(Volume 2) Chapter 1.

29 7 0
                                    

"Mulai sekarang, kamu akan menjadi pelayan kerajaan... Raiyen."

Kala itu, Raiyen sedang berjalan di lorong untuk menghantarkan sarapan majikannya, Alz, teringat dengan ucapan dari pria yang memiliki DNA yang sama dengannya terakhir kali.

"Dipikir-pikir aku belum pulang ke rumah," gumam Raiyen. Setelah ia mengingat-ingat ternyata dia belum pulang semenjak dia mulai menjadi pelayan pribadi Alz empat tahun lalu.

Tok! Tok! Tok!

"Yang Mulia, saya membawakan makanan untuk anda."

Pintu di buka, dia lalu masuk kedalam sambil mendorong troli makanan dan menaruhnya makanan itu ke atas meja.

Sementara Raiyen menaruh makanan yang majikannya pesan, majikannya itu malah sedang duduk termenung dia kursi sambil memandangi luar lewat jendela.

"Yang Mulia—

"Raiyen," panggil Alz.

"Ya, Yang Mulia."

"Kenapa hari-hari ini aku sering deja vu," ucap Alz tak niat, "lupakan apa yang aku katakan," sanggah dirinya sendiri. Alz lalu bangkit dan menuju ke makanan yang Raiyen bawa.

"Deja vu?" Raiyen memiringkan kepalanya tak paham maksud dari kalimat yang diucapkan oleh Alz barusan.

꧁ঔৣ☬𝐊𝐞𝐝𝐢𝐫𝐚𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐚𝐝𝐢☬ঔৣ꧂

Seminggu berlalu semenjak kunjunganku ke wilayah perbatasan. Mulai sekarang pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan sedang berjalan. Aku tidak sendiri, kami dibantu oleh salah satu bangsawan lokal, namanya Sir. Gourmand, atas rekomendasi dari Raja jadi aku percayakan semuanya kepada dia.

Untuk memantau perkembangan infrastuktur di sana secara langsung, aku telah menyusun jadwal rutin kunjungan ke wilayah perbatasan, mumpung jadwal kelas di Akademi masih sedikit, aku meluangkan waktu untuk kunjungan ke wilayahku.

Dan hari ini adalah hari kunjungan rutin ke wilayah perbatasan. Aku, Raiyen, Itharva dan prajurit kerajaan sebagai pengawalku pergi ke wilayah yang kini sudah menjadi kekuasaanku sekarang.

Kereta kuda melaju dengan santai, jalan yang rusak membuat kereta harus berjalan pelan agar tidak terjadi goncangan besar pada deresi yang aku tumpangi.

Sepanjang jalan aku terus memandangi luar dari tingkap, kami sedang menyusuri jalan yang dipinggiran dipenuhi oleh tumpukan tanah hasil penggalian.

Tentu itu merupakan hal yang wajar, karena Logam, tembaga, dan mineral merupakan hasil tambang dari kerajaan Kareem, bahkan hal itu berpengaruh tujuh puluh persen dari penghasilan Kerajaan.

Jadi gundukan tanah itu merupakan limbah hasil penggalian tambang.

Sekitar tiga puluh menit kami menyusuri jalan yang berbatu, akhirnya kereta memasuki pemukiman kumuh.

Kereta tetap jalan ditengah-tengah perumahan warga, hingga pada satu bagian rumah yang paling besar kereta masuk kedalam dan parkir di sana. Tempat ini merupakan kediaman keluarga Viscount Gourmand.

"Yang Mulia, kita telah sampai." Raiyen membukakan pintu dan menuntunku turun.

Aku turun, di sana sudah ada pemilik rumah menyambut kedatanganku dengan antusias—tidak, dia hanya cari muka kepadaku— serta aku langsung dituntun untuk masuk kedalam.

Aku yang saat itu dalam keadaan lelah, hanya mengiyakan. Aku dan yang lainnya masuk. Sepanjang jalan dia terus mengajak aku ngobrol, meski pada saat itu aku malas sekali, tapi yah sudahlah cukup abaikan saja dia.

Kedirajaan AbadiWhere stories live. Discover now