es krim

6.9K 778 23
                                    

"Sini aku obatin" ucap Sui ketika tim rampok sampai rumah, meski mereka menang tetap saja akan ada luka yang didapat. Seperti sekarang yang dialami oleh Key dan Garin, keduanya mendapat luka tembak di bagian lengan dan kaki. Beruntungnya peluru meleset dan hanya menggores kulit mereka.

Dengan cepat Sui membawa keduanya ke ruangan yang memang sudah disediakan Rion untuk mengobati jika ada yang terluka. Selama keduanya diobati, yang lain memilih untuk membersihkan tubuh yang penuh debu dan lumpur. Selain Key dan Garin, ada El dan juga Jaki dalam tim rampok siang ini syukurnya mereka selamat tanpa ada luka sedikitpun.

"Ini karena lukanya gak terlalu serius, mungkin 2-3 hari bakal sembuh. Kalo mau mandi usahain jangan sampe basah perbannya" ucap Sui ketika selesai mengobati luka, keduanya hanya bisa mengangguk mendengar nasihat dari sang dokter itu. Kini giliran mereka yang beranjak ke kamarnya masing-masing untuk membersihkan diri dengan hati-hati.

"Loh El, kamu di sini?" Key terkejut ketika membuka pintu kamar dan menemukan Elya tengah duduk di ranjangnya. Mendengar suara Key buat Elya menoleh padanya, ia menatap Key dengan pandangan yang sulit di artikan. Mata Elya beralih menatap perban yang ada di lengan atas Key. Sedangkan Key sendiri sedang sibuk untuk bersiap mandi, tak memperhatikan raut wajah Elya.

"Aku mandi dulu ya" pamit Key sebelum menutup pintu kamar mandi, kini Elya kembali melamun di kamar itu. Elya tengah memikirkan tentang kejadian saat rampok tadi, perasaan bersalah terus menghantuinya. Jika saja tadi ia tidak ceroboh, mungkin Key tidak akan terkena tembakan itu. Meski Key mengatakan bahwa itu bukan salahnya, tapi tetap saja Elya merasa tak tenang.

Sibuk dengan pikirannya buat Elya tak sadar jika Key sudah selesai dengan acara bersih-bersihnya. Bahkan kini Key sudah duduk di samping Elya yang masih melamun, ia memperhatikan wanita berambut merah itu sambil tersenyum. Dirinya tau jika Elya masih memikirkan kejadian tadi siang. Tangannya terangkat untuk mengelus kepala Elya pelan, namun karena sedang melamun hal itu cukup mengejutkan Elya.

"Astaga kaget, loh udah selesai?" tangan Elya mengelus dadanya pelan, ia menatap Key yang juga menatap dirinya.

"Udah dari tadi, ngelamunin apa sih sampe gak sadar aku di sampingmu?" tangannya turun untuk mencubit pelan pipi Elya, ia kembali melihat ekspresi sedih Elya.

"Minta maaf, kalo aja tadi aku hati-hati pasti aku gak nabrak kamu" mengingat kejadian tadi buat Elya kembali sedih. Saat acara tembak menembak tadi, ia terlalu fokus pada lawan hingga tak sadar ia berjalan mundur dan menabrak Key. Hal itu membuat Key kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Sontak pergerakan itu menarik perhatian lawan dan langsung menembak Key.

"Astaga El, gapapa kok. Toh cuma kegores doang, pasti kamu juga kan gak sengaja" melihat raut wajah Elya yang hampir menangis buat Key tertawa. Bibir itu sudah melengkung ke bawah dan air mata sudah siap untuk mengalir.

"Jangan nangis, mending kita makan es krim aja yuk. Aku jajanin" mendengar kata es krim buat Elya bersemangat, ia segera mengusap air matanya dan menatap Key.

"Mau mau, mau yang coklat ya" seru Elya, tangannya membuat gesture memohon. Melihat tingkah itu membuat Key tak tahan untuk tidak mencubit pipi Elya lagi. Ia mengajak Elya untuk beranjak dan menuju ke garasi, mereka akan pergi ke toko es krim langganan keduanya.

Sebelum mereka berangkat, sempat terjadi sedikit perdebatan mengenai siapa yang mengemudi mobil. Elya bersikeras untuk mengemudi dengan alasan tak ingin membuat Key tambah sakit, dan diakhiri dengan Key yang menurut. Kini ia duduk di kursi penumpang dengan tenang, keduanya bernyanyi mengikuti alunan lagu yang terputar dari radio mobil. Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk sampai di toko es krim tersebut. Setelah Elya mengunci mobil, ia bergegas menggandeng tangan Key masuk ke dalam.

Selesai dengan pesanan, mereka memilih untuk duduk di kursi dekat jendela. Dengan cuaca yang cukup terik membuat mereka yakin bahwa memakan es krim adalah pilihan yang tepat. Key memutuskan untuk membeli es krim vanila dengan cup, sedangkan Elya memilih es krim cone coklat kesukaannya. Keduanya sibuk berbincang, sesekali lelucon akan keluar dari salah satunya. Terlalu menikmati es krimnya buat Elya tak sadar jika wajahnya terkena sedikit lelehan es krim. Key yang menyadari noda itu berniat untuk mengelapnya, ia menoleh ke sekeliling namun tak menemukan tisu. Akhirnya ia gunakan jarinya untuk mengelap sisa es krim di pinggir mulut Elya dan menjilat jarinya sendiri.

Elya mengerjapkan matanya memproses apa yang baru saja terjadi, kemudian ia tersenyum malu menatap Key. Terdengar tawa Key saat melihat Elya dengan sengaja mengotori wajahnya dengan es krim.

"Kok gitu sih?" tanya Key heran, ia masih tertawa melihat noda coklat yang kini mengotori pipi Elya. Sedangkan Elya kini mendekatkan wajahnya agar Key kembali membersihkan noda es krim itu. Tak disangka kali ini bukan jari yang bekerja, namun Key langsung membersihkan noda es krin itu dengan bibirnya. Sontak Elya langsung memundurkan wajahnya dan menutup mulutnya terkejut.
 
"Aku dikokop kyah, lagi dong" mendengar hal itu membuat Key tertawa kencang, tangannya menahan Elya yang akan menempelkan es krimnya ke pipi yang lain. Beruntung toko es krim itu sedang sepi pengunjung, di tambah tempat duduk mereka ada di ujung dan tertutup patung dekorasi.

"Cablu banget, jangan di sini dong" ucap Key, sontak Elya langsung berdiri dan mengajak Key untuk segera kembali ke mobil. Tangannya menarik tangan Key agar bergegas, meninggalkan es krimnya yang masih tersisa setengah. Keduanya tertawa saat berjalan menuju parkiran, menarik perhatian pegawai yang sedang bekerja.









MAAF, AKU KENA WRITER BLOCK😭 padahal ide udah cakep tapi pas nulis berasa gak bisa narasiin, semoga gak kaku ya ceritanya. Hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee💖🦖

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang