Ritual Wiwitan

35 2 0
                                    

Hijau melambai tanaman padi menemani pagi yang cerah di Desa Melati. Sahut menyahut suara indah burung camar terdengar dari gubuk bambu. Warga berbondong-bondong pergi ke sawah untuk mengikuti ritual wiwitan sebagai bentuk rasa syukur hasil panen yang melimpah. Namaku Galih tapi beberapa warga disini sering memanggilku dengan sebutan joko lodang, sebuah nama yang diambil dari penggalan tembang jawa yaitu tembang gambuh, beginilah salah satu lirik yang biasa aku nyayikan :

"Jaka Lodang gumandhul

Praptaning ngethengkrang sru muwus

Eling-eling pasthi karsaning Hyang Widhi

Gunung mendhak jurang mbrenjulIngusir

praja prang kasor"

Kurang lebih artinya seperti ini :

"Joko Lodang datang berayun-ayun

diantara dahan-dahan pohon kemudian

duduk tanpa kesopanan dan berkata dengan keras.

Ingat-ingatlah sudah menjadi kehendak Tuhan

bahwa gunung-gunung yang tinggi itu akan merendah

sedangkan jurang yang curam akan tampil kepermukaan

(akan terjadi wolak waliking jaman), karena kalah perang

maka akan diusir dari negerinya"

Biasanya aku sering menyayikan tembang jawa ini di pagi hari sembari menengak secangkir kopi pahit buatan mbok iyem ditemani dengan pisang gorengnya yang membuat goyang lidah karena baru ditiriskan panas-panas di atas nampan.

Aku terlahir dari keluarga yang kurang mampu, bapakku buruh tani sedangkan ibuku setiap pagi berjualan serabi dipinggir alun-alun Demak. Bisa dibilang keluargaku hidup pas-pasan, yang penting aku dan keluarga masih bisa makan. Aku anak tunggal di keluarga ini, kakak dan adiku meninggal dunia karena kecelakaan parah menimpanya sewaktu mengantar ibuku berjualan. Terkadang aku iri dengan teman-temanku yang masih punya banyak saudara, karena di kampung ini masih menganut ajaran orang lama dengan istilah banyak anak banyak rejeki. Meskipun begitu aku tidak boleh terlarut dalam kesepian.

Aku senang hidup di desa ini, sebuah desa terpencil namun menjadi penghasil padi terbesar di Kabupaten Demak. Mata pencaharian warga disini kebanyakan bertani, ladang di desa kami luas dan air untuk mengaliri ladang sawah kami juga berlimpah. Hari ini aku harus bergegas pergi ke sawah untuk memantau hasil panen padi bulan ini. Banyak tengkulak dari berbagai macam daerah berdatangan membawa truk-truk besar untuk membeli langsung padi dari petani. Mereka sangat membutuhkan aku, karena akulah ketua kelompok tani di desa ini, hanya aku dan lek paejo selaku wakil kelompok tani yang bisa bernegosiasi dengan para pemborong.

Senja akan segera tiba, adzan magrib mulai berkumandang, lek paijo datang kepadaku membawa kertas kosong.

Lek Paijo berkata : "Mas Galih, Iki mou gabahe wes payu piro ae?" (Mas Galih, ini padinya sudah laku berapa saja?)

Aku : "Alhamdulillah, sudah laku 10 juta, nanti jangan lupa dipotong 2% buat kas kita ya",

Lek Paijo : "Ouh, ya wes. Aku pamit pulang dulu kalau gitu".

Hari ini aku cukup tenang, karena aku berhasil menjual gabah dari warga dengan harga pasar yang relatif lebih tinggi, tak biasanya harga gabah tahun ini bisa naik seperti sekarang. Dalam gelapnya malam mata ini enggan untuk terpejam, aku meratapi nasib kejombloanku, sampai sekarang aku belum bisa menemukan pasangan kekasih, padahal bapak dan ibu sudah mewanti-wanti agar aku segera mencari jodoh, supaya tidak menjadi bujang lapuk.

Malam itu aku bermimpi bertemu dengan almarhum kakak, di dalam mimpi dia memberikan aku sebuah cincin dengan hiasan batu emas menyala di atasnya. aku sempat tidak percaya dengan keberadaan cincin itu, lantas keesokan harinya aku bertanya kepada ibu saya. 

Aku : "Bu, semalam aku bermimpi ketemu dengan almarhum kakak, dia memberikan aku cincin dengan hiasan batu berwarna merah menyala, apa tandanya bu?" Terlihat wajah ibu sedikit muram dan sedih ketika aku bercerita tentang almarhum kakak. 

Ibu : "Tole, sebenarnya ibu mau cerita tentang kakakmu, tapi jaga rahasia ya, jangan sampai kamu cerita sama bapak", 

Aku "cerita tentang apa, bu?"

Ibu : "Cerita tentang cincin pemberian kakakmu, sebenarnya cincin yang kamu ceritakan itu milik bapakmu, katanya cincin itu sakti, bisa buat memikat seorang wanita termasuk ibumu ini," kelakar ibu sembari sedikit tersenyum kepadaku.

Aku : "Terus kenapa cincin bapak itu diberikan kepada kakak, bu?"

Ibu : "Sebenarnya bukan diberikan, tapi memang kakakmu dulu mencuri cincin itu untuk memikat hati anak pak kiai sobirin. Waktu itu bapak marah besar karena kehilangan cincin kesayanganya. Lantas, kakakmu cerita kepada ibu tentang cincin ini, dan dia bilang jangan sampai bapak tahu, kalau cincin ini sebenarnya kakakmu yang mengambil tanpa ijin bapak."

Aku : "Apakah cincin merah ini masih ada, bu?" Terlihat ibu bergegas menutup pintu, lalu masuk ke dalam kamarnya, lalu ibu membuka lemari yang terbuat dari kayu jati, di dalam lemari terdapat sebuah kotak berwarna hitam pekat yang dibungkus kain putih. Ibu datang kepadaku membawa kotak ini. 

Ibu : "Galih, di dalam kotak ini ada cincin merah delima yang kamu ceritakan dalam mimpimu tadi. Cincin ini sekarang ada di tanganmu, jaga baik-baik. Jangan sampai ayahmu tahu tentang keberadaan cincin ini, anggap aja ini wasiat atau pesan dari kakakmu agar kamu bisa menjaga cincin ini dengan baik. Jangan lupa besok kan hari kamis, kebetulan kakakmu meninggalnya malam jum'at kliwon, kamu datang ke kuburannya taburkan bunga di atas makamnya, lalu doakan kakakmu agar tenang di alam sana,"

Aku : "Baik, bu akan saya laksanakan". 

Akhirnya misteri tentang cincin merah delima ini terbongkar, asal kalian tahu kalau cincin merah delima ini sekarang sudah cukup langka dan kalau dijual harganya cukup mahal. Banyak sebagian paranormal atau dukun menyebutnya "Mustika Merah Delima", untuk mendapatkan mustika merah delima ini terbilang cukup sulit, orang yang bisa memiliki mustika merah delima ini adalah orang yang terpilih, karena benda ini akan menghilang sendiri dari orang yang tidak diinginkannya. 

Ada juga beberapa orang memiliki mustika merah ini dari warisan leluhur dan diturunkan ke anak atau cucu. Mustika merah delima ini terkadang disalahgunakan untuk jual beli, hal inilah yang sering terjadi penipuan terhadap pembeli. Mustika merah delima diyakini memiliki energi perlindungan yang kuat. Dipercaya dapat melindungi pemiliknya dari berbagai macam bahaya fisik dan spiritual. 

Dalam tradisi pengobatan alternatif, mustika merah delima dikatakan dapat meningkatkan kesehatan.  Beberapa orang memakainya sebagai perhiasan atau menggunakannya dalam bentuk elixir untuk memperkuat energi tubuh.Mustika merah delima sering dihubungkan dengan daya tarik kekayaan dan kemakmuran. Dipercaya bahwa batu ini dapat membantu pemiliknya menarik rejeki dan keberuntungan dalam hal finansial.

Mustika merah delima juga sering digunakan dalam praktik spiritual, seperti meditasi dan pengembangan diri. Dipercaya bahwa batu ini dapat membantu meningkatkan kesadaran spiritual dan kebijaksanaan.

Kutukan Pelet (Pemikat Kembang Desa)Where stories live. Discover now