CHAPTER 5

129 14 17
                                    

"Baik anak-anak cukup untuk hari ini, jangan lupa belajar karena minggu depan sudah ulangan kenaikan kelas. Ibu harap semuanya bisa mengerjakan soal ulangan dengan baik, terutama untuk pelajaran bahasa Inggris. Silahkan pulang ke rumah masing masing dan selamat berlibur akhir pekan, saya pamit." ucap ibu Oniel di akhir jam pelajaran dan mengingatkan bahwa ujian akan segera dilaksanakan.

"Terima kasih ibu." jawab seisi kelas.

Kemudian para murid mulai berhamburan keluar kelas, ada yang langsung ke parkiran mengambil motor untuk pulang ke rumah, ada yang pergi ke perpustakaan untuk belajar. Biasanya para kutu buku dan anak anak ambis pasti kesana, dan ada juga yang pergi ke kantin sekolah hanya untuk menuntaskan lapar sesaat.

Tapi tidak untukku, aku memilih pergi ke taman sekolah menghampiri seorang perempuan tinggi yang sedang duduk di kursi yang ada disana.

"Hai Angel." sapaku pada orang, tidak hantu yang kumaksud tapi ia tidak menjawab dan termenung melihat lurus ke depan.

"Njel....... ANGEL!!!!." teriakku yang sukses mengejutkannya.

"Ci eh Flo, ngagetin aja kamu." jawabnya memegang dada tanda ia benar benar terkejut.

"Lagian kamu bengong sih kebiasaan tau ga, emangnya kamu bengongin apa sih? cerita dong." tanyaku sambil duduk di sebelahnya.

"Huffftt tadi aku denger bentar lagi kamu ujian kenaikan kelas, itu berarti kamu bakal fokus belajar dong." jelas Angel lesu menundukkan kepalanya.

"Terus?." tanyaku menanti pernyataan lanjutan dari Angel.

"Itu artinya kamu ga ada waktu buat aku Flo kan kamunya belajar untuk ujian huhuhhu." jawab Angel mulai menangis dan menendang genangan air yang ada di depannya.

"Ya ampun itu doang astaga." timpalku memeluk Angel guna menenangkannya, bahu Angel bergetar bahwa ia benar benar menangis.

"Apa yang harus aku lakukan selama 2 minggu itu Flo, aku gamau ya cari temen lain lagi. Kamu aja udah cukup tau ga." lanjutnya setelah melepas pelukanku lalu mengadu bak anak kecil.

"Ga mungkin aku cuekin kamu lah Angel, santai aja untuk ujian itu. Tau ga, ini kan masih kurmer jadi pasti akan dinaikin ke kelas 12 tapi nilai harian, ulangan harian, dan yang lainnya harus bagus. Jadi kamu gausah khawatir aku bakal cuekin kamu ya." ujarku menyeka air mata di pipi chubby Angel yang membuatnya semakin lucu dan semakin ingin mencubit pipinya itu.

"Enak juga ya kurikulum itu, hmm kurikulum hantu aku kapan tamatnya ya." ucap Angel yang berhasil membuatku tertawa padahal ia tadi menangis tapi bisa berubah ekspresi dengan sangat cepat.

"Kurikulum hantu? Hahahahaha ada ada aja kamu Njel Njel." balasku geleng-geleng kepala heran.

"Kayaknya selesai pas kamu udah sembuh deh." ujar Angel yang membuatku diam sesaat.

"Mohon bantuannya ya." timpalku bersuara setelah keheningan terjadi sejenak.

"Kita mulai dari awal." balas Angel memegang tanganku.

"Janji?." aku mengangkat kelingking sebelah kanan.

"Janji." Angel mengikatkan jari kelingkingnya dengan kelingking punyaku. Kelingking kita berjanji, jari manis jadi saksi. Selamanya akan menjadi bukti bahwa Angel akan membantu ku sembuh dari amnesia ini.




Langit senja mewarnai kota di sore hari, angin berhembus pelan mengenai seragam putih abu abu ini. Berjalan menenteng sepeda dengan sesosok hantu yang sudah mengikutiku selama 2 bulan lebih, Angel memintaku agar tidak naik angkutan umum semacam bis atau angkot karena ia tidak mau aku dilihat oleh laki laki bermata keranjang.

WHO'S?Where stories live. Discover now