Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
✎✎✎
author's pov
Hani mengernyit kan kening,
mengapa bik asih justru membawa diri nya kesini, bukan kah ini kamar seseorang?
"ini kamarnya Arjun, di dalam ada toilet, neng Hani ke toilet situ aja. nanti saya tungguin di luar" bik asih mempersilahkan Hani masuk namun Hani hanya mematung.
"bik saya balik ke lantai satu aja deh, ga enak ke kamar orang ga izin dulu nanti orangnya marah loh" ia sama sekali tak berani terlebih lagi ini ruang pribadi dan sang pemilik tidak ada di sini.
"gapapa, itu neng udah jalan di tempat mulu, daripada kebablasan kan? Arjun gabakal marah kok lagian neng kan calon nya" bik asih mencoba membujuk Hani namun gadis itu masih dalam keadaan ragu.
walaupun notabene nya ia adalah calon Arjun tapi menurutnya tidak masuk akal jika harus berpatokan pada hal itu.
apalagi berkaitan dengan sesuatu pribadi, tentu saja ini termasuk pelanggaran privasi.
Hani hanya menggelengkan kepala lalu membalik kan badan, tapi ia malah di cegat oleh bik asih. sebenarnya Hani mulai kesal namun sebisa mungkin ia mengendalikan nya.
"kelamaan kalau mau nunggu lagi, masuk aja neng gapapa. emang ga takut buang air tiba tiba?" Hani berpikir lagi,
mungkin bik asih ada benar nya juga.
Hani masih berpikir kesekian kali nya sebelum benar benar memutuskan mau masuk atau tidak. tapi, kalau terus terus an seperti ini bisa bisa ia mengalami sakit di area bawah perut.
kalau begitu ia akan meminta maaf ketika bertemu Arjun nanti nya karena sudah masuk ke dalam kamar pria itu asal.
jujur, Hani memang benar benar tidak sanggup lagi untuk berjalan kembali ke lantai bawah.
alhasil Hani memilih untuk masuk walau dengan berat hati, ia juga mewanti wanti bik asih agar tetap selalu menjaga pintu dan jangan meninggalkan dirinya sampai ia keluar.
ketika Hani baru menginjakan kaki di dalam, ia melihat ternyata kamar Jun sangat luas sehingga masih harus celingak celinguk mencari letak toilet, ia pun mendapati nya di samping lemari yang berukuran besar.
Hani lalu berlari kecil menuju ke arah toilet. ribet nya disini ialah pakaian yang di kenakan Hani lumayan panjang membuat nya cukup kesulitan.
✎✎✎
8 menit pun berlalu, Hani lantas terburu buru menyelesaikan aktivitas nya lalu keluar.
hani's pov
WTH-
TUH KAN GUE BILANG JUGA APA
syaland
AAA
baru juga buka pintu toilet gue langsung di buat nge-freeze begitu ngeliat pemandangan yang ada di depan mata gue.
seandainya kalo tiba tiba punya kekuatan teleportasi di detik ini juga gue bakal ngilang terus balik ke rumah.
HOHOO
AAA INI BIK ASIH MANAA (CRY SILENTLY)
panik, takut, shock, malu, mo nangis semua campur aduk menjadi satu di dalam diri ini.
gimana engga?
ga jauh dari tempat gue berdiri, ada sang pemilik kamar alias kak Arjun yang lagi telanjang dada dengan ekspresi kaget banget banget banget,
gue?
lebih lebih lagi.
Ayah, Hara, Harel tolong gendong satu anggota keluargamu yang jadi keliatan bego ini pls.
mana pintu kamar nya ketutup lagi, kalo gini gue gabakal bisa kabur.
"lo-" "ngapain disini" gue cuman bisa pasang muka dungu, sok polos, dan-
