ᶠᶦᶠᵗʸ ᵗʷᵒ

Comenzar desde el principio
                                        

"kalau istri orangnya yang di maksud itu adalah Hani, gue setuju"

"buset, gua lakban juga mulut lo"

"lo lupa? Arjun kan punya cewe juga, timbal balik dong" imbuh Visenja yang membuat Kevin seketika tak bergeming.

.

.

.

"LAH IYA! trobos Ze troboss" heboh Kevin.

"labil amat lo kayak bocah SMP"

"rasa cinta bakal tumbuh cepat kalo bareng terus, pendapat lo pada gimana?" tanya Zeon.

"y-yaa iya, sebenernya tergantung dari moment aja sih, kalo moment bareng orang itu banyak trus bikin kita nyaman, ya otomatis bisa bikin jatuh cinta" jelas Visenja.

"contohnya lo sendiri kan" tambah Kevin.

"h-hah? gue? dih haha,"

"gapernah sih kayaknya"

"bukan lo mpok Senja, yang gua maksud tuh Zeon"

"perasaan Hani ke Arjun, kira kira mereka bakal saling suka ga?" ucap Zeon lagi.

"tanya Hani nya coba"

"Kev lo kalo tolol jangan di rumah gue please, takut nular" sarkas Visenja sembari menoyor kepala Kevin.

"kalo soal Hani sih menurut gue bisa bisa aja, lo bayangin ga moment apa aja yang udah mereka lewatin bareng bareng" ujar Visenja.

"gua malah lebih kepikiran ke skinship mereka" celetuk Kevin.

"bego, skinship ya semua orang juga bisa ngelakuin kali"

"skinship dalam hal yang lain Vi, gua yakin lo pasti ngerti sama maksud gua" Visenja lantas memutar bola mata malas menanggapi Kevin, ia bahkan dengan cepat mengerti apa yang di ucapkan pria itu namun ia hanya tak ingin membahas panjang soalan tersebut.

"gua ga setakut itu kalau Hani bakal jatuh cinta sama Arjun, begitu juga sebaliknya, gua cuman lebih takut Elena tau mereka bisa saling suka"

"Elena pacarnya Arjun kan" Zeon mengangguk.

"mang ngapa, tangkis tu kalo sama Hani mah. kan wajar nya Elena yang harus ngejauhin mereka" ucap Kevin.

"ga semudah itu, selama ini gua emang belum ngasih tau ke Hani"

flashback on

"lo di mana, gua udah di depan nih, sesuai sama lokasi yang lo kirim" dengan handphone menempel di telinga nya, salah satu tangan Zeon juga sengaja masuk ke dalam saku sweater yang ia kenakan, di dalam saku nya terdapat sebuah benda yang di butuhkan oleh seseorang yang ingin ia temui sekarang.

tut tut tut

panggilan di putus sepihak, dengan langkah sedikit terburu buru, Zeon dengan segera memasuki cafe yang ia tuju sedari awal kedatangan nya itu. mata Zeon menangkap eksistensi anak muda yang tak terhitung jumlah nya, kepala Zeon bergerak kesana kemari memantau seisi bangunan yang banyak terdapat kursi serta meja dengan warna senada teratur rapih dari ujung hingga ke sudut ruangan. seolah sedang mencari sesuatu, pria yang masih saja berdiri di dekat pintu masuk itu akhirnya tergerak maju menghampiri seseorang yang sudah menunggu nya sedari beberapa menit lalu.

"nego lah Ze, masa sama temen sendiri pelit lo" baru saja Zeon mendudukan dirinya, seseorang tersebut dengan blak blak an langsung berkata dengan nada yang terkesan membujuk paksa.

"lo udah ngomongin masalah nego ke tujuh puluh sembilan kali nya, Do. kan gua udah iyain, sekali lagi lo bilang, gua naikin harga nya, ga bakal gua kurangin" Zeon mengeluarkan benda yang bersemayam dari dalam saku nya dan meletakan benda itu ke atas meja.

"baper amat aelah" Fido lalu menyodorkan sejumlah kertas lembaran yang bernilai pada Zeon. dengan senyum sumringah, Zeon menerima uang hasil penjualan barang miliknya tersebut.

"lah, kok warna ungu? di foto warna nya pink muda" ketika membuka kotak jam tangan yang kini menjadi kepunyaan nya, Fido justru sedikit kecewa karena menurutnya jam tangan itu tidak sesuai dengan apa yang ia mau.

"ngelunjak bener laki sebiji ini. kan udah gua bilang, itu jam nya warna ungu, lo sendiri yang ngeyel bilang warna pink muda, yaudah itung itung dapet duit gua" jawab Zeon.

"lagian warna ungu cantik kali, cocok buat cewek lo, hadiah yang pas kata gua mah, di jamin cewek lo makin cinta sama lo" goda Zeon mencoba meyakinkan teman nya.

"yaudah deh, ini ungu versi ga kontras lumayan bagus, not bad lah but not good too, moga cewek gua suka. kalo gitu gua cabut yak, cewek gua dah nunggu" Fido pun berdiri memberi salam berpisah ala pria pada umumnya setelah itu ia lantas melangkah pergi dari hadapan Zeon.

menatap punggung sang teman yang kian menjauh, Zeon sepertinya berniat untuk ikut pergi dari tempat tersebut. lagipula ia tidak memerlukan apa apa yang membuatnya harus berada di sana, ia bahkan sama sekali tidak berniat membeli sesuatu untuk di konsumsi. pikir Zeon, kalau pun hanya sekedar bertransaksi simple nya mereka bisa bertemu dimana saja bukan.

Zeon juga masih memiliki urusan lain sebab itu ia tak ingin berlama lama, ia lantas beranjak dari duduknya dan memutar balik tubuhnya yang sedari awal membelakangi arah keluar. namun ketika hendak melangkah, secara mengejutkan langkah nya tertahan dari pergerakannya karena tak sengaja mendengar suara bising sekumpulan wanita yang berasal dari salah satu meja di dekatnya.

sebenarnya tidak ada masalah akan itu, tetapi, yang membuat Zeon merasa sedikit risih adalah ketika salah satu di antara wanita tersebut tertawa sekaligus dengan lantang berbicara tentang hal yang cukup aneh dan sedikit sadis menurut Zeon.

"kalian kira gue bakal galau? nangis? sakit hati? hell nah. cewek yang nikah sama dia kali yang bakal gue bikin hancur. whatever it is yang penting gue happy, karena apapun yang gue lakuin tetap bakal baik demi diri gue sendiri, sekalipun itu berbahaya buat orang lain" ujar nya blak blak an.

sementara seorang pria yang masih sengaja menetap di sana terus mendalami obrolan sekumpulan wanita itu, bahkan tak sekali ia meringis sebab lontaran yang keluar dari bibir merah merona milik salah satu wanita yang menjadi pusat Zeon menuju kan mata nya.

"parah. tapi menurut gue cewek yang di jodohin sama cowok lo kan ga salah Na, masa dia kena imbas nya"

"tenang aja, gue ga bakal macem macem kok, as long as she doesn't prevent me from being with my love and dia ga bikin cowok gue jauh dari gue" ujarnya tertawa lepas sembari memangku tangan.

flashback off

"kata gua dia bukan cuman sekedar gangguan mental, gangguan jiwa pun kayaknya kena" celetuk Kevin menggelengkan kepala.

"makanya waktu gua sama Hani pertama kali ga sengaja ketemu Arjun bareng cewek, disitu gua langsung yakin kalau gua ga asing sama cewek itu".

"singkat nya, dia termasuk obsess"

✐✐✐

unconsidered ⚊ jihoon treasureDonde viven las historias. Descúbrelo ahora