13. 🔞⚠️ Keringat Dingin ⚠️🔞

Start from the beginning
                                    

Pukul 21:30....

Bu Erna masih duduk di atas ranjang dengan perasaan campur aduk.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Tok...Tok...Tok… “Erna, ayo sekarang.” Ucap Pak Heru sambil mengetuk pintu kamar Bu Erna.

Mendengar majikannya sudah memanggilnya. Seketika jantung Bu Erna berdetak sangat cepat, karena sudah waktunya ia harus memulainya.

Bu Erna langsung membukakan pintu kamarnya.

“I_iya Pak.” Ucap Bu Erna setelah membuka pintu kamarnya.

“Mau di sini apa di kamar saya?” Tanya Pak Heru sambil celingukkan melihat ke arah kamarnya Bu Erna.

Mendengar itu Bu Erna sangat ketakutan. Karena tidak mungkin Bu Erna melakukannya di dalam kamarnya, Bu Erna takut Yanti akan mengetahuinya.

Bu Erna lalu berkata.

“Jangan di sini Pak, aku takut Yanti datang ke sini.” Jawab Bu Erna ketakutan.

“Ya sudah kalau gitu di kamar saya aja.” Sahut Pak Heru yang sudah tidak sabar ingin secepatnya memulainya pertandingannya.

“Ia Pak.”

Setelah itu Pak Heru pergi ke kamarnya, Bu Erna mengikutinya dari belakang.

Setibanya di dalam kamar, Pak Heru langsung membuka seluruh pakaiannya.

Melihat Pak Heru sedang membuka pakaiannya, seketika nafas Bu Erna langsung tidak beraturan, bahkan tubuhnya terasa panas dingin.

Bu Erna tidak berani menatapnya, ia terus menundukan kepalanya menatap lantai marmer.

Setelah membuka pakaian, Pak Heru membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Melihat Pak Heru sudah berbaring diatas ranjang dalam keadaan telanjang, tubuh Bu Erna langsung mengeluarkan keringat, dan nafasnya semakin tidak beraturan.

Bu Erna tidak berani menatapnya, Ia terus menunduk menatap lantai.

“Erna, kenapa bengong? ayo kesini, saya sudah siap.” Ucap Pak Heru, yang sudah tidak sabar.

Bu Erna tidak menjawabnya, Bu Erna lalu melangkahkan kakinya dengan sangat pelan menuju tempat tidurnya Pak Heru.

Bu Erna duduk ditepi ranjang, lalu mengambil Minyak urutnya, yang ada di meja disamping tempat tidurnya Pak Heru.

Baru saja tangan Bu Erna menyentuh Dada Pak Heru, dengan cepat Pak Heru menarik tangannya Bu Erna, hingga tubuh Bu Erna mendarat diatas tubuh kekarnya Pak Heru.

“Pak.. tolong lepaskan saya Pak.” Ucap Bu Erna mencoba melepaskan tangan Pak Heru yang melingkar di tubuhnya.

Pak Heru sama sekali tidak memperdulikannya, Pak Heru langsung mencium lembut bibir tipisnya Bu Erna, lalu kedua tangannya meremas-remas bokongnya Bu Erna yang semok dan membahana.

Bu Erna sudah kewalahan, ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena tangan Pak Heru terlalu kuat sehingga ia tidak bisa melepaskan tubuhnya.

Cuupsss....Cuuppss... Pak Heru sangat nafsu ketika mencium bibirnya Bu Erna, hingga mulut mereka berdua basah dengan air liurnya.

Setelah merasa puas dibagian itu, Pak Heru kembali melanjutkan kebagian lainnya.

Pak Heru membalikan tubuhnya Bu Erna, setelah itu menindih tubuhnya.

Pak Heru langsung menjilati lehernya Bu Erna dengan sangat liar.

Aaghhh...Aarghhh.. Terdengar Desahan yang keluar dari mulutnya Bu Erna saat Pak Heru menjilati lehernya.

Pak Heru lalu melepaskan semua pakaiannya Bu Erna, setelah itu ia lemparkan dasternya ke atas ranjang.

Melihat Bu Erna sudah dalam keadaan telanjang, Pak Heru sudah tidak kuat lagi menahan nafsunya.

Tanpa menunggu lama, Pak Heru langsung mencaplok payudaranya Bu Erna dengan sangat agresif, lalu ia jilati putingnya yang berwarna merah jambu.

Aarghh..Hmmm.. Uurghhh.. Desah Bu Erna saat Pak Heru menjilati payudaranya yang masih mengkal, hingga matanya merem melek menahan rasa nikmat.

Setelah merasa puas di bagian itu, Pak Heru menurunkan kepalanya, lalu mendarat di atas lubang vaginanya Bu Erna yang terlihat sangat lezat.

Pak Heru menjilati daging kecil yang ada di tengah-tengah bibir kemaluannya Bu Erna, lalu memasukan lidahnya kedalam lubangnya.

Aaghh....Aaghh..Hhmmm..  Bu Erna terus mendesah, hingga menggigit bibir bawahnya.

Beberapa saat kemudian, lubang vagina Bu Erna sudah mulai basah, Pak Heru lalu memasukan jarinya kedalam lubang vaginannya.

Sleeppp…Aarghh...Aaghh.. Bu Erna terus mendesah, karena terasa sangat nikmat, saat lubang vaginanya diobok-obok majikannya.

Melihat Bu Erna terus mendesah, nafsu Pak Heru semakin terbakar, Pak Heru kembali melanjutkan aktivitasnya ke level berikutnya.

Pak Heru lalu berjongkok di depan kedua paha Bu Erna, lalu memasukan penisnya kedalam lubang vaginanya.

Bleeessss....Aaaagghhh...Desah panjang Bu Erna hingga mulutnya menganga menahan rasa nikmat, saat penisnya sudah menusuk lubang kenikmatannya.

Melihat wajah Bu Erna sedang menikmatinya, Pak Heru bertanya sambil bercanda.

“Gimana Erna Enak kan?” Tanya Pak Heru lalu tersenyum liar.

Mendengar Tuanya bertanya seperti itu, wajah Bu Erna langsung memerah, bahkan ia tidak sanggup menatap wajahnya Pak Heru, karena sangat malu.

“Kok diam sih sayang, jawab dong sayang, aku mau dengar langsung dari mulut kamu.” Ucap Pak Heru yang sudah gila oleh pembantunya.

Dengan terpaksa Bu Erna mengatakannya.

“I_iya Pak.” Jawab Bu Erna merasa sangat malu.

“Ia apa sayang?” Tanya Pak Heru yang terus menggoda Bu Erna.

Mendengar Tuannya terus memanggilnya sayang, seketika wajah Bu Erna terlihat merah merona, Bahkan jantungnya berdetak sangat cepat.

“Kok diam lagi, ia apa nih sayang?” Pak Heru terus menggoda Bu Erna, karena Pak Heru sudah sangat gila oleh pembantunya.

“Aku malu Pak.” Jawab Bu Erna yang terus menatap ke arah dinding kamar, karena merasa malu.

Mendengar itu Pak Heru langsung mendekatkan tubuhnya, lalu mencium bibir tipisnya Bu Erna dengan sangat lembut.

Mmuuaaahhhh.

Pembantu IdamanWhere stories live. Discover now