7

176 38 14
                                    

Larut malam di koridor rumah sakit. Dita, Seokjin dan kedua orang tua Dita duduk bersandar di kursi tunggu.  Tuan Donghae terus memijat keningnya. Memikirkan dosa apa yang telah dia lakukan, sehingga putrinya bertindak begitu keterlaluan.

Mendengus. "Tidak bisakah kamu menegur nya dengan lembut?" keluh Donghae.

"Teguran seperti apa yang dilakukan dengan lembut, huh? Ayah, kamu sangat plin-plan. Detik ini memintaku untuk menjauhi Jungwoo, detik berikutnya ingin aku bersikap lembut? Tolong bersikap lah."

"Tetapi tidak dengan memukulinya sampai mati. Dia anak seseorang..."

"Aku tidak menyebutnya anak babi.."

Donghae tersedak. Putrinya terus memberikan perlawanan.

"Seokjin, apakah kamu juga akan memarahi ku karena memukuli Jungwoo?"

"Tidak! Tentu saja tidak."

Donghae tidak tahu harus menangis atau tertawa. Kekompakan mereka sangat keterlaluan. Seokjin hanya akan meniupkan kentut pelangi setiap tindakan keji Dita dan menganggap semua seperti berkah.

Seohyun tertawa tertahan melihat suaminya frustasi. Siapa yang membiarkan Seokjin mencintai putrinya dengan membabi  buta. Sekarang kita mengetahui bahwa Seokjin hanya bertindak seperti orang buta jika itu menyangkut tindakan Dita.

Donghae tidak tahan. Dia pergi tanpa mengatakan apapun. Lebih baik mendiskusikan kondisi Jungwoo dengan dokter, sebelum dia menjadi gila karena ultah menantu dan anaknya.

Merasa kebosanan menunggu, Dita berpikir untuk pergi berkeliling di sekitar rumah sakit. Seokjin secara alami mengekori istrinya setelah berpamitan dengan ibu Dita.

Begitu keduanya mendapatkan ruang pribadi Seokjin berinisiatif untuk mengajukan pertanyaan.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah mereka benar-benar menggertak mu?"

"Lantas apakah aku?" dengusnya Dita kesal. "Seokjin, Yuna menyukai mu. Dia menginginkanmu, Tidakkah kamu mengetahuinya? Aku tidak tahan. Dia bahkan sengaja membuat irisan pada hubungan kita dengan menarik Jungwoo."

Secara tiba-tiba hati Seokjin semakin hangat. Ini kali pertama baginya, mendengar pengakuan Dita tentang dia yang telah menelan cuka (perasaan cemburu). Dengan malu-malu Seokjin mengusap hidungnya sendiri, berusaha menyembunyikan kebahagiaan yang sangat besar di dalam hatinya.

Dita berinisiatif memeluk Seokjin. Dia menyembunyikan wajah kecilnya di dada pria itu. "Ingatlah, kamu hanya milikku. Jangan melihat keindahan lain atau aku akan bersikap kasar."

"Bagaimana kamu akan melakukannya?" tanya Seokjin penasaran.

Ya! Bagaimana dia akan melakukannya? Dita memikirkan hal itu, sejenak. "Bagaimana dengan mengikatmu? Atau, bisakah aku bergabung dengan perusahaan mu? Aku akan menjadi asisten asisten dan asisten yang selalu mengekori mu. Aku duduk di dalam ruangan yang sama. Meja kita akan saling berhadapan. . . ."

"Tolong lakukan."

Dita tertegun. Dia kebingungan mendengar kesediaan  Seokjin atas ide gilanya.

"Simpan aku di dalam kamarmu. Aku milikmu sendiri."

Jantung Dita berdetak lebih kencang. Brengsek! Pria ini tidak tertahankan. Jika aku meminta kepalaku, kamu akan memberiku jantung ginjal dan empedu dalam sekali waktu.

Aku wanita dari era feminis. Hidupku untuk bekerja dan memperkaya diri. Laki-laki tidak masuk kedalam pandanganku tetapi setelah akhir hidupku dan terjebak ke dalam sebuah buku, Tuhan! aku menggilai plot ini. Aku menyukainya. Couple ini, aku menginginkannya. Jika aku tahu menjalin hubungan terasa menyenangkan, aku tidak akan membiarkan hidupku berakhir tanpa kencan buta. Nuansa merah jamu? Aku menginginkannya. Dan lagi, aku mendapatkan bonus ekstra. Putraku terlahir sangat tampan seperti ayahnya, jadi apa yang bisa aku keluhkan?

Dita melingkari leher Seokjin. Dengan sedikit berjingkat, dia menutup bibir Seokjin.

Pria itu membeku untuk detik pertama. Dia sangat terkejut namun di detik berikutnya Seokjin mengambil kendali. Dia memegang kepala bagian belakang Dita. Menghentikannya untuk pergi.

Kamu yang memulainya. Jangan salahkan jika dia tidak akan membiarkan nya pergi.

Mereka mengabaikan tempat dimana kekacauan di langsungkan. Mereka lupa bahwa keduanya sedang berada di rumah sakit dimana orang bisa saja muncul tanpa peringatan.

Berapa lama ciuman berlangsung? Dari tingkat yang paling lembut dan menjadi ganas dan panas. Bahkan Seokjin menarik lebih dekat tubuh dita. Begitu dekat dan melekat. Dita bisa merasakan inti panas di bagian bawah suaminya yang membuat dia memerah karena malu.

"Perlahan. Kendalikan diri mu. Kita berada di luar. Jika seseorang melihat reaksi mu, kamu akan menjadi lelucon." bisik dita di sela deru nafas yang memburu.

Seokjin sama malunya mendengarkan keterbukaan Dita sekarang. Dia mengintip reaksi di bawah sana dan siap itu sangat sesak di celana. "Beri ruang." desak Seokjin ingin mendorong Dita namun wanita itu mengerutkan keningnya. "Tidak, orang akan melihatnya. Biarkan seperti ini... Aku akan menutupi nya untukmu."

Tercengang. Itu ide yang sangat bodoh, istriku! " itu tidak berguna. Dengan kamu menempel, yang ada aku akan meledak di bawah."

Semakin memerah wajah Dita. Dia tidak berpikir hingga sejauh itu. Dia hanya ingin menyelamatkan Seokjin dari situasi yang memalukan tetapi jika reaksinya meledak, kurasa itu menjadi sangat tidak baik.

"Lalu... Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya serius.

Seokjin berpikir sejenak dan Tuhan mencintainya. Seseorang Terlihat datang menghampiri keduanya.

"Hey Dita, aku bertemu orang tuamu dan pergi menemukanmu." Seru seorang gadis yang bergegas untuk menyapa begitu menemukan keduanya.

Ini memalukan. Seokjin memiliki reaksi di bawah dan seorang gadis muncul. Eoh dia bukan orang asing. Jika dia seorang dokter, kurasa itu adalah salah satu teman terbaik dari pemilik aslinya. "Hi, ya aku datang karena sesuatu yang mendesak."

Kerutan semakin dalam di wajah gadis itu. Ada sedikit perubahan dari sikap dita. Kenapa dia begitu gugup?

"Ada apa? Kenapa kamu tidak terlihat seperti Dita ku yang biasanya?"

"Tidak apa-apa, Jinny. Aku hanya... Eoh bisakah kamu meminjamkan ruangan mu untukku dan Seokjin?"

Jinny tertegun di depan keduanya. Meminjam ruangan? Pikirnya penasara.

Gadis ini sangatlah usil. Yizu hadir karena campur tangan dari gadis ini. Dia membius keduanya dan mengunci mereka agar terlibat di dalam kontak intim. Jadi saat dia melihat wanita di depannya yang gugup dan Seokjin memerah bersembunyi di balik punggung Dita, dia mulai curiga.

Aku tidak mungkin melakukan kesalahan. Dia tidak menyukai hubungan Dita dengan Jungwoo, dan dia pendukung penuh couple Seokjin dan Dita. Jangan tanya kan untuk meminjam ruangan miliknya. Dengan hati yang luas dia akan menyiapkan ranjang secara pribadi untuk Seokjin dan Dita. Ayo lakukan!

"Eoh tentu. Tetapi ada hal yang harus aku tangani. Kalian bisa pergi secara mandiri." setelah mengatakannya, Jinny segera pergi dan sesekali dia akan mengintip Seokjin. Itu sangat menyiksa bukan?berjalan dengan reaksi?

Ingin tertawa terbahak-bahak. Dulu Dita hanya melihat Jungwoo dan mengabaikan Seokjin. Sekarang mereka benar-benar bersama. Secara diam-diam Jinny berbalik, dia akan menunggu di dekat ruangan nya. Dan menceritakan hal baik ini dengan bibi juga paman Lee.

MEMAKAI BUKU: MENJADI IBU YANG JAHATWhere stories live. Discover now