R - 02

59 23 9
                                    

⭐Please Support Follow, Comment, and Vote⭐

.

.

.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Setelah hampir tiga puluh menit menempuh perjalanan, sepasang kekasih itu telah tiba di kediaman Sheina. Rumah yang tidak terlalu luas itu Sheina tempati hanya dengan Ibunya. Selepas Agam menyapa calon mertuanya, kedua sejoli ini memilih untuk bersantai di gazebo yang terdapat di halaman depan rumah.

Lima belas menit berlalu, namun belum ada yang berniat memecah kesunyian. Sheina sibuk menatap bintang-bintang, sebentara Agam lebih memilih menatap wajah kekasihnya dari samping.

"Shei," panggilan Agam berhasil membuat Sheina menoleh seraya melayangkan tanya melalui tatapan mata, "Nggak. Manggil aja," lanjut Agam cengengesan.

"Ck! Apaan, 'sih, Gam!" kesal Sheina.

Agam sontak terkekeh geli lalu meraih kedua tangan sang kekasih, "Nggak nyangka aku sebentar lagi kita mau nikah, ya."

Sheina tersenyum malu, "Aku juga nggak nyangka, loh, Gam. Makasih, ya, udah milih aku buat jadi pendamping hidup kamu."

"Nggak ada alasan buat aku nggak milih kamu, Shei," pria itu menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga kekasihnya, "Oh, iya. Semisal nanti aku nggak bisa jagain kamu, kamu jaga diri baik-baik, ya, Shei."

Sheina mengerutkan keningnya, "Kamu ini ngomong apa, 'sih, Gam. Sebentar lagi, 'kan kita mau nikah, udah pasti kamu bakalan jagain aku lah."

"Ya.. siapa tahu aja, 'kan, Shei."

"Ck! Makin malem omonganmu makin ngelantur."

Agam sontak tertawa lepas hingga memegangi perutnya yang terasa sakit, "Kamu lucu banget, 'sih, Shei. Ya ampun!"

"Ck! Apa, 'sih! Nggak jelas!" ketus Sheina berpura-pura merajuk.

Agam tersenyum, berusaha menguasai tawanya itu. Ia tidak ingin Sheina benar-benar merajuk dan berujung melakukan silent treatment untuknya.

"Omong-omong, kamu udah ada pilihan mau honeymoon di mana?"

Mendapat pertanyaan seperti itu dari sang kekasih membuat seburat merah muncul di kedua pipi sang gadis. Sheina benar-benar tidak membayangkan akan berlibur berdua dengan pria pujaannya itu.

"Hmm.. ke mana, ya? Kamu ada ide nggak?" ucap Sheina balik bertanya.

"Aku ikut apa mau kamu. Biar nanti aku yang siapin semuanya."

"Sebenernya ada, 'sih, Gam, tempat yang mau aku kunjungin. Tapi, apa kamu yakin bakal kabulin itu," Sheina berujar ragu-ragu.

"Apa? Aku pasti akan usahain."

"A-aku mau ke.. ke Je-Jepang, Gam," cicit Sheina.

Agam tersenyum lalu mengangguk mantap, "Oke. Setelah acara resepsi nanti, kita ke sana."

"Beneran?" tanya Sheina dengan tatapan berbinar.

"Iya. Nanti aku urus semuanya, ya."

"Makasih, Gam. Makasih banyak."

Pria itu tak menanggapi celotehan Sheina lagi. Ia hanya betah menatap wajah cantik kekasihnya itu, "Aku sayang banget sama kamu, Shei. Nggak tahu lagi semisal nggak ada kamu."

"Nyatanya, aku ada di sini, 'kan, Gam. Kamu juga masih di sini sama-sama bareng aku."

"Pokoknya, kalau aku nggak ada, jaga diri kamu baik-baik."

RENJANA || MYGWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu