Bagian 14 : Keributan

87 51 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen. 🌟🗨️(⁠/⁠^⁠-⁠^⁠(⁠^ ^;)🗡️

 🌟🗨️(⁠/⁠^⁠-⁠^⁠(⁠^ ^;)🗡️

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

***

"Mau adik gue gemuk atau nggak, gue tetep sayang sama dia! Bahkan gue gak peduli lo benci gue jadi cupu, malah itu bagus, hama kayak lo bisa hempas dari kehidupan indah gue!" Gio menatap tajam Kalista, kedua tangannya terkepal di bawah, menahan segala emosinya.

"Apa? Ha-hama?" Kalista menatap tak menyangka kepada Gio.

"Cepet bawa dia pergi dari sini!" Gio menatap kesal pada Kevin.

'Jangan sampe lo ngomong kasar Gio,' batin Gio berusaha bersabar.

"Aduh, lo sih nyebelin banget! Gue jadi kena juga!" Kevin menatap kesal Kalista, dan dia segera membawa paksa Kalista keluar rumah.

Kevin menarik paksa Kalista keluar rumah, hingga saat mereka di luar, Kevin membelalakkan matanya mendengar teriakan Kalista.

"Malah adik lo tuh hama! Udah makannya banyak, beban, dasar anak manja!" Teriak Kalista ketika dirinya di luar.

Gio membuka pintu dengan gebrakan yang sangat keras.

Brak!!

"Si anj*ng!"

Plak!

Gio bernapas menggebu-gebu ketika menampar pipi mulus Kalista. Bahkan bisa dilihat, pipi Kalista menjadi merah karena tamparan tersebut begitu keras.

"Gue peringatin sekali lagi! Kalau lo berani nunjukin muka di depan gue, lo habis saat itu juga!" Ancam Gio tak main-main, apa lagi dia sudah berani menampar Kalista dengan sangat keras.

Kevin terkejut dan mengangkat kedua tangan, dia tidak ingin ikut campur. "Sumpah gue gak ikutan," gumam Kevin.

"Detik ini juga! Gue anterin pake motor, gak usah pake ojek segala," ucap Kevin dengan panik mengeluarkan kunci motor dari saku kanan celananya.

Kevin lalu menarik Kalista yang sudah menangis karena rasa sakit di pipinya.

"Lo sih mancing Gio, udah tahu dia sayang adik, malah macem-macem," bisik Kevin kesal sembari menyalakan mesin motornya.

Ketika Gio masuk ke dalam rumah, dia menutup pintu sangat keras membuat mereka yang ada di sekitar terkejut.

Brak!

***

"Kak Rey," panggil Lavanya lirih.

Rey tersenyum menatap Lavanya, "gak apa-apa, semua bakal baik-baik aja, oke?"

Lavanya tersenyum mengangguk. 'Untung aja Kak Gio marah besar. Kalau gini, berarti Kakak bakal bisa nikah tanpa gangguan dia lagi kan?' batinnya.

Awalnya Lavanya hanya ingin sedikit memancing emosi Kalista, tapi ia tidak menyangka, tanpa perlu di pancing, Kalista sudah melakukan lebih dulu.

"Kak, kenapa perempuan tadi gak suka aku?" tanya Lavanya penasaran. Sebenarnya, apa yang ia lakukan sehingga Kalista membencinya? Lavanya tidak mengerti.

Back to the Past (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora