bab 7

61 12 6
                                    


di malam yang dingin seorang gadis remaja cantik, dengan rambut panjangnya duduk di depan rumahnya.

"Putri..."

gadis itu menoleh ke belakang saat adik kembarnya memanggilnya. ia berdiri dan menghampiri adiknya saat adiknya melambaikan tangannya.

mereka berdua masuk kedalam rumah. dan tanpa Putri sadari adiknya itu menyembunyikan sebuah pisau di balik badannya.

"duduk" Putri pun duduk di sofa ruang tamu saat adiknya menyuruh.

mata Putri hanya tertuju kepada adiknya yang, berjalan ke arah pintu untuk menutupnya. Putri terdiam saat melihat adiknya berjalan ke arahnya sambil mengacungkan pisau.

"l–lo mau ngapain..."

deg

belum juga Putri menyelesaikan kalimatnya, adiknya sudah melempar pisau yang ia bawa tadi, Dan mengenai tembok di belakangnya.ya tepat di samping kepala Putri.

Putri berniat untuk kabur, namun rambutnya di tarik kuat oleh adiknya, yang membuat tubuhnya jatuh kebelakang.

adiknya mengambil pisau yang tertancap di tembok, lalu menusuk ke perut Putri.

☘️☘️☘️

Angkasa mengusap air matanya, yang keluar karena kecapekan ketawa, udah hampir lima jam ia duduk di makam Ana sambil bercanda, seolah olah Ana berada di depannya.

Angkasa mengambil,ponselnya lalu menunjukkan ke depan. seolah olah sedang berbicara dengan Ana.

"hahahaha konyol banget kan? masa si jenazah meninggal lagi.."

Angkasa terdiam saat, ia sadar di depannya tidak ada siapapun. Angkasa menunduk, menatap gundukan tanah di depannya. lalu matanya tertuju kepada batu nisan yang bertuliskan, nama Ana di sana.

tangan Angkasa mengusap pelan batu nisan Ana. air matanya udah mengalir deras membasahi pipinya.

"ternyata gua udah segila itu ya?....."

lirih Angkasa, matanya terus tertuju kepada batu nisan milik Ana. tangan Angkasa terkepal erat, lalu menatap langit.

"WOI AUTHOR ANJING! LO KENAPA BIKIN ORANG YANG GUA SAYANG MATI ANJING!"

murka Angkasa, sambil melempar batu ke arah Langit seolah olah melempar batu ke author.

"WOI UDAH GILA LO!"

Angkasa melirik ke samping saat mendengar suara Laut. Laut mendekat ke arah Angkasa,

"gua gagal Ut..." lirih Angkasa

"udah jangan di pikir. yo pul.."

"gua gagal menjadi sahabat yang baik.." ucapan Laut di potong Angkasa." Gua juga gagal jadi anak. gua gagal. gua gagal..."

Laut menghela nafas panjang, lalu menarik kerah baju Angkasa yang membuat lelaki itu menoleh ke belakang.

bughh.

Laut memukul kepala Angkasa dengan sangat kuat, yang membuat Angkasa terjatuh, dan hidupnya mengeluarkan darah.

"IYA LO TOLOL, MANUSIA TIDAK GUNA, DAN LO CUMA BEBAN.!"

Angkasa terdiam, saat mendengar ucapan Laut. Laut mengulurkan tangannya, membantu Angkasa untuk bangun.

Angkasa menerima uluran tangan Laut, lalu mereka berdua berjalan keluar, dari tempat pemakaman.

dan tanpa mereka sadari, ada dua orang yang sedang memperhatikan mereka dari jarak yang lumayan jauh.

☘️☘️☘️

BANJIR KOTA SEMARANG Where stories live. Discover now