Bagian 12 : Curhat

74 55 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaaa. (⁠☞゚⁠∀゚⁠)⁠☞🌟🗨️

 (⁠☞゚⁠∀゚⁠)⁠☞🌟🗨️

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

***

"Lavanya," panggil Sion dengan nada lembut dan menatap begitu dalam.

"Hmm." Lavanya hanya berdeham tak minat. Hari ini ia sedang tidak bersemangat akibat kejadian tadi di sekolah.

"Kalau kamu gak mau cerita, gak apa, tapi aku ada di sini, jangan lupa itu." Sion mengelus kepala Lavanya dengan lembut.

"Aku … Haaa, rasanya serba salah, di kehidupan sebelumnya, aku kurang pintar gak ada yang suka, dan sekarang aku pintar pun gak ada yang suka," ucap Lavanya mulai mencurahkan isi hatinya.

"Aku tahu semuanya gak gitu, tapi kebanyakan pada gak suka aku," lanjutnya dengan hati yang terasa sakit.

Sion mengangguk dan mendengar ucapan Lavanya begitu serius. Tangannya memegang tangan Lavanya untuk meredam emosi si empu yang di pegang.

"Sion," panggil Lavanya dengan lirih.

"Iya, apa?" jawab Sion dengan lembut.

"Kamu tahu? Lily saudara jauh aku …" Lavanya terdiam, menatap sendu ke bawah dengan pikiran mengingat masa lalu.

"Iya … Dulu, kamu sering dibanding-bandingin sama dia," lanjut Sion.

Lavanya sudah tidak begitu terkejut lagi, tapi dalam lubuk hatinya, ia penasaran. Sejak kapan Sion tahu tentangnya?

"Jujur aja, di kehidupan sebelumnya … aku ngerasa sakit hati, mereka bilang aku bodoh, gak kayak Lily pintar, padahal dia 2 tahun lebih tua dari aku," ucap Lavanya.

Sion mengernyitkan kening, entah mengapa hatinya terasa sakit, melihat wanitanya ternyata begitu menderita. Dia ingat, saat itu Lavanya tertawa dan menangis seorang diri tanpa diketahui siapa pun kecualinya.

Lavanya menatap Sion, "maaf, aku malah lemah gini, kamu gak suka ya?"

Sion menggelengkan kepalanya, dia mengeratkan genggaman tangannya. "Aku suka, semua hal tentang kamu, bahkan baik buruknya kamu pun aku suka."

Lavanya menggelengkan kepalanya dengan senyuman tipis. Sepertinya mood Lavanya kembali membaik.

Sion tersenyum ketika melihat Lavanya tersenyum meski tipis. "Kamu tahu? Dulu kamu ganti-ganti pacar pun aku tetep suka, sambil berharap kapan aku ada di posisi mereka."

Deg.

'Ini aneh,' batin Lavanya, ia tidak mengerti perasaannya saat ini.

"Kenapa?" tanya Sion heran karena Lavanya terdiam.

Lavanya menggelengkan kepalanya seraya berkata, "apa, nilai aku harus dibawah rata-rata? Gimana?" tanya Lavanya meminta pendapat Sion.

Sion dengan tegas tidak menyetujui hal itu. "Gak boleh! Jangan karena mereka, kamu rela nilainya jelek. Sekarang gini, mending kamu jangan peduliin ucapan mereka, aku paham kamu sulit lakuin itu, tapi dicoba ya?" Sion menatap lembut Lavanya.

BACK TO THE PAST (TAMAT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें