Chapter 31

17.8K 805 30
                                    

"Ali kemana sih? Ko pake tutup mata segala" rengek Prilly.

Malam itu Prilly di ajak Ali diacara keluarganya, ke tempat villa yang dijadikan tempat resepsi kaia dan alfian di villa.

Prilly juga tidak tau kenapa Ali mengajak nya. Keluarga Ali sangat baik dan hangat terhadapnya terlebih lagi Kaia dan Resi.

Mereka menyambut kedatangan Prilly dengan sangat antusias apalagi pertama kali Ali mengenalkannya pada semua keluarganya.

"Akhirnya artis terkenal kita kenal perempuan, kayanya perlu syukuran gede-gedean deh tan" goda Mila, yang dikenalkannya sebagai sepupu Ali juga.

"Iya lah pasti, sahabat gue ini ternyata berhasil mematahkan prinsip Aliando Syarief Pratama. Sampe galau gitu kalo ga dapet kabar" tambah Gritte.

Yang pada akhirnya terjadilah cekcok antara Ali dan sepupunya itu.

Bukan dengan Aaia, kakanya, Ali sering jahil dan bertengkar. Tapi Dengan sepupunya juga ternyata mereka sering jahil dan bertengkar. Tapi walaupun begitu bisa ku lihat mereka sangat menyayangi satu sama lain.

"Bentar lagi" ucap Ali masih menutup mata Prilly.

"Nah, abis aku buka penutup matanya kamu liat keatas ya" ucap Ali yang diangguki oleh Prilly.

Prilly mengerjap ngerjapkan matanya, dia menatap keatas.

"Aliiii bintangnya banyak banget" serunya, Ali tersenyum puas dan mengacak rambut Prilly.

"Seneng?".tanya Ali, Prilly mengangguk pasti.

"Eh tapi ini dimana sih" tanya Prilly mengeriyatkan dahinya.

"Diatap villa, disini kamu bisa liat bintang kesukaan kamu dengan jelas"

Prilly menatap Ali heran "dari mana kamu tau aku suka bintang?"

"Aku tau, setiap malam kamu duduk dibalkon. Liat kelangit, jika ada bintang kamu memejamkan mata kamu dan berdoa. Setelah itu kamu tersenyum lebar. Walaupun aku ga tau apa yang kamu ucapkan, tapi jika dilihat sih ada harapan dari wajah kamu"

Prilly mengedipkan ngedipkan matanya" kamu ko... tau?"

"Kalo aku ga bisa liat kamu langsung kaya gitu, aku suka nanya ke satpam rumah kamu pak Irman. Kamu lagi apa terus udah tidur belum" jelas Ali.

Prilly tersenyum "ciee perhatian" goda Prilly.

Ali menggelengkan kepalanya heran, biasanya perempuan lain jika disanjung seperti ini akan terharu dan menangis. Tapi Prilly? Dia menggodanya, walaupun wajah merahnya terlihat jelas.

"Kamu tau ga kenapa aku suka bintang dan berdoa?" Ali menggeleng.

Prilly membenarkan letak jaketnya, kemudian Duduk tanpa alas yang diikuti Ali.

"Kata mamah dulu, kalo aku kangen papa terus ada bintang cobain pejamin matanya terus berdoa. Jika ada salah satu diantara bintang bersinar, maka doa kita sampai"

"Kalo semuanya bersinar?" Tanya Ali penasaran.

"Berarti doa kita diterima dengan baik disana, papa tenang dan bahagia disana"jelas Prilly.

Ali menatap Prilly kagum, papanya yang sekarang berada diatas ternyata sumber kekuatan baginya. Mamanya berhasil menjadi mama sekaligus peran seorang papa, berhasil membuat gadis seperti Prilly menjadi kuat dan tegar. Walau jarang ada waktu bersama Ully, Prilly tetap jadi anak penurut, baik. Bahkan saat beranjak dewasa harusnya anak seusia Prilly masih dalam perhatian orang tua lengkap, tapi lihat lah tidak semua anak yang tidak diperhatikan orang tua secara setiap waktu menjadi anak nakal dan pembangkang bukan? Prilly membuktikannya.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang