Bagian 15 : Kelakuan Lavanya

64 46 17
                                    

Jangan lupa vote komen lhooo.
(⁠☞゚⁠∀゚⁠)⁠☞🌟🗨️⟵⁠(⁠๑⁠¯⁠◡⁠¯⁠๑⁠)

 (⁠☞゚⁠∀゚⁠)⁠☞🌟🗨️⟵⁠(⁠๑⁠¯⁠◡⁠¯⁠๑⁠)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Flashback on.

Di hari pertama sekolah menengah. Lavanya menatap sekeliling sekolah barunya itu. Ia tersenyum senang ketika beberapa murid menatap kagum padanya.

'Diet keras aku berhasil,' batin Lavanya.

Berbeda dengan Lavanya dahulu yang agak gemuk karena malas merawat diri. Waktu itu ia pikir mencintai dirinya yang agak gemuk adalah hal bagus.

Beberapa bulan sebelum lulus, Lavanya mendapat sebuah motivasi dari sosial media tentang mencintai diri. Dari semua hal, satu yang paling penting mencintai diri dengan cara merawat.

"Apa kau pantas mencintai diri, tapi tidak pernah merawat diri? Setidaknya berolahraga adalah hal yang paling dasar dan sangat mudah."

Hal itu membuat Lavanya segera diet keras karena tak lama lagi ia akan SMA. Ia ingin yang ada di sana adalah Lavanya Freissy dengan kepercayaan diri tinggi.

Cara Lavanya memang salah, ia tidak dapat bimbingan dan menjadikan diet keras adalah hal bagus. Meski hasilnya memuaskan, tapi apa benar akan sehat? Bagaimana dengan ke depannya?

Ia juga mengubah sifatnya, mulai dari banyak diam, menjadi ceria, dan selalu tersenyum ramah ketika ada yang menyapa. Namun, semakin lama, sifatnya jadi tidak beraturan.

Hal itu ketika ia berhasil berpacaran dengan ketua geng motor nakal. Lavanya merasa mendapatkan cowok sangat mudah.

Banyak rumor mengatakan, bahwa ketua geng motor tersebut tak pernah berpacaran, hingga saat dia menyukai Lavanya, membuat topik menjadi panas.

Lavanya menyeringai senang, ia merasa segalanya menjadi lebih mudah ketika dirinya menjadi cantik.

Arta ketua geng motor, seingatnya dia adalah teman TK Lavanya. Tapi saat itu mereka sering berantem, dan tak pernah akur.

Lavanya tak menyangka, ternyata Arta memendam rasa padanya. Hal ini menjadi sangat menyenangkan dan terasa begitu mudah.

"Arta," panggil Lavanya dengan lembut.

Deg!

Jantung Arta berdebar ketika panggilan dengan nada lembut itu keluar dari mulut Lavanya.

"La-Lavanya? Ka-kamu kenapa ada di sini?" tanya Arta gugup, dia mencoba tidak menatap Lavanya.

Teman-teman geng motor melihat tingkah Arta, mereka merasa mual serta jijik.

"Hueeek." Salah satu teman Arta berpura-pura muntah.

Arta ingin sekali memukul temannya, tapi di depan ada Lavanya. Dia tak ingin Lavanya tidak menyukainya, cukup saat TK saja dia bersikap kekanak-kanakan.

BACK TO THE PAST (TAMAT)Where stories live. Discover now