkah ketempat Taeyong untuk memukul kepalanya. Bisa-bisanya Taeyong berpose seperti itu didepan Jaehyun. Doyoung melangkah dengan cepat, dia menyuruh fotografer untuk berhenti memotret Taeyong.

"Apa kau sudah gila!" kata Doyoung sambil memukul leher belakang Taeyong. Walaupun tidak kencang tapi itu berhasil membuat Taeyong mengaduh.

"Kenapa kau memukulku!" kata Taeyong tidak terima. Sesekali Taeyong menatap ke arah depan untuk melihat jika Jaehyun masih disana.

"Kenapa kau bilang? Taeyong tolong jangan membuat aku memukulmu untuk yang kedua kalinya. Hari ini kita pemotretan untuk mempromosikan barang, bukan tubuhmu" Doyoung terus saja mengomel. Membuat kuping Taeyong menjadi panas.

Disana Jaehyun melihat Taeyong yang sedang di omeli oleh managernya. Waktu yang tepat untuk Jaehyun pergi ketoilet sebentar. Dia harus mengurus benda yang sudah mengeras sejak tadi.

Sampai di toilet, Jaehyun segera masuk dan mengunci pintunya. Untung saja saat ini toilet sedang sepi.  Mungkin karena para staff sedang sibuk bekerja. Jaehyun dengan segera melepas gasper dan celananya tidak lupa dengan boxser hitam dengan brand ternama itu. Terpampang lah benda pusaka besar yang sudah mengacung.

"Kenapa kau bisa mengeras seperti ini hanya karena melihat tubuh milik laki-laki" tangan itu dengan lihai mengocok batang penis itu. Jaehyun sebisa mungkin menahan desahannya. Bisa gawat jika ada yang mendengar desahannya. Keringat mulai bercucuran. Pelepasannya akan segera tiba, tangan besar itu semakin cepat mengocok dan mengurut penis besar itu.

"Sedikit lagi" geramnya. "Ahh" Jaehyun mendesah lega saat pelepasannya tiba. Cairan kental mengotori lantai dan dinding kamar mandi. Jaehyun mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Dia harus segera membersihkan semua kekacauan ini.

Di sisi lain Taeyong memandang Doyoung dengan malas. Sampai sekarang mulut lelaki itu masih saja mengomel.

"Apa kau tidak lelah?" tanya Taeyong dengan malas. Sungguh sekarang kupingnya sudah sangat pengang mendengar ocehan Doyoung yang itu-itu saja.

"Aku tidak akan lelah mengomeli lelaki bebal seperti mu. Ingat jangan berpose seperti itu. Sudah sekarang lanjutkan pemotretannya" Doyoung berjalan kembali ke tempatnya. Tapi dia sedikit bingung saat Jaehyun tidak ada disana. Apa CEO muda itu sudah pulang? pikirnya.

Sedangkan Taeyong juga celingukan mencari keberadaan Jaehyun. Kenapa lelaki tampan itu belum juga kembali. Apa dia sudah kembali ke kantor. Taeyong sempat melihat Jaehyun buru-buru pergi dari sana. Taeyong pikir jika Jaehyun hanya pergi sebentar tapi nyatanya sampai sekarang Jaehyun belum juga kembali.

"Taeyong kau mencari apa?" tanya Kun fotografer yang memotret Taeyong.

"Tidak bukan apa-apa" jawab Taeyong. Lelaki mungil itu kembali pada posisinya dan segera berpose. Sekarang tidak ada Jaehyun, pose Taeyong pun normal.

Doyoung yang sedang memantau Taeyong, akhirnya bernafas lega. Akhirnya lelaki cantik itu berpose dengan normal. Dia bisa melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda dengan tenang.

"Apa sudah kembali di mulai?" tanya Jaehyun yang baru saja datang.

Doyoung menoleh "Oh Tuan Jung sudah kembali, ya baru saja di mulai Tuan. Saya juga ingin minta maaf tantang Taeyong yang tidak sopan. Tuan Jung tenang saja saya sudah memarahi anak itu" kata Doyoung sambil tersenyum canggung.

"Ya tidak masalah" jawab Jaehyun.

Jaehyun kembali fokus melihat kedepan. Melihat Taeyong yang sedang berpose sambil diarahkan oleh fotografer. Jika dilihat-lihat Taeyong begitu cantik dengan setelan bajunya. Jaehyun segera menggelengkan kepalanya setelah sadar dengan apa yang dia pikirkan. Kenapa otaknya semakin rusak dengan memikirkan sesuatu yang salah.

Doin Time (Jaeyong On Going)Where stories live. Discover now