Happy reading
Taeyong buru-buru keluar dari kamarnya. Pagi-pagi sekali dirinya harus menemui mantan kurang ajarnya itu. Dari kemarin malam Mingyu tidak berhenti menelpon dan mengirim pesan. Mingyu terus saja memaksa untuk bertemu. Taeyong dengan tegas menolaknya tapi sepertinya Mingyu tidak terima dengan jawaban Taeyong.
Taeyong bahkan sudah memblokir nomor mantannya itu. Tapi tidak lama kemudian, pemuda itu sudah berganti dengan nomor baru. Dengan terpaksa Taeyong harus mengiyakan ajakan Mingyu untuk bertemu.
"Taeyong mau kemana kamu, ayo sarapan dulu" ajak Yoona.
Taeyong menepuk pelan kepalannya, lelaki mungil itu sampai lupa untuk pamit kepada ibunya. Taeyong memutar kembali badanya untuk menghampiri ibunya.
"Taeyong sarapan di jalan aja Ma, soalnya Taeyong buru-buru" kata Taeyong. Lelaki mungil itu buru-buru meraih tangan ibunya untuk dicium dan pamit untuk segera pergi.
Yoona menatap Taeyong heran, tumben putranya itu pagi-pagi sekali sudah pergi. Biasanya di jam seperti ini Taeyong masih tidur.
Taeyong masuk kedalam mobil miliknya. Saat ingin menjalankan mobilnya, dering ponsel terdengar. Tertera nama "Mantan brengsek" disana. Dengan malas Taeyong mengangkat panggilan dari Mingyu.
"Sayang" panggil Mingyu dari sebrang sana.
"Sudah ku katakan berhenti memanggilku sayang!" jawab Taeyong dengan marah.
"Oke baiklah"
"Kenapa kau menelpon?"
"Aku hanya ingin bilang, hati-hati di jalan"
Tanpa menjawab Taeyong menutup panggilan dari Mingyu. Taeyong memukul stir kemudi dengan kesal. Taeyong berjanji ini adalah terakhir kalinya dirinya bertemu dengan Mingyu.
Taeyong menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah. Untung saja jalanan masih sepi, jadi Taeyong bisa sedikit melaju.
Tiba di kafe, Taeyong segera masuk kedalam. Mengedarkan pandangan untuk mencari mantan kekasihnya. Ternyata Mingyu sedang duduk didekat jendela yang ada dipojok. Segera saja Taeyong menghampiri pemuda berkulit Tan tersebut.
Mingyu tersenyum hangat saat Taeyong tiba dan duduk di depannya. Lain halnya dengan Taeyong yang memasang wajah dingin.
"Cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan" tanpa basa-basi Taeyong langsung menuju topik pembicaraan.
Mingyu melunturkan senyumnya. Taeyong yang ada didepannya bukan lagi Taeyong yang dulu. Sekarang Taeyong begitu cuek dan dingin kepadanya. Cara bicara Taeyong juga sangat berbeda.
"Pesanlah lebih dulu, aku yang akan mentraktirmu" kata Mingyu sambil menyeruput kopinya.
"Tidak perlu!" tolak Taeyong dengan tegas. "Cepat katakan saja sekarang dan berhenti menghubungiku lagi"
"Taeyong" Mingyu meraih tangan Taeyong untuk di genggam. "Apa kau tidak merindukanku?" tanya Mingyu dengan mimik muka sedih.
Taeyong menghempaskan tangan Mingyu, menolak untuk disentuh oleh pemuda itu.
"Berhenti bicara omong kosong, cepat katakan apa yang ingin kau katakan. Aku sudah tidak punya waktu lagi!"
"Baiklah" kata Mingyu pasrah. "Taeyong kau harus tahu wanita yang bersamaku dulu bukan selingkuhanku, dia hanya temanku Taeyong. Jika kau tak percaya, kau bisa bertemu dengannya. Kau hanya salah paham saat itu" jelas Mingyu.
"Hanya itu yang ingin kau bicarakan?" tanya Taeyong dengan muka yang datar. "Apa kau pikir dengan kau menjelaskannya, aku akan kembali bersamamu. Jangan harap Tuan Mingyu" kata Taeyong.
YOU ARE READING
Doin Time (Jaeyong On Going)
Fanfiction"who is win?" Ty "You win" Jh • BXB || GAY || HOMO • MPREG • Jaehyun x Taeyong • Bahasa kasar • Mature
