Tae Hyung tidak mempedulikan protes yeoja itu dan masih sibuk dengan kegiatan mengepelnya itu. Ya, dia bukanlah namja yang rajin dan peduli dengan kebersihan lingkungan. Tapi Tae Hyung melakukan hal ini karena dihukum oleh saemnya karena berlaku tidak sopan di kelasnya. Bayangkan saja, bagaimana bisa seorang murid duduk di bangkunya dengan keadaan kaki yang terletak di meja, tidak mendengarkan saem yang tengah menerangkan pelajaran, dan dengan santainya mendengarkan musik di kelas melalui earphonenya sambil membaca sebuah novel. Benar-benar keterlaluan, kan?

Semua saem yang pernah mengajar namja ini, pernah berpikir untuk mengeluarkannya dari sekolah. Tapi niat mereka urung karena Tae Hyung ternyata sangat pintar. Ya, sama seperti Yoo Jung. Tae Hyung adalah seorang yang terlalu genius untuk dikeluarkan dari sekolah. Dan saem yang mengajar Tae Hyung pun akhirnya lebih memilih untuk menghukum Tae Hyung dengan hukuman-hukuman "ringan" seperti, membersihkan toilet, membereskan gudang sekolah, mengepel lantai koridor sekolah, dan lain sebagainya.

Dan aneh sekaligus hebatnya, Tae Hyung memang lebih memilih untuk melakukan hukuman itu dibandingkan harus berada di kelas dan belajar bersama murid lainnya. Ya, seperti yang pernah dijelaskan. Tae Hyung adalah seorang namja yang lebih memilih untuk hidup menyendiri dan menghindari keramaian. Tapi, hal yang masih tidak bisa dipercaya adalah... Tae Hyung masih memiliki otak yang cerdas. Setiap nilai ujian yang ia kerjakan selalu mendapatkan nilai sempurna. Kalau pun tidak sempurna, pasti kesalahannya hanya satu atau dua soal. Aneh tapi hebat bukan?

Sebenarnya Tae Hyung adalah saingan berat Yoo Jung dalam peringkat sekolah. Tapi karena sikap Tae Hyung yang lebih menyebalkan di mata para sonsaengnim dibandingkan dengan Yoo Jung, maka peringkat Tae Hyung berada di bawah Yoo Jung. Yoo Jung merupakan murid terbaik di sekolah. Dan Tae Hyung sendiri adalah murid terbaik kedua di sekolah.

Yoo Jung merupakan murid yang pintar, cantik, murah senyum, dan juga periang. Tapi itu dulu. Saat kejadian di malam itu belum terjadi. Sekarang Yoo Jung masih menjadi murid yang pintar dan cantik. Tapi bedanya, ia hampir tidak pernah tersenyum lagi, dan menjadi seorang yang dingin dan bermulut pedas. Ia juga murid yang sangat terkenal. Bukan hanya kepintaran dan kecantikannya. Tapi juga karena semua murid di sekolah itu selalu memberitahu kepada hoobae yang baru masuk ke sekolah itu agar tidak dekat-dekat dengan Yoo Jung, kalau mereka masih berusaha untuk mendekati Yoo Jung... maka ya, kalau mereka tidak disiksa seperti Yoo Jung maka mereka akan mati.

Semua orang di sekolah itu akhirnya mengenal Yoo Jung dan selalu memperhatikan Yoo Jung saat berjalan dengan tatapan takut mereka. Nah, kalau Tae Hyung sendiri... dia itu murid yang pintar, tampan, berwajah dingin, tidak pernah tersenyum, dan juga... selalu menjauhkan diri dari sekitar. Saking penyendirinya Tae Hyung, bahkan saat pengumuman bahwa Tae Hyung adalah peringkat dua di sekolah pun semua murid kecuali murid yang berada di kelas yang sama dengan Tae Hyung sampai bingung. "siapa itu Kim Tae Hyung?" itu lah yang ada di pikiran mereka saat pengumuman tersebut.

Ya... kehidupan Tae Hyung dan Yoo Jung itu berbanding terbalik bukan?

"ya! Kau benar-benar menyebalkan Kim Tae Hyung-ssi," ucap Yoo Jung pelan sambil bangkit dari posisi terjatuhnya. Ia lalu mendekat ke arah Tae Hyung, lalu menepuk pundak namja itu. Tae Hyung hanya menoleh dan menatap Yoo Jung dengan tatapan dinginnya. Ia lalu melihat ke arah sepatu Yoo Jung. "sialan kau. Aku sudah lelah mengepel lantai ini tapi kau malah mengotorinya,"

Yoo Jung akhirnya memukul kepala namja itu dengan novel yang ia baca dari tadi. "kurang ajar kau!! Bisakah kau bicara baik-baik padaku?! Aku hanya ingin mengembalikan benda milikmu ini, pabbo!" ucap Yoo Jung datar tapi dapat terdengar dengan jelas ada nada kekesalan dalam perkataannya itu. Kim Tae Hyung hanya melihat novelnya itu dengan tatapan biasanya. "itu untukmu," ucapnya lalu kembali mengepel. "ne? Mwo-mworago?!"

Tae Hyung menghela nafasnya pelan, "kubilang itu untukmu. Apa telingamu itu sedang tersumbat? Kalau begitu kau harus lebih rajin membersihkannya," ucap Tae Hyung datar. Yoo Jung menghela nafasnya kasar, menahan amarah yang akan segera keluar dari mulutnya. "maksudku, kenapa kau memberikan ini padaku? Aku tidak mau menerima barang orang lain. Apa lagi dari orang asing sepertimu,"

Tae Hyung menatap yeoja itu lekat. Namun tanpa ekspresi. "kita sudah bicara banyak. Itu artinya kita sudah saling kenal dan kita bukanlah orang asing lagi," ucap Tae Hyung yang membuat Yoo Jung terdiam. Entah kenapa, tapi jantungnya tiba-tiba berdetak cepat saat mendengar perkataan Tae Hyung. 'bagaimana bisa namja ini menjawab tolakanku dengan alasan yang membuatku tidak bisa berkata lagi?'

"sekarang kau pergi lah! Kau mengganggu kegiatanku kalau terus berada di sini," ucap Tae Hyung kasar lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Dan dalam hitungan detik, debaran di dada Yoo Jung berhenti dan tergantikan oleh rasa kesal di hatinya. Kurang ajar sekali namja ini, pikirnya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun bahkan kata "gomawo" untuk pemberian Tae Hyung tadi.

"hari ini pulang lah bersamaku," ucap Tae Hyung kemudian. Membuat langkah Yoo Jung seketika terhenti, dan debaran di dadanya itu kembali muncul. Ia membalikan tubuhnya, dan menatap namja itu lekat. "kenapa tiba-tiba?" tanya Yoo Jung. Tae Hyung tidak menjawab. Ia hanya melirik sekilas ke arah Yoo Jung sambil terus mengepel. "tidak ada alasannya. Yang jelas temui aku di parkiran sekolah saat pulang nanti,"

Yoo Jung hanya mampu terdiam menatap namja itu. 'bagaimana bisa kau membuatku gugup sekaligus marah di waktu yang bersamaan?' batin Yoo Jung. Lalu yeoja itu pun memilih untuk pergi meninggalkan Tae Hyung yang masih sibuk mengepel lantai koridor. Sebuah senyuman kecil nan tipis terukir di wajah tampan namja itu.

TBC...

Hehe... author bingung mau ngomong apaan :3 ok, vomment juseyo~ ^^

Ma Psycho BoyWhere stories live. Discover now