"Jelek banget" decih Krow, ia beralih membaca komentar dari postingan tersebut. Semuanya berisi kalimat yang mengatakan jika kedua orang tersebut terlihat sangat cocok. Dengan cepat Krow menutup aplikasi tersebut dan mematikan ponselnya.

"Apaan dah, orang freak begitu" lirih Krow, ia merasa panas saat ini. Dirinya terus bergumam hingga tanpa sadar ia tertidur. Beberapa jam kemudian, Jaki masuk kamarnya setelah selesai berkeliling dengan temannya itu. Dirinya terkejut ketika melihat Krow tertidur di kasurnya, tanpa sadar dirinya tersenyum karenanya. Jaki memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, tubuhnya terasa lengket karena keringat dan juga banyak debu yang menempel.

Selesai dengan acara mandinya, Jaki melangkah mendekat ke kasur. Ia ikut merebahkan dirinya di samping anak itu, tubuhnya menghadap Krow dengan kepalanya menumpu pada tangan kanannya. Tangan kirinya perlahan menyentuh wajah tampan itu. Merasakan ada sentuhan pada wajahnya buat Krow terbangun, ia mengerjapkan matanya untuk melihat siapa yang ada di depannya.

"Udah kencannya?" begitu sadar, Krow langsung menatap Jaki dengan malas. Mendengar kalimat itu membuat Jaki tertawa geli, apalagi melihat ekspresi Krow yang terlihat kesal.

"Sebenernya masih pengen keliling, tapi keburu udah malem" jawab Jaki sambil tersenyum, bisa ia lihat ekspresi kesal tadi semakin masam. Dirinya semakin ingin menggoda anak tsundere itu dengan menceritakan apa yang tadi ia lakukan bersama temannya.

"Stop ya anjing, gue ga perduli" ketus Krow menatap Jaki tak suka, sedangkan yang ditatap justru tertawa puas karena berhasil menjahili anak itu. Tangannya mencubit pipi Krow gemas lalu mengusapnya, ia sedikit terkejut ketika Krow menahan tangannya agar tetap mengusap pipinya.

"Kenapa sih? Kata yang lain kamu seharian ini marah-marah mulu" lirih Jaki menatap Krow, tangannya masih terus mengusap wajah anak itu. Sejak tadi ia pergi bersama temannya, ponselnya terus menerima pesan berisi laporan jika Krow bersikap sentimental pada semua orang. Meski memang pada dasarnya Krow suka marah-marah, tapi mereka rasa kali ini berbeda.

"Mana ada" bohong Krow, susah sekali untuk melawan egonya yang setinggi langit. Jaki merasa gemas dengan hal itu, ia menampar pelan pipi Krow.

"Yang bener, gara-gara aku pergi sama cowo lain kah?" pertanyaan Jaki buat Krow kelabakan, padahal dalam hatinya berseru mengiyakan.

"Dih, kagak lah gila. Ngapain juga gue cemburu?" memang sulit untuk berkata jujur, mungkin jika pembohong adalah sebuah pekerjaan maka Krow menjadi orang terkaya di dunia.

"Loh, aku gak ada ngomong cemburu ya. Berarti aman dong kalau besok aku pergi sama Exu lagi" cukup, Krow sudah tidak tahan lagi. Tangannya menarik pinggang Jaki mendekat, wajahnya ia sembunyikan pada dada Jaki.

"Jangan dong" lirihnya, mendengar hal itu buat Jaki menahan tawanya. Ia ingin terus memojokkan Krow agar mau berbicara yang sebenarnya.

"Lah kenapa? Kan katanya kamu gak cemburu, berarti gak masalah lah aku pergi lagi sama Exu" mendengar ucapan itu membuat Krow menggelengkan kepalanya, sedangkan Jaki menahan rasa geli di dadanya.

"Ga boleh lah" gumam Krow, tangannya memeluk pinggang Jaki lebih erat.

"Kenapa gak boleh? Kan sekalian pdkt-aduh jangan dicubit" mendengar kalimat Jaki membuat Krow kesal, sontak ia mencubit pinggang anak itu pelan.

"Gak ada ya pdkt pdkt, lu punya gua" suaranya melirih di akhir kalimat, meski demikian Jaki masih bisa mendengar ucapan itu dengan jelas. Perutnya terasa tergelitik, ia tak dapat menahan senyumannya.

"Bukannya tadi pagi bilang ga mau sama yang bentukannya kaya aku ya? Duh, jangan plin plan dong" Jaki belum puas, ia ingin terus menggoda anak tsundere ini. Tangannya beralih mengusap rambut belakang Krow pelan.

"Bercanda doang itu" ucap Krow pelan, ia sedikit menyesali ucapannya tadi pagi. Jujur ia merasa salah tingkah saat semua orang terus menjodohkan mereka berdua.

"Ya udah, jadinya mau apa engga sama yang bentukannya kaya aku" tanya Jaki memastikan, ia sangat ingin membuat Krow mengaku. Melawan egonya yang sudah melekat dalam dirinya.

"Mau lah, masa yang cantik lucu kaya gini dilewatin" Krow sudah menyerah dengan egonya, meski ia sedikit malu untuk mengatakan hal itu. Semburat merah tak dapat mereka tahan, bahkan telinga keduanya kompak berubah merah. Ribuan kupu-kupu berterbangan dalam perutnya, buat sensasi menggelitik yang menyenangkan.

"Halah boong" kini gantian Jaki yang salah tingkah, tangannya menjambak rambut Krow. Sedangkan Krow mengaduh sambil tertawa, ia mendongak untuk menatap wajah Jaki yang tengah merona.

"Serius, lu cantik tau gak sih. Gue yakin banyak yang suka sama lu" tangannya beralih mengusap pelan pipi yang sudah mirip tomat, bisa ia rasakan wajah itu sedikit menghangat.

"Bodo amat" seru Jaki membalikkan tubuhnya membelakangi Krow, jantungnya berdegup tak karuan. Kini ia lebih memilih Krow menjadi orang yang tsundere daripada seperti ini, sangat tidak aman untuk hatinya.

Krow tertawa melihat tingkah Jaki, ia menyamakan tingginya dengan anak itu. Tangannya kembali memeluk pinggang Jaki dari belakang, hidungnya bisa mencium aroma manis yang menenangkan. Bibirnya sibuk mengecup leher Jaki yang sedikit terekspos. Lebih baik kita tinggalkan kedua makhluk yang tengah dimabuk cinta ini.






Halo semuanyaaa~ seperti yang kita tau kalau banyak anggota TNF yang memutuskan buat berhenti main RP, aku tau pasti semuanya sedih, tapi kita juga harus paham kalau mereka butuh istirahat.

Untuk cerita ini aku akan terus lanjutin ya, jangan khawatir. Dan mungkin cerita ini bisa jadi obat rindu kalian sama mami dan papi. So hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee 💋🦖

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن