5 ~

6K 94 3
                                        

Pagi datang.

Semalaman tak ada kabar dari Anta maupun Riksa. Awan terusan menatap ponselnya sampai makanannya dingin.

"Itu ponsel nggak akan jadi duit walaupun lo terus liatin gitu!" Ucap Langit duduk berhadapan dengan Awan pacarnya.
 

Si punya ponsel menatap sayu ke pacarnya. Tergambar jelas keinginan Awan untuk nyamperin Riksa, tapi itu bukan ide yang bagus menurut Langit.

 

"Mereka emang temen kita, tapi kita nggak boleh terlalu ikut campur persoalan mereka!" Titah Langit.
  


"Kalo nanti Riksa kenapa napa, Kak Langit mau tanggung jawab?" Balas Awan kesal.  


"...apa hubungannya gue sama keadaannya Riksa?"


"...kalo kak Langit nggak bawa kak Anta ke karaoke semalam, nggak akan tuh Riksa di paksa pulang sama kak Anta. Lagi pula Riksa udah gede! Kenapa sih ngewee di larang? Bukannya kak Langit juga ngajakin aku ngewee? Yang penting kan pakai kond0m" Ujar Awan ringan.
 
  

  
"...bukan soal udah gede dan pakai kond0mnya Awan! Wanita panggilan itu sudah di kumpuli banyak laki-laki. Kita hanya mencegah hal buruk terjadi" Terang Langit.

     


Memang benar sih perkataan Langit. Tetap saja, Awan kuatir terjadi sesuatu pada Riksa.

 

 

---



Mana bisa Langit tega membiarkan Awan terus murung seperti ini? Mau tidak mau, dia runtuhin egonya dan ngajak Awan ke rumah mereka berdua.
.....



....

Keadaan rumah ini benar-benar sepi. Motor yang terparkir seadanya, pintu gerbang rumah yang hanya menutup sebelah dan helem yang berserakan di lantai.

 
 

"Kak...apa aku bilang? Gimana kalo Riksa di bunuh sama kak Anta?" Wajah kuatir mata berkaca-kaca.

   

"Jangan konyol Awan! Nggak mungkin dan nggak akan pernah Anta bunuh Riksa!" Tepis Langit.
 

 
"Kenapa nggak mungkin? Dan kenapa nggak akan pernah? Kak Langit lupa gimana kasarnya kaka Anta?" Bantah Awan kesal.

 


Buru-buru dia masuk yang memang pintunya tidak di kunci. Memutar badan ke seluruh penjuru rumah yang minimalis itu, Awan tidak menemukan mereka berdua.

 
 

 

Hanya ada satu ruangan yang belum mereka masuki yaitu kamar Anta dan Riksa. Tanpa ketuk, Awan memutar gagang pintu itu namun ternyata di kunci dari dalam.
   

 

Cowok yang punya sifat nggak sabaran ini langsung gedor pintu itu sambil manggil nama Riksa keras-keras.

 


 

"Riksa....Riksa kamu di dalam kan?" Teriak Awan.
 

 
"Wan!! Gimana kalo mereka lagi tidur? Jangan kenceng-kenceng manggilnya!" Menarik pergelangan tangan Awan.
  

Tak mau menghiraukan Langit, Awan masih terus menggedor dan memanggil Riksa.

Dari dalam sana jelas mereka berdua yang baru bangun mendengar suara Awan.

Ingin meminta pertolongan pada Awan dengan sesegera mungkin berlari, tapi apalah daya, tubuhnya rasanya terkunci di atas tempat tidur miliknya sendiri.
 




ANTARIKSA || Boys Love 21+ ✓Where stories live. Discover now