loh?

10.4K 1.1K 148
                                    

Setelah kejadian menggemparkan yang terjadi, semua orang sudah kembali ke rumah. Krow yang diculik oleh kubu sebelah juga sudah kembali ke rumah dengan aman, meski dirinya mendapat beberapa luka. Hari sudah menunjukkan waktu tengah malam, semua orang memutuskan untuk ke kamarnya masing-masing setelah selesai dengan semua urusan.

Kini ruang keluarga sudah sepi, tak ada suara apapun selain jam dinding yang berdetak. Namun di tengah kesunyian itu, masih tersisa seorang pria berambut pink masih setia duduk di sofa enggan untuk beranjak dari sana. Ia hanya diam dan melamun, entah apa yang ada di dalam kepalanya itu.

"Belum tidur?" tanya Krow sambil duduk di samping Jaki dengan perlahan. Luka di perutnya masih terasa nyeri ketika ia bergerak. Tangannya meletakan dua cangkir coklat hangat di meja depan mereka. Jaki cukup terkejut ketika Krow duduk di sampingnya, ia menatap Krow tanpa mengucapkan apapun. Matanya turun untuk menatap perut Krow yang terdapat perban, pria berambut abu itu masih belum mengenakan pakaian. Tangan Jaki menyentuh perban itu dengan ragu, kemudian matanya menatap Krow.

"Sakit?" tanya Jaki pelan, wajahnya terlihat sangat sedih. Krow tersenyum mendengarnya, merasa lucu ketika melihat wajah Jaki yang terlihat seperti akan menangis itu. Dan benar saja, beberapa menit kemudian air mata Jaki turun membasahi wajahnya.

"Loh heh?" melihat Jaki yang menangis membuat Krow panik. Ia dengan cepat menarik Jaki ke dalam pelukannya, tak peduli dengan lukanya yang sedikit tersenggol. Tangannya mengusap rambut Jaki yang tengah menyelusupkan wajahnya pada dada Krow. Setelah beberapa saat membiarkan Jaki untuk menangis, Krow menarik wajah Jaki untuk menatapnya.

"Kenapa nangis?" tangannya mengusap sisa air mata yang membasahi pipi Jaki.

"Aku takut banget waktu denger kamu diculik" jawab Jaki yang masih sesenggukan, sedari tadi ia merasa sangat gelisah. Apalagi saat mendengar kabar bahwa Krow diculik oleh geng sebelah. Ia berusaha mati-matian untuk tidak memikirkan hal buruk yang mungkin terjadi.

Mendengar hal itu membuat Krow tersenyum, tangannya mencubit pelan pipi yang memerah akibat menangis itu. Ia menatap mata sembab milik Jaki, sedikit tidak tega melihat anak itu menangis karenanya.

"Maaf ya udah bikin khawatir" ucap Krow, tangannya merapihkan poni Jaki yang menutupi matanya. Kemudian turun untuk mengusap pelan pipi yang masih memerah itu. Keduanya saling bertatapan, seolah mengatakan bahwa semuanya sudah baik-baik saja. Jaki menyadari bahwa kini mata Krow turun untuk menatap bibirnya, dirinya dibuat salah tingkah ketika Krow kembali menatap matanya seolah-olah meminta izin akan melakukan sesuatu. Sedetik setelah Jaki menanggukkan kepalanya, kedua bibir itu sudah bertemu. Hanya sebuah kecupan, tapi bisa buat keduanya merasa ada ribuan kupu-kupu terbang dalam perut mereka.

"Udah malem, yuk tidur" ajak Krow pada Jaki, tangannya menggandeng Jaki untuk beranjak mengikutinya. Sayang sekali perutnya sedang terluka, jika tidak ia akan menggendong Jaki ke kamar. Meski begitu, Jaki sudah sangat bahagia ketika tangannya digandeng oleh Krow. Yang tadinya wajahnya memerah karena habis menangis beralih memerah karena merasa malu.

Kini keduanya tengah berbaring berdampingan di ranjang milik Jaki, kamar yang memiliki aroma khas susu strawberry yang manis. Atas paksaan Jaki, akhirnya Krow mau untuk memakai baju. Alasannya takut jika nantinya dia masuk angin, padahal Jaki tidak tahan melihat tubuh itu. Sekarang posisinya Jaki tengah berbaring dengan lengan Krow sebagai bantalnya. Tangannya memeluk pinggang Krow dengan hati-hati, takut mengenai luka di perutnya.

"Lain kali hati-hati ya, aku ga mau kamu luka" ucap Jaki nyaris berbisik, untung kamar itu sunyi sehingga Krow masih bisa mendengar suara lirih itu. Entah sudah yang keberapa kalinya ia tersenyum karena Jaki.

"Iya sayang" jawab Krow sambil mengelus rambut pink itu. Mendengar kalimat yang sangat jarang itu membuat Jaki menyembunyikan wajahnya karena malu. Tangannya mencubit lengan Krow sebagai bentuk salah tingkah. Sedangkan Krow hanya tertawa, tidak merasa marah sedikitpun. Entahlah, ketika hanya berdua saja Krow tidak pernah marah sekalipun.

Keduanya mulai merasa mengantuk, kedua mata mereka sudah tidak bisa dibiarkan terbuka. Beberapa menit kemudian suasana kamar kembali hening, keduanya tertidur dengan senyuman di wajah mereka.

Belum satu jam keduanya tertidur, terdengan sara notifikasi yang cukup brutal membuat Krow terbangun dari tidurnya. Ia melirik Jaki yang masih tertidur dalam pelukannya, tangannya menarik Jaki untuk lebih dekat dengan dirinya. Perlahan Krow meraih ponsel di atas nakas, sesaat setelah membaca semua pesan ia hanya tertawa dan meletakannya kembali tanpa berniat untuk membalasnya.

 Perlahan Krow meraih ponsel di atas nakas, sesaat setelah membaca semua pesan ia hanya tertawa dan meletakannya kembali tanpa berniat untuk membalasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

DOOOORRRRR~ siapa kangen krojaki angkat tangan. Sebenernya aku belum nonton stream terbaru ya kawan jadi bikin bagian after Krow diculik ajah. Sebenarnya rada aneh pas nulis wkwkw, takut alurnya cringe tapi semoga kalian suka. Feel free buat request, tapi kalo bisa di twitter aja ya biar gampang nyarinya. Hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee🦖

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Where stories live. Discover now