03. ⚠️🔞 Rebutan Harta Karun 🔞⚠️

87.3K 291 1
                                    


Bab 03. Rebutan Harta Karun

Saat Pak Heru sedang meremas-remas payudaranya Bu Erna, dengan cepat Bu Erna mendorong tubuhnya Pak Heru, agar Pak Heru melepaskan tangannya dari tubuhnya.

Namun Bu Erna hanya seorang perempuan, dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan, Hingga akhirnya Bu Erna hanya bisa pasrah dan menangis melihat apa yang sudah Pak Heru lakukan terhadapnya.

Bu Erna mencoba melepaskan bibirnya, lalu memohon agar Pak Heru bisa melepaskan dirinya.

“Pak tolong jangan lakukan ini Pak, saya mohon lepaskan saya.” Ujar Bu Erna sambil meneteskan air matanya.

Pak Heru tidak memperdulikan tangisannya, karena Pak Heru sudah kehilangan akal sehatnya.

Pak Heru terus melancarkan serangannya, karena sudah tidak kuat lagi menahan Hasratnya.

Pak Heru lalu menarik dasternya Bu Erna hingga Daster itu robek, karena Bu Erna terus berontak mempertahankan pakaiannya.

Namun apalah daya, Bu Erna hanya seorang perempuan, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Bu Erna hanya bisa menangis menyesali perbuatan majikannya.

Setelah Daster itu terlepas dari tubuhnya, Pak Heru bisa melihat Belahan dadanya Bu Erna yang masih terbungkus oleh bra nya.

Pak Heru melihat payudara Bu Erna terlihat sangat indah dan cukup besar, sehingga otaknya sudah sangat kotor.

Pak Heru mendorong bra nya ke atas, hingga mendekati lehernya Bu Erna.

Setelah bra nya terbuka, Pak Heru bisa melihat dengan sangat jelas payudaranya Bu Erna yang super duper membahana.

Hingga membuat Pak Heru menelan ludahnya.

Pak Heru melihat payudara Bu Erna cukup besar dan bulat. Dia juga melihat putingnya berwarna merah jambu.

Dalam hatinya, Pak Heru berkata.

“Gila... gede juga payudaranya.” Ujar Pak Heru dalam hati, sambil terus menatap payudaranya.

Menurut Pak Heru, payudara Bu Erna lebih besar dibandingkan dengan payudara istrinya.

Saat ini Bu Erna hanya bisa menangis menahan rasa malu dan sakit, karena perlakuan Majikannya sudah sangat kelewatan.

Ingin sekali ia berteriak meminta pertolongan, namun Bu Erna takut Pak Heru akan marah kepadanya.

“Pak tolong jangan lakukan ini Pak, saya nggak mau seperti ini, saya nggak enak sama Ibu Pak.” Kata Bu Erna sembari memohon, agar Pak Heru bisa melepaskannya.

“Kamu nggak usah takut, Ibu kan lagi kerja, jadi sekarang hanya kita berdua.” Kata Pak Heru mencoba menenangkan Bu Erna.

“Tapi Pak ini sangat memalukan, saya mohon lepaskan saya Pak.” Bu Erna terus memohon agar Pak Heru bisa melepaskannya.

Pak Heru sudah kehilangan akal sehatnya, dia sama sekali tidak memperdulikan rengekan Bu Erna. Justru sebaliknya, Pak Heru malah semakin gila dan sangat penasaran dengan tubuhnya Bu Erna.

Pak Heru langsung mencaplok payudaranya Bu Erna dengan sangat nafsu, lalu ia mainkan lidahnya berputar-putar di sekitar putingnya yang berwarna merah jambu.

“Pak tolong hentikan, jangan lakukan ini pada saya, saya mohon Pak.” Rengek Bu Erna sambil meneteskan air matanya.

Lagi-lagi Pak Heru tidak memperdulikannya, dia terus menjilati payudaranya Bu Erna dengan sangat nafsu.

Bu Erna terus meronta-ronta, berusaha melepaskan tubuhnya dari setan alas yang sedang menggerogoti tubuhnya.

Namun apalah daya, Bu Erna tidak bisa melawannya, Bu Erna hanya bisa menangis menyesali perbuatan majikannya.

Pembantu IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang