CHAPTER 9

96 13 10
                                    

"Orang tua Kathrina tadi bikin laporan bahwa Kathrina menghilang dari rumah saat mereka sedang keluar, jika diantara kalian melihat atau menemukan Kathrina. Langsung lapor ke sekolah atau ke pihak berwenang, itu saja yang mau ibu sampaikan. Saya permisi." ucap bu Oniel memberi kabar bahwa Kathrina menghilang.

Kabar itu sedikit membuatku terkejut, mengingat kemarin ia sempat tertimpa tangga karena mengejarku.  Ya memang salah dia sih tapi tetap saja ada perasaan bersalah sedikit, Dikit.

"Kemarin Adelio sekarang Kathina, ini kenapa pada ngilang sih." gumam Ferrel kesal yang terdengar di bangku belakang, wajar dia di belakang soalnya masuk PBB (Penghuni Bangku Belakang).

Ucapan Ferrel mengingatkanku pada urutan kematian yang sempat aku bahas bersama Angel kemarin saat di taman sekolah, Marsha, Ashel, Adelio, Gito. dan sekarang Kathrina. Apa maksud dari semua ini dan yang paling penting, siapa yang melakukannya.

Kriiiiiiing

Bel istirahat menyadarkanku pada lamunan sesaat itu, aku memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas sebelum aku pergi ke kantin. Saat berdiri dan melihat ke pintu, Angel sudah berada disana menatapku dengan senyum manis di bibirnya. Bibir yang pernah kurasakan betapa manisnya dan senyum manis yang selalu membuatku terCANDU CANDU. Walau dia hantu.

Lantas aku segera menghampirinya dan berjalan bersama di lorong kelas yang mulai ramai para murid beraktivitas di luar kelas karena waktu istirahat telah tiba.

"Aku makan di kantin dulu ya nanti langsung ke taman." ucapku menatap gadis hantu di sebelahku yang sangat tinggi ini, aku jadi berpikir apakah semua hantu tinggi. Karena beberapa hantu yang menemuiku memiliki badan yang tinggi, atau aku yang pendek.

"Iya, tapi aku ikut ya." jawab Angel.

"Asal jangan jail aja." timpalku karena pada beberapa momen Angel suka mengganggu orang lain, sepeti meniup telinga orang lain pas main game, bikin suara yang serem pas orang lain lagi makan, bahkan dia suka gangguin orang yang lagi bengong. Padahal dia sendiri juga suka bengong, tapi itu tidak membuat aku marah sih karena...... Karena kusuka, suka dirimu (Angel).

"Aman itu mah suer, serius, cinca, hontoni." lanjutnya menghentakan tangannya ke atas ke bawah berulang kali yang membuatnya semakin lucu.

"Iya aku percaya kok tapi tolong dong jangan terlalu lucu aku kan ga tahan arrgrgrgrgrgrgrg." dengan gemas aku mencubit pipi nya yang chubby dan lucu itu. Tidak peduli dengan tatapan aneh yang melihat ke arahku, karena aku sudah terlalu ceroboh untuk mencinta. Dengan hantu pun aku gaskan.

"Jangan nyubit dong, kalo pipi aku hilang gimana. Emang mau pacar kamu ini ga ada pipinya?." Angel mengusap pelan pipinya yang malah membuatnya semakin gemas, ya kalian tidak salah baca. Aku dan Angel secara resmi berpacaran. Tepat setelah pulang sekolah kemarin aku langsung menyatakan perasaanku padanya.

KEMARIN

"Angel." ucapku memanggil Angel yang berada di bangku belakang sepeda ontel ku.

"Iya?." sahutnya yang menempatkan dagunya di bahu kiriku sedari tadi.

Aku menghentikan sepeda tepat di pinggir taman yang selalu kami kunjungi, turun dari sepeda lalu menarik kedua tangan tangan Angel dan menggenggamnya. Dengan jantung yang sudah berdebar kencang, aku menghela napas pelan.

"Angel....aku mau ngomong sesuatu yang serius tapi kamu jangan marah ya." ujarku yang diangguki oleh Angel. Aku kembali mengambil napas dan membuang perlahan.

"Aku mau kita pacaran." ungkapku yang membuat Angel seperti terkejut, tapi aku segera melanjutkannya agar tidak salah paham.

"Aku tau ini bodoh dan juga konyol, hubungan manusia dan hantu itu tidak wajar. Semesta sudah tidak merestui sejak awal tentang hubungan ini, tapi Njel apa yang aku rasain sekarang bener bener bukan rasa sayang kepada sahabat. Tapi lebih dari itu Njel." aku mengambil napas setelah mengeluarkan apa yang aku simpan belakangan ini terhadap Angel.

WHO'S?Where stories live. Discover now