9

94 18 16
                                    

"Putraku telah bangun? Apakah Yizu kami memiliki mimpi yang buruk?" Tanya Dita sambil menjaga gaun dengan tangan.

Gaun itu talinya telah terbuka. Jika tidak di tahan, leluhur sucinya akan menonton apa yang seharusnya tidak dia lihat.

Bola ketan berjalan ke arahnya, mengucek mata pedih setelah tidur. "Ibu, bolehkah aku tidur denganmu, malam ini? "

Dita menampilkan wajah prihatin di depan putra mereka. Bayinya telah dianiaya. Bagaimana bisa dia tahan membiarka bayi seperti itu tidur tanpa pengawasan yang lebih tua? Dia menyalahkan pemilik tubuh asli dengan keras.

"Tentu bayiku harus tidur dengan ibunya. Ayo, beri ibu waktu untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Yizu pergi ke kamar ibu.... " Dita memikirkan hal nakal yang lain ketika sekelebat ide muncul. "Bermain dengan ayah sebentar oke."

Seokjin di yang sejak semula hanya menjadi penonton sangat terkejut saat namanya dilibatkan.

Apakah Dita benar-benar membiarkannya datang? Tapi melihat wanita itu pada akhirnya membuka pintu kamar dan mengayunkan tangannya, mengundang kami, Seokjin telah melemparkan perasaan malu dan sungkan jauh kedalam selokan.

Dia meraih tubuh kecil putranya kedalam gendongan. Dengan suara bijaksana dia melontarkan beberapa ucapan ramah kepada putranya.

"Apakah Yizu nya takut saat ayah dan ibu pergi? " tanya Seokjin berbicara dengan senyum terukir.

Yizu, bayi dalam gendongannya hanya terus mengerutkan bibir, menunjukan banyaknya keluh disana.  "Aku ingin terlibat dengan ibu dimasa depan. Ayah, bisakah Yizu juga pergi dengan kalian? Yizu mengingkan ibuku. "

"Tentu. Ini adalah kesalahan ayahnya.  Dimasa depan aku akan menebusnya, ok? "

"Yizu memahami. Yizu berjanji kepada ayah dan ibu akan sangat patuh dan tidak membuat kerusakan. "

Dita mendengar pembicaraan ayah dan anak dengan kecemburuan. Anak dan suami itu sangat baik. Kenapa pemilik asli begitu buta. Dia terus mengutuk di dalam hatinya.

Waktu semakin larut, Dita tidak ingin Yizu mereka terjaga lebih lama. Dia membersihkan diri lebih cepat, ketika kembali, dia melemparkan handuk miliknya di atas pundak Seokjin. "Mandi terlebih dahulu. Aku akan mengambilkan baju gantimu. " serunya melintas di depan Seokjin dengan sikap sangat alami. Seolah tindakan seperti ini telah biasa keduanya lakukan.

Seokjin terjerat untuk sesaat. Dia melihat kepergian istrinya dengan sedikit kebingungan. Dia bisa saja kembali ke kamarnya untuk mandi jadi kenapa Dita harus repot mengambil baju gantinya?

"Ayah, pergi untuk mandi, aku sudah sangat mengantuk. "

Mata Seokjin berkedip beberapa kali menatap putranya dengan tatapan polos. "Kenapa ayah mandi di kamar mandi ibumu? "

Yizu yang diberikan pertanyaan melihat ayah nya dengan tatapan aneh. Dia seperti melihat anomali luar angkasa. Tercengang, polos juga tidak berdaya. "Ayah, Yizu dan ibu akan tidur bersama. Jadi pergilah ke kamar mandi sebelum ibu kembali dan berubah pikiran. "

Mata Seokjin terbuka lebar. Rahangnya jatuh dengan perasaan senang. Dia berlari meninggalkan rasa malu. Keinginannya sangat terlihat jelas, bahwa dia telah merindukan saat ini.

Ketika pintu kamar mandi tertutup, Dita telah datang membawa satu setel piyama pria dengan warna hitam langit malam. Dia tersenyum kepada bayinya. "Ayah belum selesai? " tanyanya sambil mengusai surai Yizu.

"Belum. Ayah baru saja pergi ke kamar mandi. "

Setelah mendengar itu, Dita pergi mengetuk kamar mandi. "Seokjin, piyama mu. " seru Dita.

MEMAKAI BUKU: MENJADI IBU YANG JAHATWhere stories live. Discover now