25.Ajari Aku Islam

28 1 0
                                    

Reynand sudah tiba di sekolah. Tapi Pak Satpam melarangnya masuk. Jadi cowok itu menunggu di warung Mang Udin, dekat dari sekolah.

Sudah lama tidak bernostalgia di sini. Tempat mereka dulu.

Jam pulang Syahira keluar dari gerbang. Farhan belum menjemput. Syahira berteduh di pos satpam. Tidak lama Reynand datang. "Sini gue antar!"

"Bukan muhrim, nanti jadi fitinah."

"Ajarin gue tentang islam? Gue pengen tahu."

"Kenapa minta sama aku, emang kamu bukan muslim?" tanya Syahira menundukkan kepala. Sepatu menggaruk lantai.

"Gue muslim tapi gue jauh dari agama gue perlu bimbingan yang benar." jawab Reynand jujur. Bersamaan dengan itu Farhan datang. Suara batuk yang membuat Reynand minggir.

Di motor kakak berceloteh. Pusing mendengarnya Syahira bungkam. Bantahan tidak dapat keluar dari bibirnya. Farhan meminggirkan motor di jalan.

Matanya terkejut melihat seseorang. "Ayah bukanya interview jadi pegawai lha kok bawa mobil orang?" suaranya terdengar. Farhan mempercepat laju kendaraan.

"Ayah kenapa kak, kakak lihat Ayah?" Penasaran pada jawaban kakaknya.

"Gak, salah lihat." balas Farhan pendek.

***

Perkataan Reynand benar-benar masuk di otak Syahira. Malam ini di pukul delapan gadis itu berkutat pada buku paket.

"Ajarin gue tentang Islam gue pengen tahu!" Mengejarkan pr matematika sambil melamun.

Syahira bangkit mengambil mukenah. Perlu petunjuk. Supir baru Papa mau pulang malah bertemu Reynand kembali.

"Nih Pak, saya balikin."

"Jangan Aden, latihan dulu ini biar Aden bisa tenang." jelas supir baru Reinald.

Setumpuk pertanyaan muncul. "Kalau gitu ajarin saya Pak," Diam-diam Sakinah mengintip dari jauh.

Sorot matanya senang mengetahui perubahan sedikit putranya. Tapi dalam hati apakah surga itu ada untuk Reynand? Mencoba menghalau Sakinah menjauh dari sana.

Reinald memaksa tubuh untuk bergerak. Sampai menyenggol piring berisi bubur. Reinald tetap kekeuh keluar. Melihat percakapan putranya dengan supir baru. Ingin rasanya seperti itu.

"Ngapain ngobrol sama supir, bukan Papa." Rasa iri seketika hadir. Bersamaan dengan itu bahu Reinald ditepuk.

"Mas kamu bisa asal kamu berubah."

"Tau apa kamu? Sudah sana jangan ganggu." sela Reinald masuk lagi ke kamar. Bi Zumi selesai membereskan pecahan lagi. Memasukan ke dalam skop sampah.

***

Tbc...

Akhirnya ketemu juga. Klik lagi bintangnya jangan lupa ⭐. Aku tunggu kehadiran kalian.

Salam

Titin Kahar

REYNAND & SYAHIRAWhere stories live. Discover now