pulang

31 5 0
                                    

Setelah beberapa hari berada di Calces akhirnya kolaborasi pelajar telah selesai. Para pelajar mengucapkan selamat tinggal satu sama lain. Ini bukan terakhir kalinya bereka bertemu. Hanya saja kemungkinan mereka bertemu sangat kecil, mengingat banyaknya saingan saingan untuk memasuki sekolah tersebut.

Lasvos duduk sambil membaca sebuah buku di sebalahnya Jane yang tertidur pulas bersandar ke bahu Lasvos. "saya lihat anda sedang membaca sesuatu" Lasvos melihat ke arah Asellion yang mendatanginya "yah... Begitulah hanya menambah sedikit ilmu" Asellion kemudian memperhatikan judul buku yang Lasvos baca "hm... Biologi manusia ? Apa anda berusaha mempelajari sihir penyembuhan ?"

Lasvos mengangguk sambil menutup buku tersebut dan menaruhnya di pahanya. "ya begitulah... Aku tahu cara menutup luka, tetapi untuk luka internal katakanlah aku kurang pengetahuan" Asellion tersenyum lalu memberikan buku yang ia pinjam sebelumnya "ini... Buku yang sangat bagus sungguh, saya mendapat banyak inspirasi darinya" Lasvos menerima kebali bukunya. "senang dapat menginspirasi.. Sekarang apa yang akan kamu lakukan ?"

"mungkin saya akan kembali mempelajari sihir tua... Setelah melihat demonstrasi anda dan buku yang anda pinjamkan saya menjadi sangat terinspirasi untuk mempelajari sihir tua... Saya akan menunggu anda di kelas nanti" Lasvos mengelengkan kepalanya dia telah memprediksi kesalah pahaman ini. "tidak... Aku bukan pelajar... Aku hanya di ajak oleh Jane dan di terima oleh stalloy... Aku tidak tertarik dengan sekolah..." Asellion mengerutkan alisnya "begitunya... Sangat di sayangkan bakat mu di sia siakan begitu saja padahal pola pikir dan pengetahuan mu sangatlah... Unik, kalau begitu saya pergi dulu... Jaga diri mu Lasvos" Asellion pun pergi.

Lasvos kembali membuka bukunya dan membaca buku tersebut. Di sisi lain Jane yang tertidur memeluk tangan Lasvos sambil bersandar ke tubuh Lasvos. (haaah... Ni anak makin nempel aja... Gak masalah sih, dia gemesin juga dia adikku sama seperti Alice). Ketika sudah dekat Lasvos membangunkan Alice "hey... Kita mau sampai bangun" Alice pun terbangun dan stalloy mendatangi mereka "ayo kita sudah sampai"

Mereka pun turun namun saat mereka bertiga turun di sisi lain Rit, Weis dan Weiche sudah menunggu di sana. Wajah stalloy langsung terlihat panik, "Lasvos di sini rupanya kamu... Yang lain khawatir kamu hilang" wajah lasvos terlihat bingung "tunggu... Stalloy, bukannya kamu bilang kamu akan memberi tahu panti asuhan aku pergi dengan mu"

"yah... Um a-aku... Lupa dan..." kelihatanya dia tidak memiliki alasan yang bagus "stalloy ! Beraninya kau mencuri calon murid ku !" teriak Rit dengan amarah "hah ! Maaf saja yah Rit~, tetapi Lasvos sudah jadi murid ku... Lihatlah lencananya" sambil menunjuk ke arah Lasvos yang mengenakan lencananya. "kau memaksanya untuk mengenakannya Lasvos adalah murid ku !" mereka berargumen dan cukup hebat menarik perhatian para pelajar. Tiba tiba saja sebuah hentakan terdengar. Rit dan stalloy berhenti bertengkar dan melihat ke sumber suara hentakan. Itu datang dari Weiche dan ia terlihat tidak senang Weis yang berdiri di sisinya terlihat gemetaran.

"kalian berdua ke sini... Sekarang !" satu bendakan itu cukup untuk membuat Rit dan Stalloy merinding mereka ragu ragu namun akhirnya mereka memberanikan diri untuk maju. Ketika mereka sudah cukup dekat tiba tiba saja kedua lengan Weiche sudah berada di telinga mereka berdua dan menjewernya "a-aduh Weiche !" teriak Rit kesakitan. "ahh ! Sakit !" juga Stalloy. "Weis.. Bawa Lasvos kembali ke penginapan aku akan membukakan portal aku harus mengurus mereka berdua" Weis sambil gemetaran "s-siap ! L-Lasvos a-ayo cepat sini"

Portal pun di buka Weiche bahkan tidak merampal atau mengerakan tangan. "kalian berdua sudah dewasa ! Seharusnya kalian jadi contoh untuk yang muda !" teriak Weiche sambil membawa mereka ke sebuah kereta kuda untuk memarahi mereka berdua. Di sisi lain Jane melambaikan tanganya dengan ragu ragu. Namun Lasvos membalas lambaian tanganya itu. Dia tersenyum mendapat respon ini.

Portal tersebut langsung terhubung dengan gerbang kuil. "haaah... Semoga Sir Rit dan Nona Stalloy beristirahat dengan tenang" ucap Weis dengan penuh kesedihan. "sampai segitunya..." ucap Lasvos melihat reaksi Weis. "kamu belum tahu yah... Kalau Weiche sudah marah itu... Ihh... ! Mengerikan" melihat reaksi Weis yang mana ia adalah seorang ksatria gagah dan ia sekarang gemetaran memikirkan Weiche yang marah membuat Lasvos tidak mau tahu seperti apa amarah Weiche.

Lasvos lalu melihat Alice yang berdiri di hadapanya. Lasvos tersenyum dan mendekatinya "h-hey Alice kama tidak bertemu" tiba tiba saja Alice menghentakan kakinya layaknya anak kecil "hmp !" lalu pergi dengan wajah kesalnya. "hah ?... Dia ngambek ? Memangnya aku salah apa ?" ucap Lasvos dengan bingung "pikirin aja sendiri" ucap Lisa yang entah datang dari mana. "j-jangan bilang kamu juga..." Lisa juga pergi tanpa menjelaskan apapun. "oh iya tuh adik mu lux.. Nangis terus dari kemarin" mendengar itu lasvos langsung saja berlari menuju bagian pengasuhan bayi dan bertemu dengan Lux dan pengasuhnya "Lux... Kemari sayang" ucapnya sambil mengendong bayi tersebut.

"ah... Di situ rupanya kamu Lasvos dari kemarin dia nangis terus kangen dengan mu" Lasvos mengangguk ke arah pengasuh Lux "maaf yah... Aku sibuk akhir akhir ini..." pengasuh itu mengangguk dan berdiri sambil meregangkan tubuhnya "jaga dia yah... Aku mau istirahat bawa dia berjalan jalan atau sesuatu"

Lasvos mengangguk. Tidak lama Lasvos berjalan jalan sambil menggendong Lux, dan ia terlihat senang dengan kakanya yang mengendongnya untuk berjalan jalan. Tidak lama Lasvos bertemu dengan pengikutnya ia seorang pemilik restoran dan memberi isyarat kepada Lasvos untuk mengikutinya.

Dia pun ikut masuk ke dalam restoranya namun di saat yang sama Lasvos memikirkan apakah ini hal yang bijak membawa Lux bersamanya. Walau begitu Lux masih bayi seharusnya tidak masalah. Sesampainya di dalam ia bertemu dengan pria tua. Nana dan pengasuhnya. "ah.. Akhirnya saya bisa beetemu dengan anda..." lasvos mengangguk "maaf yah aku sibuk beberapa hari belakangan ini" pria tua itu mengangguk.

Nana mendatangi Lasvos dan melihat bayi yang ia gendong. Rasa penasarannya kuat ia ingin melihat wajah bayi tersebut lebih baik namun lasvos menyembunyikannya "Nana... Jangan begitu tidak sopan kepada tuan Lasvos" ucap pengasuhnya sambil menariknya kembali ke belakang pria tua tersebut.

"siapa bayi tersebut ?" Lasvos langsung saja menjawab "namanya Lux... Dia adikku" pria tersebut tersenyum "tolong titipkan dia terlebih dahulu dan kami bisa membicarakan penemuan saya" Lasvos mengangguk dia pun memberikan bayi tersebut kepada seorang wanita. Namun sebelum memberikan Lux ia mencium keningnya terlebih dahulu. Melihat hal ini Nana terlihat cemburu alisnya mengerut telinga serigalanya terlipat kebelakang, ekornya bergerak tidak nyaman dan tanduk iblisnya mengeluarkan peecikan api.

"baiklah soal Nana dia adalah chimera, seperti yang kita tahu chimera adalah persatuan dari makluk makluk hidup dan Nana di sini adalah kasus yang langka... Siapapun yang melakukan ritual ini tahu apa yang mereka lakukan Nana sangat lah... Sempurna sebagai chimera.. Ia memiliki kekuatan fisik layaknya iblis, insting tajam layaknya manusia binatang, sihirnya sangat hebat layaknya para draco... Sebuah spesimen sempurna" selagi pria tua tersebut menjelaskan penemuannya kepada Lasvos Nana tiba tiba berubah tembus pandang dan menghilang. Tidak ada satupun orang di ruangan tersebut menyadari  hal tersebut.

"hm.... lalu apa dia berbahaya ?" tanya Lasvos itu adalah pertanyaan yang selalu ia ingin tanyakan sejak pertama kali bertemu dengan Nana. Pria tua itu mengangguk "tentu... Dia adalah chimera, namun... Kelihatanya ia sadar akan kekuatannya dan dapat mengendalikan kekuatannya, tidak seperti chimera yang lain yang baru terlahir... Di sisi lain dia sangat jinak dan melihat anda sebagai seorang ayah" mendengar hal tersebut membuatnya merenung "ayah yah..." melihat bagaimana Nana bertingkah laku di hadapannya dia hanya meminta perhatian darinya. Dan ini membuat Lasvos merasa buruk kepada Nana.

"Tuan ! Tuan... Nana dan Lux hilang" Lasvos terlihat terkejut "apa ?! Hilang !" wanita itu mengangguk dengan panik "yah jendelanya terbuka aku tidak tahu bagaimana Nana dapat menggapai Lux-" Lasvos meleleh menjadi bayangan dan hilang tanpa banyak bicara.

 Pewaris Darah TerkutukWhere stories live. Discover now